Sentralitas pada Aktor Kurir dalam Jaringan Kejahatan Narkoba

Fathurrohman
Analis Kejahatan Narkotika, Penulis Cerita Perjalanan, ASN di BNN.
Konten dari Pengguna
18 November 2020 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak muda terjerat kasus narkoba. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak muda terjerat kasus narkoba. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kurir narkoba adalah peran yang paling krusial sekaligus paling berisiko berhadapan dengan penegak hukum dalam struktur jaringan narkoba. Paling krusial karena kurir adalah penentu sampai tidaknya narkoba kepada penerima atau tujuan.
ADVERTISEMENT
Sebagai model kejahatan jaringan, kejahatan narkoba terdiri dari aktor-aktor dengan peran-peran yang khas. Dalam satu kali moment transaksi, terdapat minimal dua aktor yang terlibat, penjual dan pembeli. Namun, umumnya pelaku bisnis kejahatan narkoba akan menempatkan kurir dalam aktivitas ilegalnya. Tujuannya adalah menghindari risiko ditangkap petugas.
Apalagi, jika narkoba tersebut dalam jumlah yang cukup besar akan didistribusikan kepada pembeli lain atau pembeli di tingkat bawahnya.
Risiko rentan kurir
Kurir adalah aktor yang paling rentan dalam struktur jaringan kejahatan narkotika. Tengok saja berbagai pengungkapan kasus kejahatan narkotika yang berhasil dilakukan oleh BNN, Polri, atau BC, kurir adalah aktor yang paling banyak ditangkap.
Berdasarkan berbagai peraturan tentang narkoba yang berlaku di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, misalnya UU No.35/2009, bukti utama atas penangkapan kejahatan narkoba adalah adanya barang bukti narkoba itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Bahkan, jenis dan jumlah narkoba mempengaruhi penerapan pasal yang digunakan penyidik dalam menjerat para pelaku. Penerapan pasal berimplikasi kepada jenis hukuman yang akan diterimanya, hukuman mati, penjara seumur hidup, penjara di atas lima tahun, atau penjara di bawah lima tahun.
Dengan barang bukti yang melekat pada kurir, maka target utama dalam penegakan hukum adalah menangkap kurir berikut barang buktinya. Setelah dipastikan kurir dan barang buktinya diamankan petugas, maka aktor-aktor lainnya akan dapat ditangkap sesuai dengan alat bukti yang ada.
Menangkap kurir, hanyalah batu lompatan untuk menangkap aktor yang lebih tinggi atau yang mempunyai peranan lebih yaitu pemilik barangnya, baik pembeli atau penjualnya. Jika penangkapan hanya berhenti pada kurir, maka upaya pemutusan jaringan tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Tingkat sentralitas aktor dalam jaringan narkoba
Karena sifatnya kejahatan narkoba sebagai kejahatan jaringan, maka menganalisis posisi aktor dalam jaringan adalah keharusan. Selain mengetahui peran aktor, analisis juga dilakukan terhadap seberapa sentralnya aktor tersebut dalam jaringan.
Untuk mengetahui tingkat sentralitas dalam jaringan, posisi aktor dihitung berdasarkan keterhubungan aktor tersebut terhadap aktor-aktor lain dalam jaringan. Semakin banyak aktor tersebut terhubung dengan aktor lain, maka tingkat sentralitas (degree centrality) aktor tersebut akan menjadi tinggi.
Semakin sentral posisi aktor dalam jaringan, maka semakin besar peluang penegak hukum untuk menjerat aktor penting lainnya. Sentralitas aktor dapat dianalisis dengan mengetahui keterhubungan aktor tersebut terhadap anggota jaringan lainnya. Bahkan, termasuk hubungan dengan aktor dari kelompok jaringan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dengan model jaringan narkoba saat ini yang bersifat fleksibel, maka sentralitas aktor dalam jaringan tidak bergantung pada peran-peran tertentu. Fleksibilitas dalam jaringan kejahatan narkoba dan jaringan kejahatan lainnya dibuat untuk memiliki daya tahan terhadap penargetan dan intervensi penegakan hukum (Morselli, 2009).
Seorang bandar narkoba, dengan alasan keamanan misalnya, dia akan berhati-hati melakukan kontak dan mempercayakan kewenangannya kepada anggota jaringannya. Sementara seorang kurir yang bekerja untuk beberapa bandar, berhubungan dengan kurir lainnya, dan sekaligus menjadi pengecer, maka dia akan mendapatkan angka sentraliltas yang tinggi dalam jaringan peredaran narkoba.
Memanfaatkan kurir untuk pengungkapan jaringan narkoba
Karena posisi kurir yang berada pada kerentanan atas penegakan hukum, maka kurir adalah pintu masuk untuk dapat mengungkap pengendali, bandar, atau anggota jaringan narkoba lainnya. Pengakuan dan jejak digital kurir adalah bukti-bukti yang harus dimanfaatkan dengan maksimal.
ADVERTISEMENT
Profiling kurir tidak terbatas pada riwayat hidup umum kurir dan berhenti pada pembuktian terhadap kasus hukum yang sedang dihadapinya. Petugas harus mampu mengetahui jejak-jejak kurir selama karier kejahatan narkobanya. Pengalaman-pengalaman kurir akan dapat memberikan inspirasi bagi penegak hukum dalam rangka mencegah dan mencegat peredaran narkoba.
Peran kurir sesungguhnya menghubungkan minimal dua pihak, penjual dan pembeli. Kurir terhubung dengan pengendali (pihak pembeli atau penjual) dan kurir lainnya. Keterhubungan kurir dalam sistem jaringan modern adalah sistem sel. Artinya, keterhubungan mereka bersifat sementara. Karena itu, kecepatan penegak hukum untuk mengungkap jaringan adalah tantangan tersendiri.
Selain melakukan profiling kurir dengan baik, penegak hukum juga harus dapat melakukan pendekatan terhadap kurir sehingga mereka dapat bekerja sama dengan petugas untuk mengungkap jaringan yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Menimbang hukuman kurir
Terdapat banyak alasan mengapa seorang kurir terlibat dalam jaringan peredaran narkoba. Di Tiongkok, Li (2016) menyebutkan jika motivasi utama mereka adalah ekonomi. Beberapa kurir yang penulis temui, mengatakan alasan mereka terlibat adalah upah yang lumayan.
Namun, tidak semua kurir melakukan pekerjaan tersebut dengan alasan terpaksa. Sebagian dari mereka melakukannya dengan pilihan matang dan menjadikan aktivitas kurir sebagai profesi utama misalnya para penyelundup di Selat Malaka. Kedudukan mereka adalah sama strategisnya dengan bandar atau pemilik narkoba tersebut.
Pada kasus tertentu, jika kurir bersedia melakukan kerja sama dengan petugas, maka kurir dipertimbangkan untuk mendapatkan vonis yang adil. Terdapat beberapa kasus di mana vonis kurir lebih tinggi dari pengendali atau pemilik barang. Barang bukti narkoba memang ada pada kurir, tapi kurir hanyalah kelas karyawan dibandingkan dengan bandar yang menjadi bos-nya.
ADVERTISEMENT
Dengan mempertimbangkan posisi kurir dalam jaringan, apalagi jika kurir bersedia melakukan kerja sama dengan petugas dengan cara memberikan informasi yang akurat, maka pertimbangan vonis kepada kurir harus diberikan dengan adil.