Belajar Kebudayaan Indonesia Melalui Khastara Perpustakaan Nasional

Fandi Rahman Hidayat
a so-called librarian at National Library of Indonesia
Konten dari Pengguna
18 Oktober 2021 15:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fandi Rahman Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Rabu (5/8/2020).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Rabu (5/8/2020). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Perpustakaan memiliki peran penting dalam mendukung manusia melestarikan budaya. Koleksi perpustakaan sangat beragam dan berharga bagi masyarakat sekitar. Koleksi perpustakaan menyimpan berbagai kebudayaan masyarakat. Berbagai macam naskah kuno disimpan sampai dengan buku terbaru tersedia. Dalam Undang-undang 43 tahun 2007, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, perpustakaan bersifat tradisional hanya mengelola koleksi secara tercetak. Kini perpustakaan berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi mendukung perpustakaan untuk tetap eksis di zaman modern. Kemajuan teknologi informasi ini, justru menjadi penguat perpustakaan untuk bertransformasi sampai hari ini.
Masifnya kemajuan teknologi informasi menghasilkan banyak inovasi bermunculan. Inovasi itu membantu kinerja perpustakaan untuk melestarikan budaya pada masyarakat. Budaya masyarakat direkam lewat koleksi yang ada pada perpustakaan. Kemudian, koleksi tersebut disimpan dan dijaga secara profesional oleh pustakawan untuk digunakan dan dipelajari oleh generasi mendatang. Jika ingin melihat seberapa kuat peradaban suatu bangsa, lihatlah dari seberapa hebatnya perpustakaan bangsa tersebut. Dengan bantuan teknologi informasi, koleksi perpustakaan dapat disebarluaskan secara mudah. Koleksi yang ada di perpustakaan tidak akan berguna bagi masyarakat jika tidak dikembalikan ke masyarakat untuk dipelajari dan diteladani.
ADVERTISEMENT
Dulu, jika pengguna mengakses perpustakaan, mereka harus datang mengunjungi langsung. Namun, kini kita dimudahkan dengan adanya kemajuan teknologi yang mendukung kemajuan pembangunan perpustakaan digital. Perpustakaan Nasional RI membuat dobrakan besar dengan aplikasi barunya yang bernama "Khasanah Budaya Nusantara" yang disingkat dengan Khastara. Khastara sendiri merupakan platform yang berisikan koleksi kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia yang dikemas secara inovatif dalam suatu bentuk perpustakaan digital yang didukung kemajuan teknologi terkini. Khastara diharap dapat memudahkan masyarakat Indonesia dalam memelajari kebudayaan khasanah nusantara dimanapun dan kapanpun.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau sangat fantastis. Pemerintah Indonesia mencatat jumlah pulau yang ada hingga tahun 2021 ini sejumlah 17.000. Banyaknya pulau yang ada di Indonesia, menjadi tantangan besar Indonesia dalam menyebarluaskan budaya bangsa yang terekam di perpustakaan. Hal ini sangatlah berat jika tidak dibantu dengan teknologi infomasi yang berkembang sangat masif beberapa tahun kebelakang. Dapat kita bayangkan betapa sulitnya masyarakat yang ada di daerah Pulau Jawa untuk belajar budaya yang ada di bagian pulau lain Indonesia karena faktor keterjangkauan dan kondisi geografis Indonesia. Jika tidak dibantu oleh perkembangan teknologi ini menjadi problematika besar.
ADVERTISEMENT
Khastara hadir menjadi jawaban atas tantangan geografis bangsa Indonesia dalam melestarikan budaya melalui platform perpustakaan digital yang inovatif, interaktif dan menarik. Ditambah lagi pada pandemi COVID-19 seperti ini pergerakan kita semakin terbatas. Dengan hadirnya Khastara, keterjangkauan kita untuk dapat belajar dan melestarikan budaya Indonesia yang terekam di perpustakaan bukan menjadi alasan lagi. Siapa pun dapat mengakses koleksi Khastara tanpa perlu mendaftar menjadi anggota perpustakaan. Semua orang yang ingin mengakses koleksi Khastara dapat langsung membuka halaman https://khastara.perpusnas.go.id. Khastara menghadirkan koleksi mulai dari 3.225 naskah kuno, 231 buku langka, 1.553 peta kuno, 5.078 bentuk foto/gambar/lukisan, 186 majalah/surat kabar langka, dan berbagai jenis bentuk koleksi kebudayaan Indonesia lainnya. Khastara juga sangat mudah dan nyaman digunakan.
Interface Khastara. Sumber khastara.perpusnas.go.id
Tampilan naskah kuno yang ada dalam Khastara. Sumber khastara.perpusnas.go.id
Dari kemudahan yang telah Perpustakaan Nasional RI berikan dalam rangka pelestarian budaya, tidak ada lagi kesulitan untuk kita mempelajari kebudayaan bangsa ini. Peran perpustakaan sangat penting sebagai tempat menyimpan ilmu pengetahuan, kekayaan intelektual, dan produk budaya bangsa. Pustakawan memiliki andil mulia yang berperan sebagai “The Guardian of Knowledge” yang akan menjembatani transfer kebudayaan kepada generasi selanjutnya untuk menjaga identitas kebudayaan masyarakat ke anak cucunya. Digitalisasi koleksi kebudayaan Indonesia dilakukan secara apik pada Khastara. Kemajuan teknologi tidak akan menggantikan dan menghilangkan peran perpustakaan. Kemajuan teknologi ini justru memperkuat peran perpustakaan pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menghargai warisan budaya dan merawatnya sebagai harta yang diwariskan leluhur jadi kewajiban kita untuk mewariskan semaksimal mungkin ke generasi mendatang. Itu sebabnya kita harus melindungi warisan budaya kita. Pelestarian digital sudah menjadi semakin penting beberapa tahun terakhir. Kemudian perpustakaan sudah berada di garda depan dalam menentukan standar dan praktik terbaik untuk memastikan bahwa warisan budaya kita saat ini tersedia untuk generasi mendatang. Saat ini tinggal bagaimana kita mau untuk mempelajari budaya bangsa yang telah disajikan melalui Khastara.