Sinematik dan Diri

Farras Prima Nugraha
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
17 Mei 2020 1:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farras Prima Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh sudut pandangku dalam pengambilan produk batik
zoom-in-whitePerbesar
Contoh sudut pandangku dalam pengambilan produk batik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suatu bakat dalam diri seseorang biasanya muncul tanpa disadari, bakat tersebut sudah terlihat sejak kecil. Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang, salah satu kemampuan tersebut adalah seni. Seni yang sedang terkenal pada era digital adalah video grafi, dan juga menjadi salah satu kemampuan yang ku miliki.
ADVERTISEMENT
Pada awal mula mencoba dunia video grafi aku tidak mengetahui tentang dasar video grafi, bahkan kamera yang menjadi alat utama video grafi aku tidak mengetahu cara pakainya. “Coba dulu kali ya ambil gerakan pakai handphone,” ujar diriku yang ingin mencoba dunia sinematik kala itu.
Mengambil gerakan video masih sangat buruk dan jika disaksikan pasti penonton pusing, ditambah aplikasi untuk mengedit yang seadanya. “Ah.. kalau begitu aku belajar gerakannya aja dulu, aplikasi untuk mengeditnya belakangan,” ujar diriku dengan mencari cara untuk mendapat sudut terbaik.
https://www.youtube.com/watch?v=QJbpJQscn9E . Cuplikan video sam kolder
Aku mencari aplikasi lain untuk mengedit video yang baik untuk digunakan pada handphone, kemudian aku menemukan aplikasi bernama Splice. “Wah puas banget nih ada aplikasi yang bisa edit video dan ditambah lagu sesuka hati,” perkataan ku sembari mengedit video pada layar kecil handphone.
ADVERTISEMENT
Semua hal tentang videografi pada handphone dirasa cukup menurutku waktu itu, aku bosan dan tidak bergelut dengan dunia videografi lagi. Beberapa bulan tidak menggeluti dunia itu aku dibuat penasaran dengan karya seseorang di media sosial, “Ini karya apaa?!?! Kok kayak sekelas bioskop”, aku dengan rasa penasaran.
Mencari informasi lebih dalam yang aku lakukan setelah mengetahui hal tersebut, serta mencari cara memegang kamera yang benar. Aku mencoba dan sering melakukan latihan teknik memegang kamera yang benar, dari teknik memegang, mengatur pernapasan, dan kuda-kuda untuk pergerakan video mulus atau tidak goyang.
Salah satu karya video ku dengan link https://www.instagram.com/p/B8KtOm2ggXTJxjGMtN7JaCkjq1mcqbKRXXK7900/
Semua teknik tersebut sebenarnya aku hanya mencari cara sendiri, dan aku rasa seluruh teknik buatanku cocok dengan diriku. Aku sudah mendapat sedikit ruang nyaman dalam pengambilan video, sekarang giliran aplikasi untuk mengeditnya. Aplikasinya sudah memakai laptop, yaitu Windows Movie Maker yang diperuntukan untuk pemula.
ADVERTISEMENT
Aplikasi memang terdapat di laptop, namun isi dari aplikasi tersebut tidak jauh berbeda dengan aplikasi yang terdapat pada handphone. “Yailah enggak beda jauh ini sama yang di handphone,” ucapku, hanya saja dengan menggunakan laptop jadi lebih mudah memindahkan video bahan.
Pekerjaan mengedit pada saat pertama kali, aku membuat video tentang mobil dan perjalanan. Aku mengambil momen video pada saat perjalanan pulang ke kampung halaman, dengan niat akan di unggah ke Youtube. “Wah video aku banyan penontonnya” ucap ku beberapa bulan setelah video terunggah.
Kumpulan karya ku pada media sosial Instagram dengan user name Freakinzmedia_
Perasaan bangga muncul ketika mengetahui hal tersebut, walaupun videonya masih terlihat jelek dan tidak memiliki nilai estetika. Aku mengunggah beberapa video kembali dengan model yang sama, namun aku merasa bosan dan ingin ada kemajuan dalam kemampuan video ku.
ADVERTISEMENT
Aku mencari referensi baru tentang estetika video yang benar, dan aku melihat inspirasi yang menurut ku orang ini sesuai dengan selera ku. Orang itu bernama Sam Kolder yaitu seorang videografer handal berasal dari Kanada, “Video kok transisinya bagus sekali, ah aku mau coba belajar” ujar aku yang penasaran dengan karyanya.
Hal yang perlu dimiliki untuk bisa menghasilkan video seperti Sam Kolder adalah, memiliki aplikasi video edit Adobe Premiere Pro. Pada saat itu juga aku langsung menemui teman ku bernama Robby, tidak berpikir panjang dia langsung mengunduh aplikasi untuk ku. Aku belajar alat dasar yang harus diketahui, tidak mudah mempelajarinya.
Hari berikutnya aku belajar, mencari, dan praktik untuk mendapatkan hasil yang aku mau, semua hal tersebut sulit dijalani karena aku harus butuh pembiasaan. “Asik! Video pertama ku jadi juga” ucapku dengan tidak ragu untuk unggah video itu ke Instagram. Hasilnya menurutku sangat buruk, lebih buruk dari yang terburuk.
ADVERTISEMENT
Karya video pertama ku, lihat saja tidak jelas sekali objek menjadi bertabrakan!
Biar dibilang buruk namun tekad ku besar untuk membuat kemampuan ku baik, aku melakukan pembuatan video dan menggunggahnya tidak hanya sekali, namun sering menurut ku bahkan aku berfikir jika teman ku di Instagram muak dengan karya ku. “Biarkan saja orang kesal dengan karya ku, enggak peduli!” ucap aku.
Seiring berjalannya waktu aku terbiasa dengan aplikasi dan dunia sinematik ini, aku menikmatinya setiap pembuatannya karena setiap tema yang diambil membuatku selalu penasaran. Aku merasakan dengan rasa penasaran itu, yang membuatku mengetahui cara untuk membuat video seperti Sam Kolder.
Akhirnya aku merasakan sudah dititik puas dengan karyaku, dan jika aku bertanya dengan temanku tentang karyaku, mereka juga beranggapan karyaku bagus. Aku semakin percaya diri dengan kemampuanku sekarang, serta aku bisa menggunakan kemampuanku untuk mencari recehan.
Cuplikan karyaku pada tahun 2019 tentang pernikahan.
Tetap saja karya ku belum bisa disandingkan dengan Sam Kolder, karena aku rasa dia setiap tahun juga belajar meningkatkan kemampuannya. Kemampuanku yang sekarang sama dengan kemampuan Sam Kolder empat tahun lalu, memang seharusnya seperti itu karena dia inspirasi ku.
ADVERTISEMENT
Ilmu videografi berkembang pesat karena, ilmu ini merupakan hasrat yang muncul dari diri sendiri. Bukan pusing memikirkannya namun menikmati setiap proses pembuatannya, serta memunculkan rasa puas tersendiri untuk diri kita ketika melihat hasilnya.
Dalam era digital ini video pun menjadi menu favorit semua pengguna media sosial, maka jika memiliki bakat tersebut jangan diabaikan, karena dari bakat itu sendiri akan memberikan manfaat untuk kita bahkan orang lain.
Karya video ku tahun 2020, menurut ku masih kurang sebenarnya