Bekerja, Belajar, dan Bermakna

Farhanah Fitria Mustari
Managing Director Yayasan Teman Saling Berbagi II Membuat hidup #MenjadiLebihBermakna bersama Yayasan Teman Saling Berbagi II Berbagi pesan kebaikan tentang hidup yang #SalingBukanSilang.
Konten dari Pengguna
25 Februari 2022 13:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhanah Fitria Mustari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh: Farhanah Fitria Mustari (Managing Director of Yayasan Teman Saling Berbagi)
Sumber: Foto Pribadi Penulis
Saat ini, setiap orang berlomba-lomba untuk menjadi sosok yang ‘berdampak’ untuk sekitar. Namun, ketika ditanya apa yang menjadi alasan untuk memilih peran di organisasi tersebut jarang sekali saya temukan alasan yang ‘kuat’seperti alasan tumbuh atas dasar kenal dengan diri. Padahal, memilih peran di sebuah organisasi perlu keselarasan. Seperti, seseorang yang selektif dalam menentukan pendamping hidup. Beberapa pertanyaan reflektif berikut ini yang dapat menjadi acuan apakah kita sudah mempunyai 'strong why' atas sebuah pilihan:
ADVERTISEMENT
Konteks belajar di sini bukan hanya tentang peran fungsional yang berkaitan dengan job desk. Melainkan, proses pertumbuhan individu yang menuntun dirinya menjadi pribadi yang berdaya. Definisi berdaya kerap kali sukar dipahami, namun saya menyederhanakan ini dengan sebuah sikap kepercayaan diri dan pola pikir maju. Kombinasi keduanya akan membuat individu lebih percaya diri dan siap menghadapi perubahan maupun tantangan. Oleh karena itu, belajar sangat luas untuk diukur dalam satu pencapaian keahlian. Dalam setiap organisasi, seseorang cenderung mendapatkan lebih dari satu pembelajaran, ujian, hingga keterampilan.
ADVERTISEMENT
Banyak individu yang terjebak dengan kebutuhan memperkaya resume, namun lupa bahwa yang paling terpenting adalah perjalanan bermakna dalam sebuah peran. Kerap kali dalam beberapa kondisi tertentu sebuah daftar pengalaman berorganisasi yang banyak menandakan bahwa seseorang memiliki pengalaman beragam. Apabila diakumulasikan, pengalaman tersebut mampu mendukung kompetensi dirinya untuk memulai peran baru. Namun, sejauh mana seseorang menemukan makna dan tujuan dalam pekerjaan? Sehingga, nilai adalah apa yang kita anggap penting dan merupakan kunci untuk menjalankan peran dengan lebih bermakna. Nilai hidup setidaknya mampu menggambarkan siapa diri kita.
Beberapa organisasi tertentu memang menawarkan rasa prestisius ketika terlibat di dalamnya. Termasuk, sebagian peran yang ada di dunia ini memiliki dampak positif untuk meningkatkan harga diri seseorang. Saya pikir rasanya sangat penting untuk ditanyakan kepada diri sendiri yang berhubungan dengan kebutuhan diri. Salah satu artikel di Harvard Business Review pernah menyebutkan tentang pentingnya menjalani peran karena memang dibutuhkan dan akan berdampak pada masa depan.
ADVERTISEMENT
Faktanya, bekerja 'baik' saja tidak pernah cukup. Seseorang perlu keterampilan yang terasah dan etos kerja yang mumpuni. Sehingga, akar untuk menjadi pribadi yang ‘berdampak’ dari sebuah peran adalah kemampuan memimpin diri sendiri. Di organisasi mana pun baik profit ataupun non-profit, menjadi profesional adalah pilihan berkesadaran. Bukan sebuah label yang sekenanya diterapkan tanpa ada iming-iming perbaikan. Tidak berbeda jauh pula dengan memimpin diri sendiri yang merupakan dasar agar seseorang mampu menjaga kualitas peran. Pada umumnya, di awal karier (semester akhir kuliah atau setelah lulus), seseorang masih dalam kondisi pencarian jati diri dengan mempertanyakan peran seperti apa yang memberikan dampak/warisan (legacy). Namun, hal yang seringkali terlupakan yaitu berdampak merupakan proses panjang & berliku. Toh, karier bersifat tidak linier, dan prosesnya membutuhkan waktu selama bertahun-tahun — bahkan puluhan tahun.
ADVERTISEMENT
Alhasil, para leader di setiap organisasi (termasuk saya) sering mempertimbangkan kandidat yang mempunyai keyakinan kuat dengan hidupnya. Mereka yang memilih masuk organisasi bukan sekedar meluangkan waktu hingga menerima gaji bulanan. Melainkan, individu yang memiliki kesadaran untuk bertumbuh bersama. Meskipun, saya paham setiap organisasi tidak ada yang sempurna. Jika selama ini, kita sering mengharapkan short cuts. Kini saatnya berbenah pola pikir untuk menjalani peran dengan maksimal. Saya paham akan lebih banyak lelahnya. Pasalnya, dunia ini selalu penuh dengan tantangan untuk dilalui. Oleh karena itu, menjalani peran di organisasi dengan misi ingin berdampak luas perlu refleksi kembali.
ADVERTISEMENT
Selalu diingat bahwa hal yang lebih penting dari daftar pengalaman di resume adalah kemampuan kita menjalankan peran dengan pondasi kepemimpinan diri serta keluwesan kita dalam menceritakan peran tersebut dengan antusias. Bahkan dengan bertanya kepada diri sendiri dengan reflektif seperti yang telah diuraikan sebelumnya dapat membantu kita memaknai sebuah peran. Sehingga, ke depannya tidak ada peran yang sekadar autopilot.