Mengenal Mindfulness Sebagai Seni Penerimaan Diri

Fania Asti
Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
12 Desember 2023 13:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fania Asti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-bijaksana-yang-menulis-di-buku-catatan-di-rumah-3769013/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-bijaksana-yang-menulis-di-buku-catatan-di-rumah-3769013/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mindfulness adalah langkah awal berdamai dengan diri terletak pada kesadaran penuh saat kini. Dalam moment ini, kita menerima penuh setiap sensasi, pikiran, emosi dari pengalaman tanpa penilaian.
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasakan hidup berlalu begitu cepat dan sering kali kehilangan momen-momen berharga karena sibuk dengan berbagai tuntutan dan pikiran yang melayang? Bayangkan kamu sedang berada di tengah taman yang dikelilingi oleh bunga warna-warni dan gemercik suara air yang menenangkan. Namun, alih-alih menikmati keindahan pikiranmu justru melayang ke masa lalu yang penuh penyesalan atau masa depan yang penuh dengan kekhawatiran.
Dalam momen kesadaran itu penyesalan atau kekhawatiran bukan dengan melepaskan atau melupakan, tetapi berdamai dan menerima kenyataan bahwa masa lalu akan tetap dari perjalanan hidup kita dan masa depan akan adalah takdir terbaik yang telah direncanakan Tuhan. Karena itulah pentingnya kita mempraktikkan mindfulness dalam kehidupan.
Stahl dan Goldstein (2010) mengajukan panduan menarik untuk mempraktikkan meditasi mindfulness. Yuk, kita simak lebih lanjut!
ADVERTISEMENT
Mindfulness of Breathing (Kesadaran terhadap Pernapasan)
Menitikberatkan perhatian penuh pada kualitas pernapasan, individu menyadari setiap helaan masuk dan keluar. Kesadaran ini memberikan pemahaman tentang bagaimana segala sesuatu selalu berubah dalam perjalanan hidup. Contohnya, ketika kamu sedang diaduk pikiran dengan kecemasan, kamu dapat merasakan aliran udara yang masuk dan keluar dari pernapasan sehingga membantumu menghadirkan dirimu dalam momen sekarang.
Mindfulness of Sensation (Kesadaran terhadap Sensasi)
Individu menitikberatkan kesadaran pada sensasi fisik dengan mempertahankan perhatian pada pengalaman indrawi dengan menyadari setiap sensasi yang muncul dan perlahan surut. Contonya, saat kamu berada ditengah kekhawatiran, kamu dapat merasakan sentuhan angin diwajahmu sehingga dapat membawamu pada kesadaran penuh pada sensasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Mindfulness of Hearing (Kesadaran terhadap Apa yang Didengar)
Memusatkan kesadaran pada pendengaran dengan mendengarkan berbagai suara yang muncul dan hilang. Apapun yang terdengar, cobalah untuk tidak menilai suara tersebut baik atau buruk. Contohnya, ketika kamu lagi overthinking kamu bisa mendengar hujan dan meresapi bunyi tetesan air tanpa menilai apakah itu baik atau buruk.
Mindfulness of Thoughts and Emotions (Kesadaran terhadap Pikiran dan Emosi).
Menitikberatkan peristiwa mental yang terjadi pada individu dengan mengamati pikiran dan emosi yang muncul berkembang dan menghilang. Mindfulness melibatkan kemampuan untuk melihatnya sebagai bentuk mental yang datang dan pergi tanpa perlu menganalisis. Contohnya, saat kamu merasa cemas, kamu bisa mengamati pikiran-pikiran tersebut sebagai bagian dari pengalaman mental tanpa perlu menyelam terlalu dalam.
ADVERTISEMENT
Choiceless Awareness (Kesadaran yang Tidak Dipilih).
Mengarahkan individu yang sepenuhnya sadar terhadap apapun yang muncul pada saat ini yang tidak ada akhirnya dengan memperhatikan apapun yang timbul dari tubuh, pikiran, sensasi, suara, atau kejadian mental. Contonya, saat seseorang terjebak dengan kecemasan pada dirinya, ia bisa sadar akan segala sesuatu di sekitar mereka tanpa harus memilih objek tertentu, seperti melihat pepohonan, mendengar alunan musik, atau merasakan sentuhan tanah dibawah kaki mereka.
Dengan mengetahui berbagai mindfulness memberikan kita kebebasan untuk berpikir, memungkinkan individu untuk memilih cara merespon terhadap situasi tertentu lebih bijaksana. Misalnya, dengan berfokus sepenuhnya dengan kegiatan sehari-hari, seseorang dapat meminimalisir kecenderungan untuk berpikir berlebihan tentang kejadian masa lalu atau kekhawatiran masa depan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Waney, N. C., Kristinawati, W., & Setiawan, A. (2020). MINDFULNESSAND ADOLESCENTS’ SELF-ACCEPTANCE IN THE DIGITAL ERA. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1-9.