news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPPT Siapkan 20 Ton Garam Disebar di Langit Riau

Fakhrurrodzi Baidi
Profil Pribadi
Konten dari Pengguna
11 Maret 2020 22:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhrurrodzi Baidi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PARA pejabat BPPT, BPBD dan TNI AU saat melihat secara dekat pesawat Cassa A-2108 akan digunakan untuk penyemaian 20 ton garam buat hujan buatan.
zoom-in-whitePerbesar
PARA pejabat BPPT, BPBD dan TNI AU saat melihat secara dekat pesawat Cassa A-2108 akan digunakan untuk penyemaian 20 ton garam buat hujan buatan.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah menyiapkan 20 ton garam untuk disebar di langit Riau.
ADVERTISEMENT
Garam itu disebar, guna menghasilkan hujan buatan menghadapi musim kering serta atasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
"Sekarang ini 20 ton. Nanti akan terus dikirim kalau sudah mulai berkurang," kata Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah di Pekanbaru, Rabu (11/3/2020).
Satu unit pesawat Cassa A-2108 dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, dikerahkan membantu penyebaran garam di langit Riau.
Pesawat itu mampu mengangkut 800 kilogram garam dalam sekali penerbangan.
Harmensyah menjelaskan, program TMC selama ini sangat efektif membantu Riau lakukan pemadaman Karhutla.
"BPPT melakukan TMC bukan hanya tebar-tebar garam begitu. Namun dengan perhitungan cermat, mulai dari arah angin, awan potensial, pendataan cuaca dan lainnya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Program TMC terus digelar di Riau sejak beberapa tahun terakhir akan kembali menjadi andalan Satgas Karhutla Riau.
"Perintah dari Bapak Presiden agar Riau bebas asap seperti yang berhasil kita wujudkan tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala BBTMC-BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, operasional TMC di Riau bertujuan tidak hanya mamadamkan titik api semata, melainkan juga menjaga kelembaban tanah gambut agar tidak sampai menjadi kering.
Faktor kelembaban gambut menjadi hal penting untuk terus dipantau secara berkelanjutan.
Tujuannya, untuk mengetahui tingkat kekeringan dapat menjadi sinyal kerawanan bencana karhutla di suatu wilayah.
Strategi TMC, tuturnya, dapat lebih difokuskan untuk membasahi atau re-wetting area gambut yang memiliki kekeringan perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Dengan tetap terjaganya kelembaban tanah pada area lahan gambut, jelasnya, maka potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut akan semakin berkurang.
Budi Harsoyo, Kepala Bidang Penerapan TMC BBTMC mengatakan telah dikembangkan Sistem Monitoring Online Kandungan Air Lahan Gambut untuk Early Warning System Karhutla (SMOKIES) dengan menempatkan sejumlah instrumen ukur parameter cuaca dan hidrologi berupa Automatic Weather Station (AWS) dan Sensor Ultrasonik untuk pengukuran Tinggi Muka Air (TMA) lahan gambut.
“Kedua instrumen ini berfungsi untuk mengukur parameter cuaca dan TMA lahan gambut hingga kedalaman 1.5 meter dan datanya secara real time ditransmisikan ke server di BPPT setiap 1 jam. Penempatan instrumen SMOKIES ini perlu diperbanyak lokasi pengukurannya agar memberikan gambaran monitoring tinggi muka air lahan gambut yang representative di beberapa provinsi rawan Karhutla," katanya.
ADVERTISEMENT