Lebaran di Tengah Pandemi

Ferryal Abadi
Lecturer/Socioprenuer/Writer
Konten dari Pengguna
23 Mei 2020 9:29 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferryal Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lebaran bersama keluarga di rumah aja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lebaran bersama keluarga di rumah aja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin tidak ada yang menyangka jika lebaran tahun ini adalah lebaran yang sunyi dari hingar bingar takbir. Tidak seperti biasanya lebaran dirayakan dengan suka dan cita. Selalu dinantikan oleh setiap orang. Berduyun-duyun masyarakat melakukan mudik.
ADVERTISEMENT
Macet berjam-jam bukanlah menjadi suatu masalah. Berdesakan di bandara, stasiun dan terminal menjadi suatu hal yang menyenangkan. Antrian panjang kendaraan yang ingin masuk ke pelabuhan dari mulai malam hingga subuh. Stasiun televisi dan media online meliput jam demi jam mengupdate perkembangan situasi arus mudik dan arus balik. Sepanjang jalan yang dilewati pemudik penuh dengan penjual makanan dan minuman instant.
Naik motor tanpa lelah dijalani demi ingin bersilaturahmi sanak dan saudara di kampung halaman. Masjid dan SPBU menjadi tempat istirahat yang nyaman bisa tertidur pulas menghilangkan kelelahan. Bagi yang non muslim libur lebaran saatnya pergi ke tempat wisata seperti Anyer, Bali, Bandung, Yogya, dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Walau lebaran tahun ini tidak meriah seperti lebaran-lebaran sebelumnya tapi lebaran ini bisa menjadi yang paling indah dalam sejarah. Belum tentu dalam waktu yang lama kita merayakan lebaran seperti ini. Lebaran penuh keprihatinan. Melaksanakan salat Idul Fitri di rumah masing-masing. Lebaran kali ini penuh dengan rasa peduli dan empati.
ADVERTISEMENT
Bukannya tujuan dari kita melaksanakan ibadah puasa adalah menjadi manusia yang punya rasa peduli dengan kesulitan. Lapar dan haus identik dengan kesusahan. Dan lebaran kali ini kita semua merasakan kesulitan. Ada yang terkena PHK, ada yang dirumahkan, ada yang tidak mendapatkan THR dan kondisi ekonomi yang sulit. Tapi semua itu tetaplah menjadikan lebaran tahun ini adalah lebaran yang terindah.
Keindahan pertama adalah berkumpulnya keluarga inti yaitu suami/istri dan anak. Dalam kesulitan akan menjadikan kebahagian ketika kita menjadi manusia yang ikhlas dan bersyukur. Mungkin dalam benak kita, kita tidak akan pernah merayakan lebaran seperti ini. Kita punya rencana tapi Tuhan lah yang menentukan. Bukankah setiap kesulitan akan datang kemudahan seperti adanya siang dan malam. Lebaran yang kita jalani saat ini hanya berkumpul dengan keluarga inti. Tidak bersama orang tua, kakek dan nenek serta saudara-saudara lainnya.
ADVERTISEMENT
Keindahan kedua, kita menjadi manusia yang belajar hidup sederhana. Tidak membeli baju baru seperti yang sudah menjadi tradisi. Tidak berbelanja berlebihan karena uang yang ada harus disimpan dan berhemat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hidup sederhana tidak menjadi hina malah sebaliknya menjadi mulia. Para Nabi dan pemimpin kita dahulu selalu mencontohkan hidup sederhana. Para Nabi selalu hidup sederhana walau bisa saja Tuhan memberikan kekayaan yang berlimpah. Mereka tidak mau hidup dengan kekayaan karena khawatir menjadi lalai akan kepada Tuhannya.
Keindahan ketiga, kita menjadi manusia yang selalu berbagi dengan sesama. Mungkin dulu kita tidak peduli dengan tetangga kita, sahabat kita, saudara kita namun dengan keadaan ini maka kita menjadi peduli membantu mereka yang sedang dalam kesulitan. Karena yang mendapatkan kesulitan tersebut adalah orang-orang terdekat kita yang kita kenal dan bahkan saat ini banyak platform startup yang mengumpulkan donasi.
ADVERTISEMENT
Keindahan keempat, menjadi manusia yang rajin berdoa. Sebelum situasi seperti ini terkadang kita lupa berdoa kepada Tuhan. Tapi saat ini hampir semua manusia berdoa kepada Tuhan karena semua mengalami kesulitan. Begitulah manusia ketika dalam keadaan lapang dan bahagia melupakan Tuhan-nya tapi ketika keadaan kesulitan baru teringat akan Tuhan-nya.
Keindahan-keindahan tersebut tentu kita tidak dapat dalam kondisi normal. Dan di lebaran tahun ini kita mendapatkan keindahan itu semua.