news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peringati Hari Bumi dengan Eco Enzyme, Cairan Multi Fungsi yang Ramah Lingkungan

Ida Bagus Indratara
Saat ini sedang bekerja sebagai Petugas Humas di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Pemkab Buleleng, Bali
Konten dari Pengguna
22 April 2021 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ida Bagus Indratara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyemprotan disinfektan alami bebrbentuk eco enzyme di wilayah Desa Adat Buleleng yang dipimpin langsung Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, pada Kamis (22/4) | Foto : Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Buleleng
zoom-in-whitePerbesar
Penyemprotan disinfektan alami bebrbentuk eco enzyme di wilayah Desa Adat Buleleng yang dipimpin langsung Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, pada Kamis (22/4) | Foto : Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Buleleng
ADVERTISEMENT
Eco Enzyme saat ini menjadi perbincangan di kalangan penggiat lingkungan. Cairan ini menjadi topik karena sifatnya yang ramah lingkungan. Di samping itu, eco enzyme juga memiliki fungsi yang sangat beragam. Mulai dari cairan pembersih di rumah tangga, pertanian, peternakan hingga disinfektan alami yang bisa digunakan pada masa pandemi COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan apa yang dijelaskan Ketua Komunitas Eco Enzyme Kabupaten Buleleng, Bali Feri Tanaya, eco enzyme berasal dari proses fermentasi sisa dapur organik baik berupa batang sayur atau buah yang sudah tidak dikonsumsi lagi.
Difermentasi dengan campuran gula dan air selama 90 hari. Setelah 90 hari dipisahkan antara cairan dan ampasnya. Cairan tersebut digunakan untuk berbagai macam fungsi tersebut di atas.
Zerowaste.id menyebutkan eco enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosukon Poomvanpong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Dirinya membuat eco enzyme dalam proyek yang gagasannya adalah pengolahan enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang menjadi cairan pembersih organik.
Eco enzyme juga dikatakan ramah lingkungan karena dalam prosesnya akan melepaskan gas ozon (O3). O3 ini nantinya yang akan mengikat karbondioksida (CO2) di atmosfer yang menjebak panas di awan. Hal tersebut akan mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global. Hingga akhirnya penemuan ini diakui di berbagai negara. Termasuk di Indonesia. Penyemprotan disinfektan alami berbentuk eco enzyme juga kerap dilakukan. Khususnya di Bali dan di Kabupaten Buleleng.
ADVERTISEMENT
Seperti apa yang dilakukan Desa Adat Buleleng bersama dengan instansi terkait seperti PMI, Pramuka, PMI, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran serta Pokdarwis Belacita Welangun pada hari Kamis, 22 April 2021. Penyemprotan disinfektan dilakukan untuk memperingati Hari Bumi tahun 2021 dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.
Kegiatan penyemprotan dilakukan pada 14 Banjar Adat di wilayah Desa Adat Buleleng. Penggunaan eco enzyme menurut Sutjidra sebagai upaya dukungan kepada program Gubernur Bali tentang pengelolaan sampah yang berbasis sumber.
Dengan mengelola sampah yang berbasis pada sumbernya, masyarakat bisa mengurangi polusi. Juga bisa melestarikan bumi sebagai tempat hidup manusia.
Pelestarian-pelestarian lingkungan seperti penyemprotan eco enzyme ini perlu dilakukan secara berkesinambungan. Khususnya di Kabupaten Buleleng.
ADVERTISEMENT
Mari jaga bumi tetap lestari. Selamat hari bumi.