Berdua Selalu Lebih Baik

Farhanah Fitria Mustari
Managing Director Yayasan Teman Saling Berbagi II Membuat hidup #MenjadiLebihBermakna bersama Yayasan Teman Saling Berbagi II Berbagi pesan kebaikan tentang hidup yang #SalingBukanSilang.
Konten dari Pengguna
18 April 2022 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhanah Fitria Mustari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ditulis oleh: Farhanah Fitria Mustari (Managing Director of Yayasan Teman Saling Berbagi)
Sumber: Foto Pribadi Penulis
Pada saat saya sedang dalam titik terendah dan merasa tidak berdaya untuk bangkit. Terdapat satu pertanyaan yang membuat saya meneteskan air mata yaitu tentang siapa lingkaran pendukung di hidup ini. Saat itu saya mulai menyadari bahwa kunci hidup yang sejahtera bukan sekadar kemampuan untuk menyelesaikan tantangan ataupun pergerakan ke arah masa depan dengan limpahan materi. Lebih daripada itu, ini adalah tentang dengan siapa kita hidup.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalan waktu saya menyadari bahwa sumber kecemasan dan stress terbesar di kehidupan manusia modern adalah tentang perasaan sepi. Hal ini sudah teruji oleh beragam penelitian yang memperlihatkan tingkat kebahagiaan individu antara seseorang yang hidup sendirian dengan bersama orang lain. Meskipun, saya tidak menutup fakta bahwa mengenal dan bersama orang lain seperti mengambil risiko. Seperti, risiko friksi hingga konflik ketidaksesuaian nilai individu. Namun, bukankah kita mengerti kalau setiap risiko tidak selalu berkonotasi negatif?
Tidak ada orang yang tidak punya kekhawatiran, namun hubungan sosial dengan orang yang tepat dan menguatkan selalu menjadi teladan positif. Sehingga, kita ini ditakdirkan untuk saling terhubung dalam berbagai cara untuk melengkapi hidup satu sama lain. Sesederhana perbuatan seseorang selama diinisiasi oleh tendensi kebaikan akan bermakna bagi hidup orang lain. Sehingga perlunya dukungan sosial bukanlah sekadar variabel akademis semata. Konteks ini sangat penting untuk direfleksikan oleh kita setiap saat.
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai dukungan sosial berarti dua arah. Aku dan Kamu. Memberi dan Menerima. Mendukung dan Didukung. Alangkah bermaknanya, ketika kita tidak terlalu berat sebelah ke salah satu sisi. Selain itu, dukungan sosial tidaklah selalu “mahal” hingga mengorbankan diri sendiri. Hal yang terpenting adalah kita mengetahui apa yang dibutuhkan dari orang lain dan seberapa cukup sumber daya untuk dibagikan. Empati selalu menjadi fondasi dasar untuk membentuk sistem dukungan sosial yang ringan namun penting. Karena, ketika kita mampu memahami diri serta orang lain akan mengantar pada relasi yang secukupnya.
Pertama, sebagai pendukung orang lain. Kita akan menikmati peran berkualitas yang mampu berkontribusi besar untuk kebaikan & kesuksesan hidup orang lain.
Kedua, sebagai orang yang membutuhkan dukungan. Kita tidak harus selalu tampak kuat. Jadi, tidak ada salahnya untuk menerima dukungan dari orang lain. Toh, meminta bantuan bukan pertanda kelemahan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, sebagai kedua belah pihak. Kita hanya perlu ikhlas dalam menciptakan serta merajut dukungan sosial. Sebab, dengan cara ini kita lebih mampu fokus dengan upaya saat ini tanpa mempersulit pikiran dengan apa yang belum terjadi.
Terakhir, sebagai manusia yang hidup di dunia serba luas dan tidak pasti ini. Hidup berdua selalu menjadi pilihan yang bijaksana dibandingkan seorang diri. Sebagaimana mencintai, bersahabat selalu memiliki nilai yang terus berkilau dalam jiwa.