NA Lakukan Gerakan Revolusi Mental Melalui Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak

Faozan Amar
Mengajar, berbisnis, berorganisasi, dan kadang menulis. Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah | Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKA.
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 14:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faozan Amar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
NA Lakukan Gerakan Revolusi Mental Melalui Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jakarta-Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah (PPNA) mengadakan Talkshow Nasional “Peningkatan Kapasitas Kader Nasyiatul ‘Aisyiyah untuk Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak” selama dua hari (3-4 Agustus 2021) secara hybrid (ruling dan daring) untuk mencegah penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang diikuti oleh kader Nasyiatul ‘Aisyiyah se-Indonesia ini merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Menurut Ketua Umum PPNA, Dyah Puspitarini, kegiatan ini merupakan kepedulian PPNA terhadap tingginya perkawinan anak di Indonesia “Perkawinan anak merupakan salah satu penyebab stunting, maka harus kita cegah terutama di masa pandemi ini.”
Agung Danarto, Sekretaris PP Muhammadiyah, dalam sambutannya mengatakan, perkawinan anak adalah pernikahan yang tidak dipersiapkan “Apa yang dilakukan PPNA merupakan kepedulian yang tinggi untuk melahirkan keluarga sakinah,” ujarnya.
Selain itu, menurut Faozan Amar, Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah dalam materinya menyampaikan, perkawinan anak berkorelasi dengan kemiskinan “Maka PPNA memiliki peran strategis untuk mengentaskan problem sosial ini, karena dikenal paling dekat dengan keluarga.”
ADVERTISEMENT
Yayan Sopyani, Koordinator Sekretariat Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK, mengapresiasi program yang dilakukan oleh PPNA “Pembangunan manusia unggul dan mandiri dimulai dari keluarga yang harmonis, perkawinan anak kontradiktif dengan keluarga harmonis," Ujarnya.
Sementara salah satu narasumber lain, Rita Pranawati, Wakil Ketua KPAI, berpesan PPNA dapat melakukan kampanye pencegahan perkawinan anak secara efektif dengan melakukan edukasi dan kampanye yang tepat sasaran “Anak, orang tua, kepala desa, ustaz, ustazah, sekolah, rumah sakit dan komunitas remaja adalah bagian paling penting dalam pencegahan perkawinan anak,” pesannya. (FS)