Cinta yang Perlu Belajar

Farhanah Fitria Mustari
Managing Director Yayasan Teman Saling Berbagi II Membuat hidup #MenjadiLebihBermakna bersama Yayasan Teman Saling Berbagi II Berbagi pesan kebaikan tentang hidup yang #SalingBukanSilang.
Konten dari Pengguna
2 Juni 2022 18:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhanah Fitria Mustari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh: Farhanah Fitria Mustari (Managing Director Yayasan Teman Saling Berbagi)
Sumber: Milik Pribadi
Sejujurnya, kita memahami cinta memang sebatas perasaan dan intuisi. Namun, cinta bukanlah hal tunggal yang tidak terhubung dengan siapa pun. Cinta adalah tentang urusan mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan. Tidak sesulit yang dibayangkan, akan tetapi butuh latihan rutin. Lantas, bagaimana sebaiknya kita memahami cinta dalam hidup ini?
ADVERTISEMENT
1. Cinta adalah Penyambung Jembatan
Analogi ini sederhana, jika saya & kamu berada di ujung persimpangan jurang. Satu-satunya cara untuk mendekatkan serta memudahkan adalah dengan membangun jembatan. Cinta adalah jembatan tersebut. Seberapa kokoh & kuat ketahanan dari struktur jembatan adalah proses bersama. Meskipun, tidak dapat dipungkiri bahwa di tengah derasnya waktu akan ada kemungkinan salah satu sisi jembatan yang rapuh bahkan ekstremnya adalah robohnya jembatan. Tidak masalah, karena ini masih cara cinta berjalan dengan sendirinya.
2. Manusia dengan Keterhubungan
Di balik fenomena sosial, “saya suka sendirian” selalu tersimpan kerinduan untuk berbagi kasih bersama. Cinta itu luas. Tidak sekadar kisah antara pasangan. Bisa jadi, keterhubungan dengan keluarga hingga sahabat selalu menjadi peluang untuk membersamai dua insan. Sendiri memang lebih ringan dan terkesan tanpa beban. Namun, perlu direfleksikan bersama. Siapakah yang menjadi beban? Orang lain atau hati kita yang berat untuk mengakui sisi rapuh?
ADVERTISEMENT
3. Cinta adalah Jendela Dunia
Saya selalu mengira bahwa dengan hidup sendiri akan menjadikan saya lebih fokus dengan suatu hal. Realitanya, manusia selalu punya blind spot (titik buta) yang hanya dapat dipandu oleh mata orang lain. Kadang, saya tidak tahu kekurangan diri selain orang terdekat mengungkapkan apa yang dia rasakan. Begitu Pula, saya juga sering tidak sadar kelebihan diri selain mereka memberi tahu bahwa saya punya segudang “bintang”. Cinta memberikan makna bahwa dunia sangatlah luas untuk dijelajahi bersama.
4. Hidup terkesan Lama, Padahal Sebentar
Kita mungkin mampu memprediksi bahwa panjang umur seseorang akan melaju hingga usia 80 tahun. Sadari atau tidak, kesibukan dan tekanan keseharian selalu membuat waktu bergulir dengan kecepatan kilat. Kuliah empat tahun menjadi tidak terasa terlewati. Termasuk, hidup kita. Bagaimana kita hidup berlandaskan kesadaran masa kini dan fokus dengan mereka yang saling peduli setidaknya membantu kita menekan laju kecepatan. Dan, bahan bakar nya adalah cinta.
ADVERTISEMENT
Jadi, cintai yang ada di sekitar kita dengan semaksimal daya kita. Hingga, akhirnya kita merasakan bahwa suatu hari nanti cinta akan kembali pada kita melalui uluran tangan Tuhan yang tak terduga. Mari kita menikmati cinta yang santai sekaligus melapangkan.