news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Teori Itu Salah, Tak Ada Yang Namanya Lightbringer

Fajar Widi
Mantan wartawan yang jatuh cinta pada bisnis/ marketing. Pernah viral di internet karena mahar nikah 1 Bitcoin.
Konten dari Pengguna
30 April 2019 14:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lady Melisandre
ADVERTISEMENT
[Spoiler Alert] Eiits...sebelum saya lanjutkan artikel ini, buat yang belum menonton Game Of Thrones Season 8 Episode 3, sebaiknya berhenti di sini. Artikel ini jelas akan merusak kenikmatan Anda menyaksikan Episode paling bersejarah selama 8 tahun ini.
Salah satu teori yang paling saya percayai dalam seri Game Of Thrones adalah soal Lightbringer. Bagi yang belum tahu soal Lightbringer, ini sebenarnya ga jelas. Bisa saja pedang, kekuatan baru, makhluk baru, ataupun sosok. Bisa juga merupakan sebuah kiasan dalam ramalan kuno yang diyakini oleh agama api dan kaumnya Thoros Of Myr. Kira-kira bunyinya seperti ini.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, perkataan Thoros of Myr itu sangat logis. Jika dianalisa ada beberapa fakta yang sudah jelas membawa arah imajinasi dan fantasi saya menunggu Episode 3 Season 8 ini.
Saya sudah sangat yakin bahwa Melisandre akan mengobrankan dirinya demi Jon Snow karena beberapa fakta berikut
ADVERTISEMENT
Ternyata takdir berkata lain. Saya sebetulnya kecewa usai menonton Season 8, Episode 3: Long Night. Tak ada Lightbringer. Tak Ada adegan Jon Snow melawan Night King. Tak ada adegan tragis pengorbanan Melisandre terhadap pertempuran besar itu.
Yang ada cuma akhir dari butiran badai es dengan teknologi HARP Night King yang tiba-tiba hilang, dari gelap terbitlah terang. Di situ Melisandre berjalan gontai. Sesimpul senyum di hadapan secercah cahaya pagi menandakan tugasnya telah berakhir.
ADVERTISEMENT
Walau bagaimanapun juga secara pribadi saya berterimakasih kepada Lady Melisandre. Karena kedatangannya di Season 8 Episode 3 ini benar-benar memberikan "secerah cahaya" --literally cahaya.