Tak Mudah Tak Apa, Pasti Bisa jika Berusaha

Fasya Aldiza
Mahasiswa Jurnalistik, Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 20:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fasya Aldiza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : https://id.depositphotos.com/stock-photos/sukses.html
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://id.depositphotos.com/stock-photos/sukses.html
ADVERTISEMENT
Mencapai mimpi memanglah tak selalu mudah. Seperti ceritaku yang berusaha untuk berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Aku jadi terbawa ke tahun 2018 di mana aku dengan lega dan bangga telah lulus dari SMA. Namun rasa kebangganku juga diiringi dengan kekhawatiran apakah aku akan bisa melanjutkan studi perkuliahan atau harus terjun ke dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Setelah ditolak jalur SNMPTN, dengan giat aku belajar. Berdoa dan berusaha mengikuti segala testmasuk kuliah yang ada. Daftar sana-sini lewat berbagai jalur yang tersedia.
Singkat cerita, waktu pengumuman hasil test pun tiba. Aku dengan gelisah dan gemetar memberanikan diri untuk membuka hasilnya. Dan dengan hanya satu klik pada layar handphone, duniaku jatuh seketika saat warna merah menghiasi layar pada saat itu. Ya, aku tidak lulus.
Aku bukan tipe orang yang cengeng. Tapi saat itu, aku menangis. Kekecewaanku tak hanya sampai situ, selanjutnya aku mengikuti test mandiri, tapi lagi-lagi hasilnya tidak sesuai harapanku. Hingga akhirnya, aku memilih untuk bekerja. Mau bagaimana lagi, mungkin memang ini jalan terbaik yang tuhan beri untukku. Toh, masih ada tahun depan untuk mencoba lagi, pikirku.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita aku diterima bekerja disalah satu restoran cepat saji yang outlet-nya sudah mendunia. Hari itu, hari pertama kali aku bekerja yang juga berbarengan dengan hari pertama di mana teman-temanku mulai belajar di kampus barunya.
“Kakak sedih banget. Sediiiiiiiiiiiiiiih banget bu. Temen-temen kakak pada pakai almet kampusnya, kakak hari ini pakai baju hitam putih buat training kerja”, ucapku pada ibu saat hendak berangkat bekerja. Ibuku menguatkanku dan berkata, “udah kak, gausah sedih-sedih. Kakak juga hebat kok sudah bisa belajar cari uang sendiri, semangat ya kak”.
Kaget. Hal pertama yang aku rasakan. “Ya Allah, ternyata bekerja itu berat sekali ya” ucapku dalam hati. Hari itu aku menangis sesenggukan karena badanku sangat Lelah, pegal-pegal semua badanku rasanya. Belum lagi saat training aku melakukan banyak kesalahan dan membuatku dimarahi oleh atasan. Aku membayangkan betapa hebatnya ayah dan ibuku yang setiap hari bekerja untuk menghidupi aku, juga kakak dan adikku.
ADVERTISEMENT
Tak terasa sudah hampir tiga bulan aku bekerja, hal yang tak pernah terlupakan pun datang. Waktu itu, aku sedang menjadi kasirnya saat kebetulan pembeli itu adalah guru SMA-ku. “Lo, kamu kerja di sini nak? Kok gak kuliah? Wah gak nyangka lo, ibu, kalo kamu bekerja, kasihan ibu lihatnya”. Dua kata yang aku rasakan, sedih dan malu.
Memangnya sememalukan itu kah menjadi seorang pelayan? Semenyedihkan itu kah nasibku saat tak melanjutkan pendidikan seperti temanku yang lain?
Aku bercerita tentang ini ke beberapa temanku. Untungnya tanggapan mereka semua menguatkanku untuk kembali menjalani hidup dengan semangat dan tidak memperdulikan omongan orang.
Hari ini, sudah dua tahun semenjak aku bekerja. Alhamdulillah, tahun kemarin aku diterima masuk kampus lewat jalur mandiri. Namun aku tetap harus bekerja sambil kuliah untuk dapat uang tambahan sebagai bekal di perkuliahan. Keluargaku seadanya, jadi aku juga enggan membebani mereka. Maka dari itu aku memilih bekerja sambil kuliah. Memang capek, tapi aku harus bisa menjalani keduanya.
ADVERTISEMENT
Aku menikmati hari-hariku di kerjaan dan di kampus. Walau aku akui, semuanya tidak mudah untuk dijalani. Aku belajar banyak sekali dan perlahan mendewasakan diri. Dari sini aku belajar bahwa cari uang itu susah, makanya kita harus banyak-banyak bersyukur dan menghargai sesuatu. Banyak dari teman-temanku yang ternyata juga kuliah sambil bekerja. Ternyata pengalaman mereka juga sama sepertiku, banyak rintangan yang beragam tentunya.
Aku bangga dengan diriku. Diriku yang tak menyerah hingga saat ini. Diriku yang bisa bangkit setelah jatuh berkali-kali. Diriku yang sudah berpenghasilan dan tak lagi meminta pada orang tua. Diriku yang sebentar lagi juga akan lulus kuliah dan menambah tiga huruf keren dibelakang namaku (hehehe).
Aku hanya ingin berpesan, teruslah kejar mimpimu. Jangan pernah menyerah. Ikuti saja cerita dan jalan yang tuhan beri untuk sampai pada tujuan. Semua akan indah pada waktunya jika kita terus berusaha. Bahkan, perjalanan mencapai tujuan kita juga indah dan menyenangkan jika kita ikhlas menjalaninya.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong, aku juga masih punya banyak tujuan yang belum dicapai dan jalan yang melelahkan untuk dilalui. Aku harap, kalian yang membaca ceritaku ini juga tidak akan menyerah untuk mencapai cita-cita. Semangat untuk semuanya! Aku, kamu, kita semua hebat!
(Fasya Aldiza, Politeknik Negeri Jakarta)