Reborn Ekonomi Indonesia

Ferryal Abadi
Lecturer/Socioprenuer/Writer
Konten dari Pengguna
10 September 2020 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferryal Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ekonomi digital. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ekonomi digital. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Ekonomi dunia sedang mengalami kontraksi imbas dari Covid-19. Namun ada beberapa negara yang sudah bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dan mulai bangkit dari resesi ekonomi yang melanda negara tersebut. Menurut para ahli resesi dan krisis ekonomi ini akan tetap melanda selama obat dan vaksin virus Covid-19 belum ditemukan. Saat ini perusahaan biofarma dari berbagai negara berusaha untuk menemukan obat dan vaksin yang paten agar mampu mengatasi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan ekonomi Indonesia jika obat atau vaksin virus Covid-19 sudah ditemukan? Berdasarkan informasi media massa bahwa Indonesia membeli vaksin dari China dan Uni Emirat Arab.
Presiden Joko Widodo menargetkan kondisi di Indonesia kembali normal di awal tahun 2021. Tentu ini adalah kabar gembira jika ini bisa terlaksana sesuai dengan jadwal. Waktu yang tinggal 4 bulan ini menjelang tahun 2021 tentu menjadi medan yang berat dimana semua pelaku usaha sudah kehabisan daya upaya dalam menekan biaya dan penjualan yang menurun.
Banyak sektor usaha yang saat ini benar-benar kritis dalam menjalankan usahanya. Beban berat juga dialami oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Peningkatan jumlah terinfeksi Covid-19 semakin hari meningkat di Indonesia. Setiap hari banyak korban yang meninggal dunia. Dahulu korban-korban tersebut kita tidak mengenalnya namun saat ini korban-korban tersebut adalah orang disekitar kita seperti keluarga, saudara, teman kantor dan tetangga termasuk yang terindikasi positif.
ADVERTISEMENT
Reborn dalam bahasa Indonesia artinya terlahir kembali. Saatnya ekonomi Indonesia bangkit dan maju untuk menjadi negara yang adil dan makmur sesuai cita-cita pendiri bangsa dan negara Indonesia. Ekonomi kerakyatan yang selalu di jadikan jargon setiap kampanye politik harus di realisasikan.
Hampir di seluruh dunia negara-negara mengalami resesi. Perusahaan-perusahaan besar dunia mengalami kebangrutan dan kerugian. Karena itu saat nya kita mulai mempersiapkan diri agar kita bisa berlari kencang pasca pandemi ini sudah bisa teratasi.
Pertama, Masyarakat Indonesia harus tetap disiplin menjaga kesehatan dan menggunakan protokol Covid-19 dalam menjalankan aktivitas. Menggunakan masker, sering cuci tangan dan menjaga jarak merupakan cara yang mudah untuk menekan penyebaran virus Covid-19.
Hal ini penting karena jika jumlah pasien yang terinfeksi semakin hari semakin meningkat maka bisa berakibat dana yang dikeluarkan pemerintah untuk penanganan akan semakin membengkak.
ADVERTISEMENT
Kemudian jika vaksin dan obat sudah ada tetapi jumlah pasien sangat besar, negara lain sudah fokus pada pemulihan ekonomi, negara kita masih fokus penyembuhan pasien-pasien Covid-19 dan akhirnya kita menjadi tertinggal dalam pemulihan ekonomi.
Kedua, Banyak industri atau pelaku usaha yang mengalami penurunan omset dan penutupan usaha. Tidak hanya usaha pelaku lokal tapi juga pelaku usaha global. Khususnya perusahaan ritel dan maskapai penerbangan mengalami dampak yang sangat berat disamping banyak industri lainnya yang mengalami.
Ketika perusahaan lokal dan global berdampak maka ini adalah kesempatan perusahaan lokal mengalahkan perusahaan global. Perusahaan-perusahaan global mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Singapore Airlines (SIA) mengalami kerugian U$D 1,12 Miliar atau Rp. 1,92 triliun pada kuartal pertama tahun 2020. Starbuck mengalami kerugian sebesar U$D 3 Miliar pada kuartal ketiga akibat pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT
Begitupun perusahaan di Indonesia Garuda Indonesia (GIA) pada kuartal pertama mengalami kerugian US$ 120,1 juta. Dengan sama-sama rugi maka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia mensejajarkan dengan perusahaan yang sudah lebih unggul. Mengambil awal yang sama ketika pandemi ini selesai.
Ketiga, Kesempatan mengunakan produk lokal. Pandemi ini menyebabkan arus produk dan barang menjadi terbatas. Bahkan arus manusia untuk mobilisasi juga di batasi. Sejak jaman dulu kita selalu mempromosikan cinta produk lokal.
Tapi kenyataannya kita tetap saja pergi keluar negeri untuk belanja dan membeli barang-barang import. Saat ini orang yang punya duit tidak bisa pergi ke Singapura atau ke Paris untuk belanja barang bermerk karena banyak negara yang menutup orang asing masuk.
ADVERTISEMENT
Orang-orang daerah tidak bisa pergi ke kota-kota besar karena takut tertular Covid-19. Saatnya produk lokal berjaya dengan syarat memperbaiki kualitas produk dan layanan.
Sehingga jika produk lokal sudah sejajar kualitasnya dengan produk yang bermerk dari luar negeri maka akhirnya setelah pandemi Covid -19 ini selesai mampu bersaing atau bahkan menguasai pangsa lokal dan luar negeri.
Masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah harus sadar dan bekerja sama dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini. Masyarakat harus mau disiplin dengan protokol kesehatan Covid-19 dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menyebarkan virus Covid-19.
Pelaku usaha bersiap meningkat kualitas produk dan layanan dengan sumber daya yang ada saat ini agar bisa bersaing kemudian pemerintah dengan kebijakan dan regulasi mampu menghidupkan perekonomian untuk mencapai masyarakat adil dan makmur menjadi Indonesia yang terlahir kembali untuk lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ferryal Abadi, Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Esa Unggul, Jakarta