5 Alasan Kenapa Kita Tidak PeDe (Percaya Diri)

Konten dari Pengguna
22 November 2017 9:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fazar Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Alasan Kenapa Kita Tidak PeDe (Percaya Diri)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Menjalani hidup akan lebih mudah jika kita mampu melewatinya dengan percaya diri. Sebaliknya jika kita menjalaninya dengan rasa minder, perjuangan menggapai mimpi pun akan sulit terlaksana.
ADVERTISEMENT
Kalau kita perhatikan, mereka-mereka yang sukses adalah mereka yang punya rasa percaya diri yang cukup. Kenapa dikatakan cukup? Karena kalau berlebihan itu lebay. Segala hal yang berlebihan itu gak bagus. Mereka yang percaya diri, hidupnya lebih produktif dan berprestasi.
Pernahkah Anda melihat orang sukses yang tidak percaya diri? Jalannya bungkuk menatap ke bawah, minderan, selalu berusaha menghindari tanggung jawab, banyak alasan, dan hidup berdasarkan opini orang lain? No. Mereka sukses karena percaya diri.
Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Baik dari segi ilmu maupun materi. Namun tidak semua dari mereka punya rasa percaya diri. Ada yang ingin sukses jadi pengusaha, tapi masih memlihara rasa minder. Ada yang ingin sukses jadi penulis, tapi tidak percaya diri mengirimkan naskahnya. Ada yang ingin sukses berkarir di tempat kerjanya, tapi tidak percaya diri dengan kemampuannya. So sad, but true. Kalau kita sendiri saja tidak percaya pada diri kita sendiri, apalagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Percaya diri sendiri adalah sebuah situasi, dimana pikiran dan perasaan kita merasa yakin pada diri kita sendiri. Hal yang membuat yakin tadi ditimbulkan oleh visualisasi dari apa yang dilakukan. Misal, kita mempunyai pengetahuan di dunia marketing. Visualisasi yang akan muncul adalah diri kita yang siap dan bisa menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan seputar dunia marketing tadi. Contoh lain, saat kita mengerjakan skripsi. Kalau skripsi tadi benar dibuat oleh kita (bukan hasil bayar orang), apapun yang akan jadi pertanyaan dosen penguji nanti, visualisasi kita sudah siap karena tahu gambarannya seperti apa. Lain hal jika bukan hasil karya kita. Visualisasi yang kita ciptakan bisa berupa ketakutan, rasa khawatir takut tidak mampu menjelaskan, sampai minder tak berujung.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 5 Alasan Kenapa Kita Tidak Percaya Diri
1.Negative Thinking
Memelihara negative thinking hanya akan menambah pusing. Di poin pertama ini, kita selalu memposisikan diri sebagai korban dari kegagalan yang ditemui. Alhasil mengkambinghitamkan keadaan menjadi kebiasaan buruk yang mulai dipelihara.
Sepertihalnya saat kita mulai membuka usaha rumah makan. Ketika rumah makan tadi sepi pengunjung, orderan merosot, kita sibuk menyalahkan keadaan dan diri sendiri. Kita merasa payah dan tak berbakat dalam berbisnis. Kita beranggapan rumah makan sebelah yang baru buka seminggu lalu menjadi penyebab sepinya pengunjung. Dan seterusnya dan seterusnya.
Darisanalah kita mulai kehilangan kepercayaan diri. Baik terhadap kemampuan diri maupun dalam melihat setiap peluang. Yang paling dirugikan dalam situasi ini, jelas diri sendiri. Kegagalan bukanlah hal yang harus ditakuti, tapi untuk dicicipi. Sebab tidak ada orang sukses tanpa melewati kegagalan. Mereka sukses karena berhasil melewati kegagalan tadi.
ADVERTISEMENT
So, untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Buang negative thinking dan posisikan diri kita sebagai pelajar kegagalan. Bukan korban kegagalan. Say I'm Possible.
2. Belum Menemukan Kekuatan Diri
Jika Anda mampu menyebutkan 10 kekuatan diri Anda dalam waktu satu menit. Selamat, artinya Anda sudah bebas dan tak bingung lagi menjawab pertanyaan "Apa kelebihan Anda?".
Mereka yang tidak percaya diri, adalah mereka yang belum menemukan kekuatan dirinya. Hal ini dikarenakan beberapa dari mereka ada yang lebih terfokus pada kelemahannya. Bahkan malah selalu membandingkan kelebihan orang lain dengan kelemahan yang dimiliki.
Kelemahan memang sangat mudah diingat dibanding kelebihan. Sepertihalnya kerugian dan kegagalan yang hampir tidak bisa terlupakan. Sebab banyak orang tidak akan mudah melupakan kerugian 10 Milyar yang pernah dialaminya. Tapi begitu mudah melupakan omzet 10 Milyar yang didapatkannya. Benar apa betul?
ADVERTISEMENT
Boleh jadi kita belum menemukan kekuatan diri karena sibuk mengomentari kelemahan orang dan sibuk membanding-bandingkan kelemahan diri dengan kekuatan yang dimiliki orang lain. Kita harus percaya, jika masing-masing dari kita itu unik dan punya kelebihan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Kalau masih bingung dengan kekuatan diri. Anda bisa menanyakan kepada orang terdekat, 3 hal apa yang paling mereka ingat dari Anda.
3. Kurang Persiapan
Ketika guru tiba-tiba berucap "hari ini kita ujian ya". Seketika hening seisi ruangan. Ada rasa getar-getar jiwa ingin berontak dan berkata "tidaaaaaaak". Terlebih bagi mereka yang tak punya persiapan. Bagi mereka yang memiliki persiapan, mau kapan pun no problem. Kurang persiapan menjadi penyebab kita tidak percaya diri. Seperti halnya ketika tiba-tiba Anda diminta mengisi sambutan di sebuah acara.
ADVERTISEMENT
Apapun impian kita, pastikan sudah dipersiapkan segala hal yang bisa mendukung terwujudnya impian tadi. Sebab sukses butuh persiapan dan kesiapan.
4. Wrong Man in the Wrong Place
Ketika kita tahu kelemahan kita adalah tidak memiliki rasa percaya diri, gantilah lingkungan kita. Jika saat ini lingkungan kita sering mem-bully, nyinyir, banyak mengkritik tanpa solusi saat kita menemui kegagalan. Segeralah bermigrasi ke lingkungan baru. Lingkungan yang tidak hanya mendukung, tapi juga membuat kita terus bertumbuh.
Kalau kita hidup di lingkungan para penyinyir. Hidup kita pun tak jauh-jauh darinya. Kalau kita hidup di lingkungan para tukang galau, ya kita pun tak ada bedanya.
Bergabunglah dengan komunitas positif dan produktif. Bukan berarti kita pilih-pilih teman. Hanya saja kita berusaha menjadi teman yang terpilih. Bukankah jika kita bergaul dengan penjual minyak wangi, sekalipun tidak membelinya kita akan mendapat bau harum darinya? So pastikan kita di tempat yang tepat.
ADVERTISEMENT
5. Tidak Punya Backing
Anda pasti pernah mendengar berita seorang istri jendral yang marah-marah kepada petugas bandara karena tidak mau mengikuti prosedur. Atau yang lagi hangat-hangatnya, seorang pengendara mobil yang ribut sampai baku hantam dengan anggota TNI, yang katanya pengendara mobil tadi adalah cucu anggota TNI. Atau mungkin Anda pernah ditilang, seketika Anda menelpon kerabat yang juga seorang KAPOLRES agar bisa lolos dari tilang tadi.
Kejadian tadi menyiratkan jika kita akan merasa aman ketika memiliki backing. Meskipun hal tadi salah. Contoh lain ketika kita akan melamar kerja. Di perusahaan yang kita lamar tadi, ternyata HRD-nya sahabat dari ayah kita. Secara tidak langsung kita akan merasa "aman, nyaman, dan tenang". Pun ketika kita akan mengirimkan naskah misalnya. Ternyata editor yang akan menerima naskah kita adalah teman kuliah dulu. Seketika kita akan berucap "Tenang aja. Gue punya backingan".
ADVERTISEMENT
Jika punya backing manusia saja kita sudah merasa cukup aman. Apalagi jika kita punya backing dari yang menciptakan manusia. Memiliki backing seperti halnya memiliki dukungan penuh. Rasa khawatir dan takut seketika lenyap tak tersisa. Ketika kita hilang rasa percaya diri, mungkin saja kita lupa bertawakal kepadaNYA. Sebab boleh jadi kita berencana. Tapi apa daya, kita bukan yang menentukan. Kita hanya pelaku, bukan penentu.
Ketika kita berpikir kita tidak memiliki kelebihan. Tanyakan pada diri, mungkin kita lupa bersyukur. Tidak ada ciptaan-NYA yang sia-sia. Allah menciptakan kita dengan bentuk dan rupa sebaik-baiknya. BersamaNYA, halangan dan rintangan sebesar apapun kita akan merasa percaya diri. Right?