Juni dan Ambisi Mengenali Potensi Diri

Muhammad Farhan Al Ghalib
a graduate of the constitutional law study program who works for the Aceh government at the Aceh Government Liaison Agency. responsible for institutional cooperation agreements, public relations, and program planning activities.
Konten dari Pengguna
1 Juni 2020 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Farhan Al Ghalib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pajangan Kelender di rumah
zoom-in-whitePerbesar
Pajangan Kelender di rumah
ADVERTISEMENT
Sampai kapan Kita ingin merasa menjadi korban?, korban dari keadaan yang kita anggap tidak berpihak pada diri kita, korban dari kejadian yang membuat kita merasa tertekan serta menyesal, korban dari persaingan tidak sehat yang terdapat pada lingkungan kerja, korban dari ketidak mampuan menguasai pelajaran dari dunia pendidikan karena salah memilih jurusan. kita selalu merasa menjadi korban, selalu merasa tidak mampu melakukan apa-apa, tidak merancang action plant yang harus kita eksekusi untuk mengapai keberhasilan. Terus merasa santai dengan keadaan, menganggap keadaan sedang tidak berpihak pada kita dan merasa memiliki kesempatan yang akan datang, padahal kita telah melukai potensi diri kita dan mencederai kemampuan ambisi kita, kita merasa lemah dan menyiayiakan waktu kita.
ADVERTISEMENT
Begitulah prolog pembukaan dari buku yang sedang saya baca saat ini, buku dengan ketebalan 598 halaman tersebut menjadi ringan ketika saya tenteng, sampul nya yang keras dan berplastik mulai berembun karena bulir-bulir keringat di tangan bermunculan. Buku The 8th Habit karya Stephen R. Covey tersebut seperti adrenalin yang disuntikkan kedalam tubuh saya, diujung sampul kiri atas terpampang stempel internasional best seller mengambarkan karya agung ini telah laris dibaca di seluruh penjuru dunia. Stephen seperti ingin mengilhami setiap orang yang ingin membaca buku tersebut agar tidak sia-sia memaknai isinya, tamparan keras di awal prolog bacaan yang saya baca membuat setiap orang terguncang termasuk diri saya sendiri yang merasa seperti disuntikkan adrenalin.
ADVERTISEMENT
Karya Stephen R. Covey, The 8th Habit seperti memuat bahwasannya ambisi manusia dan keinginan yang akan diwujudkan pasti akan berhasil jika bersungguh-sungguh menggapai nya, tidak sampai disana buku ini seperti mengambarkan potensi manusia yang terbagi menjadi 4 macam, yang semestinya dimaksimalkan potensi-potensi tersebut untuk meraih kefektivitas dan menggapai keagungan. potensi-potensi ini seperti anugerah bawaan lahir yang diberikan oleh tuhan kepada umat manusia. Pertama, adalah kecerdasan mental (IQ) atau yang lebih dikenal dengan Intelligence Quotient yaitu kemampuan kita untuk menganalisi, berpikir dan menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu, dan memahami sesuatu.
Kedua, adalah kecerdasan fisik (PQ) merupakan sebentuk kecerdasan lain yang dimiliki oleh tubuh kita. kita secara tak langsung menyadari hal ini, tetapi seringkali tidak memperhitungkannya, coba kita renungkan bagaimana upaya tubuh kita lakukan tanpa adanya upaya perintah mereka menjalankan semua sistem tubuh yang ada agar kita dapat terus bernafas, darah yang terus mengalir, dan keseimbangan metabolisme tubuh lainnya yang berjalanan. Ketiga, adalah kecerdasan emosional (EQ) merupakan kecerdasan pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Kecerdasan emosi adalah kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, dan keberanian untuk mengakui kelemahan, menyatakan dan menghormati perbedaan.
ADVERTISEMENT
Keempat, adalah Kecerdasan Spritual (SQ) sebagaimana EQ, SQ juga menjadi arus utama dalam kajian ilmiah maupun diskusi filosofis/psikologis. Kecerdasan spritual merupakan pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya. Kecerdasan spritual mewakili kerinduan kita akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas. Dari semua keempat potensi kecerdasan tersebut ini semua bersesuaian dengan tubuh, pikiran, hati, dan jiwa keempat kecerdasan ini merupakan anugerah bawaan yang sudah kita terima sejak lahir. pengambaran keempat potensi kecerdasan tersebut sejatinya mampu meningkatkan ambisi serta tekad kita untuk berhenti merasa menjadi korban dan membongkar segala kegelisahan yang ada, mengetahui potensi tersebut sama menyadarkan akan penting nya untuk segera melakukan improvisasi terhadap kebiasaan buruk dan melakukan segala sesuatu menjadi lebih baik lagi mulai detik ini.
ADVERTISEMENT
Semoga juni ini menjadi bulan yang memberikan kita waktu untuk memaksimalkan potensi-potensi diri kita, menjadi bulan yang memberikan kesadaran akan betapa indah nya anugerah yang telah kita miliki sejak lahir, Ambisi di bulan juni ini harus terbakar.