FPKN Indonesia dan Rasa Kemanusiaan

Fiderman Gori
Penulis Merupakan Penggiat Literasi Sosial
Konten dari Pengguna
13 Juni 2022 14:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fiderman Gori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Logo Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Logo Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia
ADVERTISEMENT
Belum lama Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia (FPKN-Indonesia) sudah terbentuk, tampaknya sudah banyak anak muda yang tergerak hatinya dan memiliki antusias kolektif dalam mendorong kemajuan dari organisasi ini. Partisipasi pemuda merupakan identifikasi yang cukup signifikan untuk menciptakan proses perubahan sebagai manifestasi dari jiwa kepemudaan itu sendiri. Esensinya yakni, memupuk rasa kemanusiaan yang bersifat sosialis, humanis serta tarekat toleransi yang tinggi bagi seluruh lapisan sosial masyarakat dari berbagai latar belakang.
ADVERTISEMENT
Sebelum saya menjelaskan lebih detail tentang FPKN-Indonesia dan rasa kemanusiaan seperti yang saya sebut di dalam judul tulisan ini. Sejatinya, kita memahami terlebih dahulu Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia (FPKN-Indonesia) itu sendiri lebih spesifik. Di mana, Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia memiliki misi sebagai dasar fundamental dalam menghadapi iklim sosial masyarakat yang begitu dinamis.
Dasar-dasar tersebut yakni, Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia adalah sebuah wadah silaturahmi generasi muda Kristen Kepulauan Nias di seluruh Indonesia. Kemudian wadah untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan networking antar interdenominasi organisasi gereja, dan tidak berafiliasi dengan gereja tertentu, dengan landasan iman berdasarkan pengajaran Alkitab.
Selain itu, juga untuk tempat meningkatkan kemampuan berpikir positif, out of the box, mengasah dan meningkatkan kapasitas diri baik dalam karakter, kepemimpinan dan public speaking.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa konsep di atas, suatu dasar yang paling objektif adalah Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia bersifat universal yang berlandaskan pada ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 45 dan NKRI.
Jadi menurut hemat saya, cerminan demikian merupakan suatu agenda penting dalam menciptakan generasi muda pulau Nias secara khusus, agar menjadi generasi muda kristen Nias yang memiliki kapabilitas, kapasitas, kualitas dan peka terhadap masalah-masalah kemanusiaan.
Karena pada prinsipnya, pemuda adalah aktor penggerak yang mampu menjadi solusi atau "solutive person" pada suatu keterpurukan atau keadaan krusial tertentu. Maka, FPKN-Indonesia mengambil langkah komprehensif dan konkret yakni, menjadi simpatisan sosial bagi mereka yang sedang membutuhkan sebagai implementasi dari ajaran dan nilai agama.
Peran organisasi kepemudaan sangat diperlukan dalam mengangkat potensi kaum muda dalam berpartisipasi untuk pembangunan sumber daya manusia di segala bidang. Sinergitas dan kolaborasi kaum muda menjadi sebuah formula mujarab dengan mendedikasikan diri sebagai jawaban dari segala persoalan yang di hadapi oleh masyarakat saat ini.
ADVERTISEMENT
Terlihat dari beberapa agenda sosial yang diprogramkan oleh FPKN-Indonesia yang dirintis oleh aktivis sosial dan kepemudaan Edizaro Lase. Di mana, memiliki titik fokus menebarkan rasa kemanusiaan dengan memberikan bantuan pendidikan bagi generasi muda potensial mulai dari siswa (SD, SMP, SMA) sampai dengan perguruan tinggi (mahasiswa). Hal ini di lakukan sebagai penunjang serta pendukung kompetensi belajar generasi muda menjadi lebih baik. Sebab, pendidikan di kacamata FPKN-Indonesia adalah pintu peradaban kehidupan moral serta integritas yang harus dimiliki oleh setiap orang lebih praktis dan masif.
Dari berbagai dukungan banyak pihak akhirnya, FPKN-Indonesia mampu merealisasikan program tersebut secara inklusif dan bertahap bagi anak-anak muda yang tergolong pada keterbatasan ekonomi keluarga. Walaupun dengan nilai santunan terbatas yang di salurkan FPKN-Indonesia namun tidak mengurangi manfaat terhadap nilai kemanusiaan itu sendiri. Saya menilai bahwa program yang di lakukan tersebut jelas sebagai perikemanusiaan yang berdampak positif pada hidup dan kehidupan sosial generasi muda secara utuh. Alasan konkretnya sudah jelas tidak lain dan tidak bukan untuk "Kemanusiaan".
ADVERTISEMENT

Rasa Kemanusiaan

Perlu digarisbawahi bahwa, kita tidak pernah tahu akan dilahirkan di mana, apakah dari lingkungan keluarga yang serba berkecukupan atau di lingkungan keluarga yang serba kekurangan. Fakta tersebut jelas tidak bisa ditolak oleh siapa pun, termasuk saya dan teman-teman yang membaca tulisan ini. Seperti halnya beberapa generasi muda yang lahir dari keluarga dengan standar ekonomi sederhana yang relatif kita jumpai saat ini.
Pengalaman yang cukup mengesankan saya rasakan ketika menjadi bagian di FPKN-Indonesia. Dari beberapa testimoni generasi muda penerima bantuan pendidikan yang di unggah di akun facebook FPKN-Indonesia, memberikan suatu frasa kemanusiaan yang sangat berharga. Saya melihat banyak anak muda yang memiliki kualitas sumber daya yang luar biasa, namun karena faktor ekonomi keluarga yang sangat lemah sehingga membuat mereka sulit berkompetisi di dunia pendidikan lebih kompleks dan kontekstual.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, rasa kemanusiaan adalah satu frasa yang tidak memiliki warna sebagai pilihan untuk mewujudkan rasa kemanusiaan itu sendiri. Kemanusiaan adalah sebagai wujud nyata bahwa manusia untuk manusia dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat yang lebih baik. Membangun kesadaran rasa kemanusiaan pun tidak menuntut harus kaya atau banyak uang, akan tetapi mencari solusi atas panggilan hati nurani sudah lebih dari cukup. Sebab, rasa kemanusiaan tidak bisa dikonotasikan hanya karena materi belaka.
Jika kita mengarah pada salah satu falsafah orang tua Minahasa yang relevan sampai saat ini yakni, "Sitou Timou Tumou Tou" kalau diartikan sebagai manusia yang dilahirkan dan hidup adalah manusia yang mampu mandiri dan bertanggung jawab dan memiliki tugas untuk memanusiakan manusia. Filosofi demikian, bermuatan solider dalam masyarakat bangsa dan kasih sayang terhadap sesama. Hal ini akan membuat sikap saling menumbuhkan dan memberi peluang mewujudkan diri tanpa adanya dominasi dan diskriminasi dari pihak lain.
ADVERTISEMENT
Ketika kita berbicara dari hati nurani kita yang terdalam, maka kita menemukan bahwa kemanusiaan melampaui semua agama, kepercayaan, aliran, bahkan politik, dan lain-lain. Oleh karena itu, kita perlu memupuk rasa kemanusiaan ini agar bisa tetap hidup di dalam diri kita masing-masing. Saya sungguh sangat yakin, semakin kita mendengarkan hati nurani, dan semakin kita berkontribusi besar, maka semakin banyak yang tertolong mendapatkan rasa damai.
Ambisi positif dan komitmen FPKN-Indonesia adalah menjadi solusi bagi siapa pun, oleh siapa pun dan dari mana pun, bukan sebaliknya menjadi beban bagi siapa pun, oleh siapa pun dan dari mana pun. Jelas, konsistensi demikian mutlak hadir untuk menyentuh, membantu, dan menumbuhkan generasi muda menjadi generasi kompetitif dan kompatibel di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT