Islam Akan Mengalami Pembaharuan

Konten dari Pengguna
30 Mei 2018 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fazri Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita dalam memahami kata pembaharuan menganggapnya suatu hal yang harus diganti atau dibuang yang lama, lalu diganti dengan yang baru.
ADVERTISEMENT
Namun dalam hal ini kata pembaharuan memiliki makna yang berbeda, kata Pembaharuan islam sendiri dalam bahasa arab berarti tajdid. Tajdid berarti mengembalikan agama sebagaimana awalnya ia ada, membuatnya seperti yang dibawa oleh generasi awal umat.
Menurut Yusuf al-Qaradawi seorang cendikiawan muslim dari mesir mengatakan tajdid adalah upaya mengembalikan islam kepada keadaan asal sehingga ia tampil seakan-akan barang yang baru. Ini dilakukan dengan cara memperkokoh sesuatu yang lemah, memperbaiki sesuatu yang usang dan menempel sesuatu yang retak sehingga kembali kebentuknya yang pertama.
sebab itu pembaharuan islam (tajdid) bukan berarti merubah bentuk awal lalu mengantinya dengan yang baru.
Dalam hadits dikatakan :“Sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini (umat Islam) orang yang akan memperbarui agama mereka pada setiap akhir seratus tahun” (HR. Abu Dawud, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, status hadits shahih).
ADVERTISEMENT
Dalam hadits di atas dipastikan bahwa islam akan mengalami yang namanya pembaharuan. namun makna dari 100 tahun itu sendiri apakah sesuai dengan pola matematika, itu masih diperdebatkan di kalangan ulama. Yang pasti yang dapat kita ambil ialah Allah swt. Akan mengutus orang yang akan mengembalikan islam menjadi sesuati yang murni kembali sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Islam sendiri mencakup seluruh aspek kehidupan baik itu dalam pemerintahan, dalam kekeluargaan, dalam ilmu pengetahuan, dan semua yang mencakup aspek kehidupan lainnya. Banyak orang - orang dalam pemerintahan yang mengatasnamakan agama untuk kepentingannya dan kelompoknya, orang tua yang keliru dan jauh dari "islam" saat mengajar dan membimbing anaknya, serta orang yang pintar lagi hobi untuk menggali ilmu namun jauh dari agama. Disinilah Allah akan mengutus sekumpulan orang yang spesifikasinya sesuai dalam bidang yang digelutinya serta diimbangi dengan ilmu islam dan iman yang kuat, tinggal kitalah yang memutuskan apakah akan menjadi orang yang diutus oleh Allah untuk memperbaharui islam yang ada saat ini atau tidak karena walaupun tidak Allah swt. tetap akan mengutus orang lain untuk hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh pembaharuan islam yang terkenal adalah Sultan Mahmud II. Mahmud lahir di Saray Juli 1785, ia adalah putra Sultan Abd al-Hamid dan selain memperoleh pendidikan tradisional dibidang agama, juga memperoleh pendidikan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Dia tidak mmiliki pengetahuan tentang dunia Barat secara langsung dan tidak mengetahui satu pun bahasa Eropa. Ia diangkat menjadi Sultan di tahun 1807 dan meninggal di tahun 1839.
Dibagian pertama dari masa kesultanannya ia disibukkan oleh peperangan dengan Rusia dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonom besar. Memang kerajaan Turki pada abad kesembilan belas dalam kondisi yang berantakan dan terpecah-pecah. Ini dikarenakaan minimnya kontrol politik pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Di Mesir, wakil pemerintahan Turki saat itu, Muhammad Ali, justru meletakkan dasar bagi kekuatan politik yang mandiri. Para Pasya di Irak bahkan hanya tunduk kepada pemerintah Turki secara nominal.
ADVERTISEMENT
Di Siria telah muncul gubenur-gubenur lokal yang mengatakan kemerdekaannya. Peperangan dengan Rusia itu sendiri selesai di tahun 1812 dan kekuasaan otonom daerah akhirnya dapat ia perkecil kecuali kekuasaan dari Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah otonom lain di Eropa.
Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan kerajaan Usmani bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba waktunya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pikirannya. Dan pembaharuan yang dilakukannya secara sungguh-sungguh, seperti dalam bidang militer, tradisi,pendidikan, hukum, dan ekonomi. Berikut akan dijelaskan secara terinci pembaharuan yang dilakukan oleh Ultan Mahmud II.
1. Pembaharuan dalam Bidang Militer
Seperti sultan-sultan lain, hal pertama yang menarik perhatiannya ialah pembaharuan di bidang militer. Dalam melakukan pembaharuan dibidang militer, Sultan Mahmud II terkenal sangat taktis dan strategis, karena tentaranya yang baru adalah pelatih yang dikirim oleh Muhammad Ali dari Mesir. Adapun peembaruan militernya meliputi: (1) Membentuk tentara kerajaan yang modern; (2) Melumpuhkan tantangan dari pihak Janisarry sekaligus tantangan ulama atas pembaharuannya; dan (3) Membentuk korps tentara kerajaan Usmani yang baru pada tahun 1826. Dalam hal ini ia menjauhi pemakaian peelatih-pelatih Eropa atau Kristen yang pada masa lampau mendapat tantangan dari pihak yang tidak setuju dengan pembaharuan. Sebenarnya dari pihak Janisarry yang menentang pembaharuan Sultan Mahmud II para petingginya itu menyetujui pembentukan korps baru ini, tetapi perwira bawahan mengambil sikap menolak. Beberapa hari sebelum korps baru itu mengadakan parade, Janisarry berontak. Dengan mendapat restu dari Mufti Besar kerajaan Usmani, Sultan Mahmud II memberi perintah untuk mengepung Janisarry yang sedang berontak dan menghujani garnisun dengan tembakan meriam.
ADVERTISEMENT
Pertumpahan darah terjadi dan kira-kira seribu Janisarry mati terbunuh. Tempat-tempat mereka selalu berkumpul dihancurkan dan penyokong-penyokong mereka dari golongan sipil di tangkap. Tarekat Baktasyi, sebagai tarekat yang banyak mempunyai anggotanya dari golongan Janisarry dibubarkan. Kemudian Janisarry sendiri dibubarkan.
2. Pembaharuan dalam Tradisi Turki
Sultan Mahmud II, dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat pada tradisi dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama. Sultan-sultan sebelumnya menganggap diri mereka tinggi dan tidak pantas bergaul dengan rakyat. Oleh karena itumereka selalu mengasingkan diri dan menyerahkan soal mengurus rakyat pada bawahan-bawahan mereka. Timbullah anggapan mereka bukan manusia biasa dan pembesar-pembesar Negara pun tidak berani duduk ketika menghadap Sultan.
Tradisi aristokrasi ini dilanggar oleh Mahmud II. Ia mengambil sikap demokratis dan selalu muncul di muka umum untuk bicara atau menggunting pita pada upacara-upacara resmi. Menteri dan pembesar-pembesar negara lainnya ia biasakan uduk bersama jika datang menghadap. Pakaian kerajaan yang ditentukan untuk Sultan dan pakaian kebesaran yang biasa dipakai menteri dan pembesar-pembesar lain ia tukar dengan pakaian yang lebih sederhana. Tanda-tanda kebesaran hilang, rakyat biasa ia anjurkan pula supaya meniggalkan pakaian tradisional dan menukarnya dengan pakaian barat. Perubahan pakaian ini menghilangkan perbedaan status sosial yang nyata kelihatan pada pakaian tradisional.
ADVERTISEMENT
Kekuasaan-kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh penguasa-penguasa Usmani ia batasi. Kekuasaan Pasya atau gubenur untuk menjatuhkan hukuman mati dengan isyarat tangan dihapuskan. Hukuman mati untuk selanjutnya hanya dapat dikeluarkan oleh hakim. Penyitaan negara terhadap harta orang yang dibuang atau dihukum mati juga dihapuskan. Kekuasaan kepala-kepala feodal (karakteristik hidup suatu masyarakat dengan corak dipengaruhi oleh sifat kebangsawanan) untuk mengangkat pengganti dengan sekehendak hati juga dihilangkan.
3. Pembaharuan dalam Organisasi Pemerintahan
Aspek terpenting yang dilaksanakan Mahmud II dalam bidang pemerintahan adalah merombak sistem kekuasaan di tingkat penguasa puncak. Dalam tradisi krajaan Usmani, sultan memiliki dua bentuk kekuasaan, yakni kekuasaan temporal (duniawi) dan kekuasaan spiritual (rohani). Sebagai penguasa dunia ia disebut Sultan dan sebagai penguasa rohani disebut khalifah.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya untuk urusan pemerintahan, sultan dibantu Sadrazam, sedangkan untuk keagamaan dibantu Syaikh al-Islam. Jabatan Sadrazam yang sering menggantikan sultan apabila sultan berhalangan dihapuskan Mahmud II. Sebagai gantinya dibentuk jabatan perdana menteri yang membawahi menteri untuk urusan dalam negeri, luar negeri, keuangan, dan pendidikan dengan departemennya masing-masing. Para menteri memiliki kekuasaan semi otonomi dan perdana menteri dan sultan.
Tugas perdana menteri sangat berkurang apabila dibandingkan dengan Sadrazam sebelumnya. Selain itu Mahmud II juga memindahkan kekuasaan Yudikatif dari tangan Sadrazam ke Syaikh al-Islam. Dalam sistem baru ini Mahmud II membentuk lembaga hukum sekuler disamping hukum syariat. Kekuasaan Syaikh al-Islam menjadi sedikit karena hanya menangani masalah syariat, sedangkan hukum sekuler diserahkan kepada Dewan Perancang Hukum untuk mengaturnya. Sepanjang sejarah kerajaan Usmani, Mahmud II yang secar5a tegas mengdakan perbedaan antara urusan agama dan urusan dunia. Pada 1838 ia mengeluarkan hukum dan ket5entuan menyangkut kewajiban para hakim dan pegawainegeri. Ditegaskan pula ktentuan yang berlaku bagi seorang hakim maupun pegawai yang korupsi dan melalaikan tugasnya.
ADVERTISEMENT
4. Pembaharuan Dibidang Pendidikan
Sebelum abad modern, pendidikan di kerajaan usmani tidak menjadi tanggung jawab kerajaan melainkan ditangani ulama yang orientasinya hanya pendidikan agamaa tanpa adanya peengetahuan umum. Sistem pendidikan seperti ini menurut Mahmud II tidak akan mampu menjawab problem umat di abad modern. Sementara itu mengubah kurikulum ketika itu merupakan suatu hal yang sangat sulit. Oleh sebab itu, Mahmud II mencari solusi dengan tetap membiarkan sekolah tradisional berjalan dan mendirikan dua sekolah umum, yakni Mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan umum) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye Tibbiye-i (sekolah sastra) yang siswanya adalah lulusan terbaik dari madrasah tradisional.
Selain itu secara berturut-turut Mahmud II mendirikan Sekolah Militer, Sekoleh Teknik, Sekolah Kedokteran, dan Sekolah Pembedahan. Pada 1838 ia menggabungkan Sekolah Kedokteran dengan Sekolah Pembedahan menjadi Dar-ul Ulum-u Hikemiye ve Mekteb-i Tibbiye-i Sabane dengan menjadikan bahasa Perancis sebagai bahasa pengantarnya. Mahmud II tercatat sebagai tokoh penganjur bahasa Perancis karena menurutnya penguasaan bahasa asing tersebut akan mempercepat laju alih ilmu modern ke Turki, khususnya ilmu kedokteran, dan sekaligus menjadi kunci dalam penyerapan khazanah pemikiran modern seperti politik, militer, ekonomi, sosial, sains, dan filsafat.
ADVERTISEMENT
Selain usaha pendirian sekolah, Mahmud II juga melaksanakan kegiatan yang sangat strategis. Ia mengirim siswa untuk belajar ke Eropa yang kelak setelah kembali diharapkan membawa ide baru di kerajaan ini. Pada masa berikutnya usaha ini terbukti, muncullah buku-buku yang berbahasa Turki mengenai peradaban modern Barat.
5. Bidang Publikasi
Untuk menyebarluaskan gagasannya dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat, Mahmud II mengupayakan bidang publikasi yang memadai. Tahun 1831 ia mengintruksikan berdirinya surat kabar resmi pemerintah Takvim-i Vekayi, tiga tahun setelah terbitnya surat kabar pemerintah Mesir al-Waqā’i’ al-Misriyyah (1828). Surat kabar ini tidak hanya memuat berita dan pengumuman resmi pemerintah, melainkan juga memuat artikel mengenai gagasan progresif di Eropa. Oleh sebab itu, Takvim-i Vekayi dinilai mempunyai pengaruh besar dalam memperkenalkan ide modern kepada masyarakat Turki.
ADVERTISEMENT
Salah satu redaktur surat kabar itu adalah Mustafa Sami yang telah pernah berkunjung ke Eropa. Kemajuan Eropa, menurut pendapatnya, didasarkan antara lain atas ilmu pengetahua, kemerdekaan dalam agama, patriotisme dan pendidikan yang merata. Ia begitu tertari dengan peradaban Barat sehingga ia tidak segan-segan mengkritik adat istiadat timur dan dibalik itu memuja-muja Barati
6. Pembaharuan di Bidang Ekonomi
Mahmud II melakukan perbaikan sumber ekonomi melalui sektor pertanian mengingat daerah Turki terkenal daerah agraris yang cukup luas. Untuk itu Mahmud II menghapuskan semua peraturan yang dibuat Amir (pemerintah, raja, gubenur, pemimpin), tuan tanah, dan kaum feodal, kemudian menggantinya dengan peraturan tentang hak pemilikan dan penggunaan tanah yang keamanannya dilindungi. Perubahan ini melahirkan semangat rakyat untuk mengolah lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II merupakan suatu hal yang dijadikan dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya dikerajaan Usmani abad ke-19 dan Turki abad ke-20.
Sultan mahmud II hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak tokoh - tokoh pembaharuan islam lainnya yang telah memberikan suatu kontribusi terhadap islam, beliau banyak melakuan berbagai macam pembaharuan - pembaharuan. Terutama dalam hal hubungan seorang Sultan dengan rakyatnya. Yang konon katanya seorang sultan tidak pernah berhadapan (berurusan) langsung dengan rakyat maka Sultan Mahmud II merubahnya dan ia selalu hadir ditengah-tengah rakyatnya. Semoga kita dapat mendapat suatu pelajaran dari para tokoh - tokoh dahulu yang telah berjasa dalam islam dan kita pula mendapat berkah serta hikmah yang dikandungnya
ADVERTISEMENT