Perubahan Paradigma Pemasaran Selama Pandemi COVID-19

Maulidia Yoga Irfanita
Mahasiswi Universitas Tanjungpura Pontianak
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2020 21:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulidia Yoga Irfanita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
apt. Hartono, S.Farm
Penerapan social distancing, isolasi diri, dan kerja jarak jauh telah menjadi kenormalan baru sejak terjadi pandemi covid-19, yang juga menyebabkan terjadinya pergeseran pasar dari sisi penawaran dan permintaan, berujung pada pergeseran dalam paradigma pemasaran. Saat ini, tantangan untuk merek dan pemasar terjadi bahkan pada tahap sekadar untuk menjangkau pelanggan. Dalam kondisi ini, pemasar perlu mengubah cara mengelola penjualan dengan berdasarkan data perubahan pola konsumsi konsumen sehingga dapat mendorong perkembangan positif bisnisnya untuk jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Fokus pengelolaan krisis saat pandemi, yang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir, adalah dengan mengandalkan saluran digital dan virtual. Semua cara kerja, pengambilan keputusan, pengelolaan rantai pasok, dan model bisnis perusahaan perlu mengadaptasi penggunaan teknologi informasi untuk menopang perkembangan perusahaan. Pergeseran ini akan berdampak pada budaya organisasi, strategi penetrasi pasar, model bisnis, basis biaya perusahaan, dan perspektif manajemen resiko di mana mendatang.
Pemasar dalam operasional kesehariannya perlu melakukan hal-hal berikut untuk dapat melalui krisis ini, sekaligus menjaga momentum penjualan:
1. Meyakinkan konsumen bagaimana perusahaan menghadapi pandemi.
Perusahaan merespon krisis dengan memberikan pelayanan yang tetap relevan dengan kebutuhan konsumen namun menerapkan dengan ketat protokol kesehatan sesuai dengan anjuran dan peraturan pemerintah. Perusahaan yang melakukan ini akan menenangkan dan meyakinkan konsumen, sekaligus sebagai komunikasi pemasaran yang positif bagi konsumen. Penyampaian penerapan protokol kesehatan dan proses bisnis yang mengadaptasi respon terhadap krisis kepada konsumen dapat dilakukan menggunakan video dengan visual yang kuat, hangat dan merangkul melalui semua saluran media sosial yang dimiliki perusahaan.
ADVERTISEMENT
2. Menggunakan saluran digital untuk tetap terhubung dengan konsumen.
Kata kunci strategi pemasaran saat krisis adalah tetap hadir bagi konsumen. Perusahaan harus dapat tetap terhubung dengan konsumen dengan pemasaran konten yang merangkul, dan mengubah strategi kata kunci pencarian supaya memudahkan konsumen untuk mencari perusahaan. Web dan sosial media perusahaan dapat dimanfaatkan untuk menampilkan wawasan informasi spesifik yang dibutuhkan konsumen terkait pandemi dan juga yang berhubungan dengan produk.
3. Mengubah strategi pengalaman pelanggan
Covid-19 telah menciptakan gangguan dan ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemasar perlu memastikan untuk melakukan hal yang menyegarkan pengalaman pelanggan, merespon kebutuhan degnan gesit, dan terlibat di berbagai saluran penjualan digital.
4. Fokus pada pengaturan hubungan dengan konsumen.
ADVERTISEMENT
Konsumen saat ini menginginkan hubungan dengan perusahaan dan transaksi yang lebih menarik dan manusiawi. Pemasar perlu mengatur irama komunikasi yang teratur, menangguhkan penjualan ‘keras’, fokus dengan empati kepada konsumen dengan tulus dan bijaksana.
5. Berempati dalam komunikasi pemasaran.
Pemasar yang tidak menggunakan empati dalam komunikasi pemasaran akan dianggap mengambil keuntungan dari situasi dan akan menjadikan label yang merugikan pemasar. Teknologi pemasaran harus dapat mendukung distribusi pesan secara otomatis dan memberikan wawasan yang berharga. Empati menjadi bagian kunci untuk tetap terhubung dengan konsumen. Pemasar perlu memposisikan dirinya sebagai konsumen supaya dapat memahami pengalaman pelanggan, sehingga dapat menumbuhkan ide dan program inovatif untuk menciptakan loyalitas dan basis pelanggan baru.
6. Menerapkan strategi model harga yang agile untuk meningkatkan margin
ADVERTISEMENT
Pemasar harus menerapkan model penetapan harga strategis dengan gesit, yang merupakan cara paling efektif untuk meningkatkan margin dengan cepat. Bekerja dalam waktu nyata dan menawarkan layanan dengan harga paling menguntungkan sangat penting untuk keuntungan jangka pendek yang dapat melindungi pendapatan.
7. Merumuskan ulang nilai perusahaan dan memfokuskan ulang strategi perusahaan
Pemasar harus mempertimbangkan taktik untuk mengubah nilai perusahaan dan strategi perusahaan dengan berfokus pada kreativitias dan keaslian inti dari layanan yang ditawarkan. Dengan melakukan ini, pemasar dapat memikirkan cara paling baru dan paling relevan untuk melibatkan semua stakeholder bersama-sama melewati masa yang tidak pasti ini.
8. Menghindari hard-sell dan menegaskan kembali komitmen jangka panjang perusahaan
Pola perilaku belanja konsumen di masa krisis ini adalah belanja dalam ketakutan dan kecemasan, sehingga pemasar perlu mengambil sikap berempati, menyesuaikan pesan pemasaran dengan kebutuhan terkini konsumen, sambil menegaskan komitmen jangka panjang perusahaan kepada konsumen terutama melalui iklan video melalui saluran digital. Pengelolaan data, kecepatan transaksi, efisien biaya, dan fleksibilitas lebih penting pada masa krisis ini sehingga bisa menjadi nilai tambah perusahaan bagi konsumen.
Ilustrasi. Foto: Shutter Stock
Penulis : apt. Hartono, S.Farm
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak