Sisi Lain dari Banjir

Nia Febriana
Dokter gigi yg bekerja sebagai PNS di Deputi Bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional.
Konten dari Pengguna
22 Februari 2021 6:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Febriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: dok pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: dok pribadi
ADVERTISEMENT
Tanggal 20 hingga 21 Februari 2021 lalu, beberapa wilayah di Jabodetabek mengalami banjir. Ketinggian banjir juga bervariasi, antara beberapa cm hingga beberapa meter. Banjir menerjang beberapa ruas jalan tol, pemukiman penduduk hingga perumahan elite pun tak luput dari banjir yang menerjang. Banyak di antaranya wilayah tersebut memang menjadi kawasan banjir tiap tahun, namun ada beberapa yang merupakan kali pertama mengalami banjir.
ADVERTISEMENT
Area Jabodetabek yang terdampak banjir, nampaknya meluas dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Pemerintah sebelumnya telah memberikan peringatan terhadap adanya kemungkinan bencana banjir di Jabodetabek akibat curah hujan ekstrem yang akan terjadi. Namun selain faktor alam, terjadinya banjir tentu juga akibat kerusakan alam yang disebabkan oleh tingkah laku manusia.
Penebangan hutan secara masif, penggantian lahan terbuka mejadi area pemukiman dan jalan, serta pembangunan gedung-gedung bertingkat seperti apartemen, hotel, dan mal, yang tentunya sangat mengurangi jumlah resapan yang ada.
Banjir tentunya membawa kisah sedih dan pilu yang mendalam bagi para korbannya, namun di sisi lain ternyata terdapat hal-hal lain yang dapat diulas untuk diambil pelajaran dan hikmah di balik musibah banjir ini.
ADVERTISEMENT
Sisi hater dan follower
Adanya banjir akan menjadi bahan perdebatan yang tak kunjung usai dari para hater maupun follower. Hater tentunya akan menunjuk pihak yang pantas dikambing hitamkan dan mesti bertanggung jawab terhadap adanya banjir. Biasanya yang menjadi korban para haters adalah pemerintah, pihak pengembang hingga pengusaha yang terkait proyek-proyek pembangunan di sekitar lokasi banjir. Sontak sosial media akan penuh “nyinyiran” para hater terkait siapa yang pantas disalahkan dengan adanya banjir.
Tak berbeda juga dengan para follower yang akan meng-counter balik tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepada panutannya. Para follower tentu tidak dapat terima jika penutannya menjadi objek bullying para hater. Hal ini biasanya akan menjadi perang di media sosial antara hater-follower yang entah kapan akan berakhir. Padahal daripada saling menyalahkan dan menuding, akan lebih baik kita bekerja sama untuk memperbaiki sistem yang ada, sehingga dapat mencegah terjadinya musibah serupa pada masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Sisi ekonomis
Bencana banjir bagi kebanyakan orang adalah ujian yang diberikan Tuhan atas kelalaian manusia. Tidak sedikit yang bahkan kehilangan harta benda, bahkan nyawa akibat bencana banjir. Namun bagi sebagian orang, banjir membawa keberkahan tersendiri bagi mereka.
Adanya banjir menumbuhkan kreativitas bagi sebagian masyarakat untuk dapat mengais sedikit rezeki. Ada yang menyediakan jasa tukang angkut kendaraan maupun orang bagi yang terjebak di tengah banjir, tentunya dengan imbalan beberapa rupiah. Ada pula yang menawarkan jasa bersih-bersih rumah dan perabot pasca banjir. Selain itu jasa servis kendaraan pun juga menjadi kebanjiran order untuk memperbaiki kendaraan yang terkena banjir.
Sisi kemanusiaan
Relawan dari Dompet Dhuafa mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Adanya banjir yang melanda beberapa wilayah, mengundang keprihatinan bagi banyak pihak. Banyak para relawan yang bermunculan untuk membantu meringankan beban derita yang ditanggung para korban banjir. Banyak yang menggalang dana untuk didistribusikan bagi para korban yang terdampak banjir, pengumpulan bantuan makanan, maupun kebutuhan lainnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada juga yang menjadi tim relawan yang membantu evakuasi bagi yang terjebak banjir dengan peralatan seadanya, baik itu menggunakan perahu, sampan bambu atau kayu, hingga menggunakan ember.
Banjir juga ternyata dapat meningkatkan rasa kesetia kawanan sosial dan menggugah kemanusiaan antar tetangga yang sama-sama terdampak. Yang biasanya jarang bertemu pada kondisi biasa, maka saat banjir mereka akan bekerja sama untuk dapat melewati musibah ini dengan aman dan selamat. Tetangga yang rumahnya mempunyai 2 lantai, secara sukarela menawarkan untuk menampung barang-barang bagi tetangga lainnya yang rumahnya 1 lantai. Selain itu, pasca banjir mereka akan bergotong royong untuk membersihkan jalanan dan fasilitas umum lainnya dari sampah-sampah sisa banjir. Yang mungkin hal tersebut merupakan kegiatan langka yang dilakukan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sisi romantis
Banjir yang terjadi juga akan memunculkan sisi romantisnya bagi sebagian orang. Terdapat video viral yang memperlihatkan pasangan pengantin yang tetap melanjutkan pernikahannya meski terhalang oleh banjir pada tanggal 20 Februari lalu. Dibantu oleh beberapa warga, pasangan pengantin menuju tempat pelaminan menggunakan ember sebagai ganti perahu. Tentu hal ini menjadi pengalaman yang tidak pernah terlupakan bagi pasangan pengantin tersebut yang melangsungkan pernikahan di tengah kepungan banjir.
Adanya banjir juga membawa persatuan dalam keluarga. Mungkin ada beberapa keluarga yang jarang berkumpul, maka dengan adanya banjir menyebabkan seluruh anggota berkumpul untuk saling melindungi dan memberikan semangat dalam menghadapi musibah tersebut. Selain itu mereka juga akan saling bekerja sama untuk membersihkan rumah pasca banjir melanda. Hal ini akan meningkatkan kasih sayang antar anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Bahkan bagi anak-anak, banjir merupakan arena permainan yang seru untuk mereka. Mereka dapat bermain air sepuasnya meski dengan mengesampingkan bahaya kesehatan yang mengancam. Anak-anak dengan riang gembira menjadikan banjir sebagai arena berenang yang luas, ada yang bermain perosotan air dan bahkan ada yang menjadikannya sebagai ajang arung jeram dengan mengunakan ember dan ban-ban bekas.
Perlu kerja sama banyak pihak
Dalam menghadapi bencana banjir, perlu kerja sama dari berbagai pihak, termasuk adanya partisipasi aktif dari masyarakat dan dukungan pemerintah. Dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, kajian ulang terhadap pembukaan lahan baru, penanaman kembali pohon, pengaturan tata kota terkait pembangunan dan sistem drainase serta kegiatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya banjir di masa akan datang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebagai makhluk yang beriman, semoga masyarakat yang terkena musibah ini diberikan taufik untuk dapat menghadapi ujian ini dengan penuh kesabaran serta dapat mengambil hikmah dibalik musibah ini.