Konten dari Pengguna

Hutan Kota: Solusi Sederhana untuk Krisis Iklim dan Kesehatan Mental

Fadhel Aprilliano
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
9 Desember 2024 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhel Aprilliano tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
JOKO SL. Sumber Ilustrasi: istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
JOKO SL. Sumber Ilustrasi: istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Ketika perubahan iklim menjadi ancaman global, solusi sering kali terdengar megah: energi terbarukan, kendaraan listrik, hingga teknologi geoengineering. Namun. di tengah semua itu, ada satu pendekatan yang sederhana, murah, dan penuh manfaat: hutan kota.
ADVERTISEMENT
Menghidupkan Kembali Ruang Hijau
Hutan kota bukan hanya taman biasa. Konsep ini melibatkan penanaman pohon dalam skala besar di area perkotaan untuk menciptakan ekosistem mini yang mendukung keanekaragaman hayati. Kota seperti Singapura dan Seoul telah sukses mengintegrasikan konsep ini, mengubah kawasan beton menjadi paru-paru hijau yang hidup.
Di Jakarta, proyek-proyek serupa mulai bermunculan, tetapi sering kali terhambat oleh kurangnya pemahaman masyarakat. Padahal, menurut sebuah penelitian dari Journal of Urban Forestry, pohon-pohon di perkotaan dapat menurunkan suhu lokal hingga 3° C dan mengurangi risiko banjir dengan menyerap air hujan.
Isbjorn. Sumber ilustrasi: istockphoto.com
Manfaat untuk Kesehatan Mental
Selain dampak lingkungan, hutan kota memiliki manfaat yang tak terduga: mendukung kesehetan mental. Sebuah studi di Jepang menemukan bahwa berjalan-jalan di antara pohon, atau dikenal dengan "forest bathing" (shinrin-yoku), dapat menurunkan kadar hormon stres hingga 16%. Dengan angka stres yang terus meningkat di masyarakat perkotaan, hutan kota dapat menjadi terapi alami yang efektif.
ADVERTISEMENT
Langkah Nyata
Mengapa tidak menjadikan ini bagian dari gaya hidup kita? Bayangkan sebuah kota di mana setiap warganya memiliki akses ke ruang hijau dalam jarak 15 menit. Ini tidak hanya membutuhkan dukungan pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat. Kita bisa memulainya dengan program adopsi pohon, mengubah lahan kosong menjadi taman komunitas, atau mendorong kebijakan insentif pajak bagi pengembang yang menyisihkan lahan untuk hutan kota.
CHUNYIP WONG. Sumber Ilustrasi: istockphoto.com
Masa Depan yang Hijau
Hutan kota bukan hanya solusi untuk lingkungan, tetapi juga langkah menuju kota yang lebih manusiawi. Di tengah hiruk-pikuk urbanisasi, sudah saatnya kita kembali menghidupkan hubungan dengan alam. Ini bukan hanya soal menyelamatkan bumi, tetapi juga menyelamatkan diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Fadhel Aprilliano.
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang.