Dampak Pernikahan Dini Bagi Mental Health Perempuan

Farhan Ismail Achmad
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2022 8:40 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhan Ismail Achmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source image: pexels.com/Trung Nguyen
zoom-in-whitePerbesar
Source image: pexels.com/Trung Nguyen
ADVERTISEMENT
Pernikahan merupakan akad yang ditetapkan syariat untuk memperbolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan yang halal baginya dan menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Pernikahan merupakan suatu perbuatan yang sakral dalam agama yaitu suatu perjanjian yang sangat kokoh dan luhur, ditandai dengan pelaksanaan ijab dan kabul antara wali nikah dengan mempelai pria, bertujuan membentuk suatu rumah tangga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian agar pernikahan tersebut sah dan halal, maka pernikahan tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat dan rukun pernikahan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia pernikahan dini masih sering kali ditemukan. Bahkan saat ini fenomena pernikahan dini, tidak hanya di kalangan masyarakat adat, tetapi juga di kalangan pelajar SMA yang seharusnya fokus untuk belajar dan mengembangkan bakatnya. Menurut UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, perempuan diperbolehkan menikah pada usia 16 tahun, sedangkan UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa hubungan seksual yang dilakukan sebelum usia 20 tahun diperbolehkan. Membatasi adanya pernikahan dini yang melanggar hak anak, sebab anak perempuan paling berpengaruh oleh pernikahan dini. Namun pernikahan dini di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Survei data kependudukan Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pernikahan dini telah meningkat dengan total 50 juta, dengan usia pernikahan rata-rata kurang dari 19 tahun.
Source image: pexels.com/David Garrison
Remaja adalah masa saat seseorang masih dalam perkembangan fisik dan mental. Pernikahan dini khususnya bagi remaja perempuan, dapat mempercepat perkembangan remaja bahkan mendorong batas kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan. Akibatnya, pernikahan dini memiliki banyak efek negatif pada remaja perempuan. Selain itu efek buruk ini, juga dapat terjadi pada anak-anak dari pernikahan sebelumnya. Pernikahan dini membuat perempuan lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan banyak perempuan yang menjadi korban. “Menurut data Komnas Perempuan, ada 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2020”.
ADVERTISEMENT
Pernikahan dini terjadi karena pengaruh dari beberapa faktor, seperti: faktor sosial seperti pergaulan bebas, faktor kesehatan seperti kehamilan di luar nikah dan kurangnya pendidikan seks, faktor keluarga, faktor ekonomi, dan faktor pendidikan anak. Dampak dari pernikahan dini bagi perempuan diantaranya: putus sekolah, tidak dapat bekerja, risiko kesehatan seperti keguguran dan kematian akibat keguguran, serta mengemban tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga di usia muda merupakan konsekuensi ibu. Lantas, apa saja dampak psikologis pernikahan dini bagi perempuan?
Dampak Psikologis Bagi Perempuan
1. Depresi
Depresi merupakan faktor yang biasanya terjadi pada pasangan yang menikah di usia dini. Emosi mereka yang bergejolak, pikiran yang tidak dewasa, tanggung jawab yang berat, dan tingginya biaya kebutuhan rumah tangga akan membebani mereka. Sesuatu yang seharusnya tidak mereka rasakan, justru membuat mereka depresi. Sebab mereka tidak tahu bagaimana menghadapi masalah ini.
ADVERTISEMENT
2. Tekanan dari berbagai pihak
Adanya tekanan yang mewajibkan remaja menjadi kepala keluarga dan menafkahi anak istrinya juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.
3. Emosi yang belum stabil
Remaja yang tidak siap terutama mental dan psikis, dapat membuat seseorang bersikap kasar, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Biasanya ketika mereka tidak bisa mengendalikan emosinya, mereka membawa pasangannya dengan bersumpah dan berani melakukan kekerasan kepada pasangannya.
4. Sulit beradaptasi dengan situasi yang baru
Biasanya mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dan belajar. Misalnya, remaja laki-laki membersihkan rumah, perempuan memasak di dapur, dll, dan jarang menghabiskan waktu untuk mencari uang.
5. Kehilangan identitas
Dampak dari pernikahan dini adalah menyebabkan orang kehilangan identitasnya. Keterkejutan dan kurangnya persiapan akan membuatnya sering memendam masalah, lebih emosional, atau lebih nakal untuk mencoba memberontak terhadap kehidupan mereka sendiri. Padahal banyak masalah yang akan dialami anak pada usia dini, tidak hanya dari sisi psikologis juga dari sisi kesehatan, sosial dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Beti Cahyani, 2015, Dinamika Psikologis Yang Melakukan Pernikahan Di Usia Dini, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Raehatul Jannah, 5 Dampak Pernikahan Dini Berdasakan Psikologis Yang Harus Anda Pahami!, dosenpsikologi.com.
Komnas Perempuan, Perempuan dalam Himpitan Pandemi: Lonjakan Kekerasan Seksual, Kekerasan Siber, Perkawinan Anak, dan Keterbatasan Penanganan di Tengah Covid-19, komnasperempuan.go.id, Jakarta, 5 Maret 2021.