Lantatur Solusi Wisuda di Tengah Pandemi (titik)

Fareh Hariyanto
Manusia yang sedang menempa kanuragan di Jurusan Ahwalusasyhiah IAI Ibrahimy Genteng Bumi Blambangan Banyuwangi
Konten dari Pengguna
27 Januari 2021 7:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fareh Hariyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lantatur Solusi Wisuda di Tengah Pandemi (titik)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa bulan terakhir kampus di Indonesia sudah mulai melakukan kegiatan wisuda. Iya wisuda, wis, sudah ! bukan berarti wes sekabehan lur, tapi tetap pasti harus ada yang dibayar. Walaupun meski di tengah Pandemi Covid-19 bukan berarti beban untuk pembayaran biaya kampus ada pengurangan lho Mypan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sempat beberapa kejadia viral yang menampilak keluh kesah orang tua lantaran harus membayar tingginya biaya wisuda. Termasuk Video seorang ibu-ibu saat marah kepada pejabat Universitas Komputer (Unikom) Bandung yang viral di media sosial.
Melihat unggahan Instagram @mahasiswaakhir.id dalam video itu terlihat seorang emak-emak marah karena menganggap biaya wisuda di Unikom cukup mahal. Di video awal, ibu-ibu yang memakai daster warna kuning itu terlihat membuka baju wisuda dan masker yang didapat dari kampus.
"Tolong ya untuk Unikom, saya mewakili ibu-ibu di luar sana. Apalagi saya yang singel parent, yang bener-bener ngusahain biaya untuk biaya kuliah anak, tolong dong, kalau cuma ini masak sih kok tiga juta tujuh ratus tujuh puluh. Hanya dapat ini doang? nanti keselek makan uang saya, yang saya hanya tukang anteri galon" ucap wanita itu sambil menunjukkan baju toga ke arah kamera.
ADVERTISEMENT
Lalu blio ini bilang lagi "Imbalannyalah buat orang tua, yang biayain anak, cuma dikasih ini. Demi Allah untuk para atasan di Unikom, demi Allah saya nggak ridho saya nggak iklas jika uang saya tidak dipulangain"
Hingga di akhir video wanita inipun mengancam pihak Unikom untuk mengembalikan uang wisuda karena dinilai terlalu mahal. "Tolong untuk para pejabat di Unikom, pulangin uang kami orangtua mahasiswa, itu hak kami. Kami tidak akan tinggal diem" ucap wanita itu setengah ngegas tanpa kopling.
Padahal jika saya lihat orang tua di Banyuwangi juga tidak kalah tertekan lho Hyung. Lha gimana tidak, selain membayar uang wisuda yang tidak sedikit. Dampak pandemi juga cukup dirasakan orang tua mahasiswa Banyuwangi yang banyak bergerak di sektor pariwisata dan pertanian. Hasilnya yaa banyak yang menjerit aslinya, cuma dalam batin saja tidak kaya di Indosiar. “Kumenangis ...
ADVERTISEMENT
Ditambah cara wisuda yang digunakan di Banyuwangi pakai sistem lantatur. Sistem ini tentu membuat orang tua yang datang harus berfikir keras. Paling tidak karena sistem ini, ada juga keluarga yang bela-belain sewa mobil agar proses lantatur lebih sakral dan dikenang sebagai orang kaya.
Bayangin aja Mypan, sedikitnya ada sekitar 200-an wisudawan Politeknik Negeri Banyuwangi yang menjalani proses wisuda dengan sistem lantatur. Selain demi menyikapi masa pandemi Covid-19, hal itu juga untuk memberikan penghargaan kesan baik bagi lulusan mahasiswa di tahun ini.
Yaa setidaknya mahasiswa angkatan Corona ini bisa masang foto wefie di dashboard Prakerja-lah. Sebab sesudah jadi wisudawan ternyata tidak sedikit lho yang juga sudah manfaatin insentif ini. Alhamdhulillah.
ADVERTISEMENT
Kembali ke sistem wisuda dan beban biayanya lur ... Dengan sistem ini tidak dimungkiri akan tumbuh embrio social climber pada diri wisudawan dengan kesombongannya yang hakiki. Ini lantaran proses lantatur yang cukup familiar dengan salah satu brand makanan cepat saji, membuat rental penyewaan mobil di Banyuwangi laris manis.
Alasan logisnya mungkin, bagi sebagian orang prosesi kelulusan tak jarang jadi momentum yang istimewa bagi wisudawan dan juga orang tua. Sehingga beragam cara dilakukan untuk tidak menghilangkan esensinya itu. Termasuk bela-belain sewa mobil.
Tapi tenang, Banyuwangi keras lur, justru dengan sistem lantatur proses wisuda yang biasanya sakral malah jadi penuh guyonan.
Ada saja tingkah polah kawan mahasiswa yang dilakukan. Seperti bentuk satir kepada para social climber, jadi ada wisudawan yang ke kampus Poliwangi dengan Honda c70 kesayangan bapaknya. Ini jadi jawaban bahwa wisuda gak melulu dengan hura-hura. Walau faktanya akan banyak nasi kotak yang terbuang sia-sia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu lho Mypan, karena wisuda ini di tengah pandemi. Tentu protokol yang dilakukam pihak kampus cukup ketat. Sehingga sebelum prosesi, seluruh wisudawan dan orang tua menjalani gladi bersih dulu itu fardhu ain. Kan gak lucu pas lantatur dimulai, nanti pesertanya malah saling serobot berebut jalan kebenaran. Ingat lho, kebenaran hanya milik Allah semata, Zuzuzu.
Gladi bersih itu ya berupa video tata cara wisuda lantatur yang seluruhnya dipelajari dari rumah. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk hingga prosesi foto kelulusan. Jadi setelah dicek suhunya, kendaraan wisudawan langsung berjalan menuju halaman Poliwangi. Tentunya setiap kendaraan diatur jarak minimal tiga meter lho yaa.
Kemudian yang memindahkan tali toga dari kiri ke kanan adalah blio Yth. Bapak Rektor. Saat wisudawan masih di dalam kendaraan bagi yang bermobil, di atas kendaraan bagi yang bermotor. Masuk ke pos selanjutnya, peserta wisuda naik ke atas panggung. Berlanjut dengan prosesi foto bersama Sang Rektor dan para dekan lalu pulang dech.
ADVERTISEMENT
Meskipun mahal, prosesi wisuda ini saya anggap solusi. Sebab sejauh ini orang tua wali mahasiswa di Banyuwangi belum ada yang protes di media sosial. Waktu saya tanya salah satu orang tua, sepele sih alasanya. “Penting lihat anakku di wisuda sama Bapak Rektor, atiku wes bungah,”.
So, endang lulus’o Heh, cah semester lawas.