Cerpen: Sepintas di Yogya (3)

Ferryal Abadi
Lecturer/Socioprenuer/Writer
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2020 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferryal Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tugu Yogyakarta. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tugu Yogyakarta. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika engkau datang, Mengapa di saat ku, Tak mungkin menggapaimu, Meskipun tlah kau semaikan cinta, Dibalik senyuman indah, Kau jadikan seakan nyata, Seolah kau belahan jiwa Meskipun tak mungkin lagi, Tuk menjadi pasanganku, Namun ku yakini cinta, Kau kekasih hati ( Soulmate, Kahitna )
ADVERTISEMENT
“Maaf yaa, kalo aku jatuh cinta dan suka sama kamu, padahal kamu sudah punya cowok, sebenarnya aku juga nggak tahu ini namanya jatuh cinta atau bukan, semua berjalan apa adanya. Deket sama kamu juga apa adanya, aku nggak pernah punya niat untuk jatuh cinta sama kamu tapi perjalanan selama ini yang buat kita deket. Padahal ketemu juga jarang walau sekali ketemu diskusinya panjang bisa berjam-jam, jalan pergi sama kamu juga jarang walau sekali jalan bisa 2-3 hari bersama. Aneh yaa kok aku jadi bisa suka dan sayang sama kamu. Kalo kata pribahasa Jawa "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" artinya "Cinta tumbuh karena terbiasa". Dibilang kakak adek tapi mesranya kayak orang pacaran. Dibilang pacaran sama-sama nggak pernah nyatain cinta. Mungkin sama-sama nyatain cinta tapi dalam hati. Bagaimana mau nyatain cinta kamu udah punya cowok. Ya pasti aku ditolaklah. Tapi aku juga tahu, kalo kamu sayang dan cinta sama aku. Kok tahu….yaa tahu aja. Kalo ketemu aku pasti kamu salah tingkah, bingung, lemah lembut, deg degan, nggak mau natap mata aku dan ebih kalem. Udah kayak putri kraton…..hahahaha”. Langsung aku dilempar tissue yang lagi dia robek-robek di tangannya.
ADVERTISEMENT
Tuhkan nggak jelas seperti nggak jelasnya hubungan kita…tissue aja di robek-robek…hahahahagodain dia lagi”
Wajah manisnya tambah manis kalo sedang salah tingkah.
“Besok ketemuan nggak mas ?” Dia mencoba mengalihkan pembicaraan
“Besok aku sibuk,” jawab aku.
“Lusa saja yaa,”
“Terus mau ngapain mau ketemu ya,” tanya dia
Nggak tahu mau ngapain, tadi kamu tanya”
“Sebentar lagi aku akan lulus dan aku akan meninggalkan kamu. Aku ingin hari-hari terakhir aku di Yogya bersama kamu. Bagaimana pun kamu telah menjadi bagian dalam hidup aku. Kamu telah menjadi cerita dalam perjalanan hidup aku. Termasuk didatangin sama cowok kamu dikantin kampusku sambil marah-marah karena cemburu hahahaha..” Canda aku !
“Tapi betulan lho kalo kamu sudah menjadi belahan jiwa aku. Tapi aku bahagia mikirin kamu !!” Kalo ini serius bukan gombal.
ADVERTISEMENT
Dia hanya terdiam dan bisu. Terlihat wajahnya yang sedih.
Beberapa hari sebelum ke Jakarta aku tuliskan puisi ini untuk dia.
Langkah ku terhenti di sini
Bukan berarti aku letih
Aku akan melompat yang lebih tinggi
Menggapai impian dan cita-cita
Langkah ku terhenti di sini
Bukan maksud meninggalkan kamu
Aku ingin menyeberangi Samudera yang lebih luas
Menggapai risalah cinta
Biarkan cinta ini selalu bersemi di hati aku
Walau aku jauh di seberang samudera
Jika kamu merindukan aku
Bawalah aku dalam mimpimu
Suatu saat mungkin ada baterah yang tiba
Membawa kamu bertemu dengan aku kembali
Dan kita kayuh bersama-sama menuju 1 cinta
Atau mungkin kita hanya beriringan didalam samudera
ADVERTISEMENT
Hari esok atau entah sampai kapan aku akan merindukan kamu
Aku berharap rindu ini tidak akan terhapus dengan waktu
Aku berharap cinta ini tidak akan hilang dengan waktu
Aku akan berdoa agar engkau selalu bahagia dengan jalan mu
Yogya, Your Soul mate
Kalo jodoh pasti bertemu. Entah dari mana jalannya pasti Tuhan bisa mempersatukan kita berdua. Kalo bukan jodoh pasti Tuhan memisahkan kita dengan sendirinya. Kalo jodoh tidak ada yang tidak mungkin karena Tuhan punya kehendaknya, Mau orang miskin ketemu orang kaya, mau orang pinter ketemu orang bodoh, mau tua atau muda, beda suku atau beda negara, perbedaan apapun kalo Tuhan berkehendak pasti memberikan jalan yang baik.
ADVERTISEMENT
Malam ini di alun-alun selatan seperti biasa ramai. Banyak orang yang berkunjung setiap malam. Ada yang main becak mobil-mobilan, melewati tengah pohon beringin atau sekadar duduk sambil makan jagung bakar dan minum wedang ronde. Semua terasa gembira. Alun-alun selatan salah satu tempat favorit jika sedang berkunjung ke Yogya. Tidak pernah sepi setiap harinya khususnya malam hari. Penduduk lokal atau wisatawan pasti suka bermain disini. Ada juga yang menonton wayang. Sore tadi Yogya baru turun hujan gerimis sehingga malam ini terasa sejuk.
Aku dan dia duduk berhadapan. Aku lihat dia menahan sedih karena aku akan kembali ke Jakarta dan berpisah.
Nggak usah sedih kan masih bisa ketemu, aku sering ke Yogya dan kamu juga bisa datang ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Suaranya lemah dan pelan sambil meneteskan air mata. “ iya mas tapi tetap saja sedih. Nggak bisa lihat kamu mas, nggak bisa bercanda, makan bareng dan diskusi ngalor ngidul selalu nggak jelas. Cerita sama kamu beda dengan yang lain. Pasti aku akan sangat kehilangan kamu”.
Aku menarik napas, mengusap air matanya dan kemudian berkata “Ada pertemuan ada perpisahan. Setiap perpisahan yang berkesan pasti akan menimbulkan rasa kesedihan. Padahal setiap manusia harusnya sudah terbiasa dengan perpisahan jadi harusnya nggak perlu nangis-nangis ketika berpisah. Tapi ternyata disetiap perpisahan mempunyai cerita dan kisah yang berbeda-beda itulah yang menyebabkan setiap perpisahan selalu menjadi sedih. Hari ini kita sedih berpisah, esok kita akan hilang kesedihan kita. Yang tidak bisa berpisah adalah seribu kenangan-kenangan yang telah kita lalui bersama selama ini. Walau akan ada banyak peristiwa di masa yang akan datang namun kenangan indah ini yang menjadi sebuah cerita di masa yang akan datang”.
ADVERTISEMENT
Aku memeluk erat dan menggenggam erat tangannya dan kita meninggalkan alun-alun selatan untuk terakhir kalinya karena beberapa hari kemudian aku meninggalkan Yogyakarta.
Bawalah pergi cintaku, Pada ke mana pun kau mau, Jadikan temanmu, Temanmu paling kau cinta, Di sini ku pun begitu, Trus cintaimu di hidupku, Di dalam hatiku, Sampai waktu yang pertemukan, Kita nanti. ( Bawalah Cintaku : Afgan )
Ferryal Abadi – 1 Agustus 2020