Awardee LPDP Dukung Pengembangan Pangan Lokal di Pulau Semau

Nur Afini Muliandari
Post Graduate Student at Universitas Indonesia, Majoring Economics. Awardee LPDP PK-175
Konten dari Pengguna
15 Desember 2021 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Afini Muliandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kupang, 12 Desember 2021 – Siapa sangka menjadi penerima beasiswa (awardee) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bukan hanya sebuah kebanggaan, tapi juga sebuah amanah besar untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia. Layaknya istilah “dari, oleh, dan untuk rakyat”, awardee yang merupakan rakyat Indonesia menerima bantuan pendidikan yang dibiayai dari anggaran pemerintah dan membalasnya dengan gagasan, inovasi, dan kegiatan yang mampu meningkatkan kemajuan Indonesia. Nilai ini yang membedakan beasiswa dari LPDP dengan beasiswa lainnya. Para awardee yang tergabung dalam Angkatan Persiapan Keberangkatan (PK)-175 Swasembada Angan menyusun proyek sosial yang ditujukan untuk membantu pengembangan pangan lokal di desa terpencil.
Penyerahan Donasi Alat Pengolahan Sorgum (Sumber: Dokumentasi Tim Proyek Sosial)
Tema pengembangan pangan dipilih karena sejalan dengan nama angkatan PK-175 yang diambil dari istilah Swasembada Pangan. Adapun desa terpencil yang menjadi sasaran adalah Desa Utiuh Ana yang terletak di Pulau Semau, pulau kecil di sebelah barat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan proyek sosial ini dibantu oleh Yayasan Pikul Kupang yang bermitra dengan Kelompok Tani Dalen Mesa. Karena berbagai keterbatasan yang dihadapi masing-masing awardee menyebabkan tidak semua dari anggotan PK-175 Swasembada Angan dapat hadir secara langsung di Desa Utiuh Ana, melainkan hanya diwakili dua orang, Salimulloh T. Sanubarianto dan Liky Y. Ledoh.
Fokus utama dalam proyek sosial ini untuk mengembangkan kualitas produk olahan sorgum di Desa Utiuh Ana, dengan harapan dapat mengarah pada penyediaan kebutuhan pangan secara mandiri untuk mencapai swasembada pangan di tingkat desa. Sorgum sendiri sejak awal merupakan bahan pangan pokok masyarakat Nusa Tenggara Timur, namun seiring pergeseran sosial budaya, posisi sorgum sebagai bahan pangan pokok masyarakat Nusa Tenggara Timur mulai tergantikan oleh beras.
ADVERTISEMENT
Proyek sosial yang berlangsung di Balai Desa Utiuh Ana, dibuka dengan sambutan dari Bapak Dwi Larso selaku Direktur Beasiswa LPDP secara virtual. Menurut Bapak Dwi Larso, proyek sosial ini sangat tepat sasaran, dimana desa sebagai satuan terkecil ekonomi harapannya pengembangan pangan lokal mampu mencukupi kebutuhan pangan bangsa ini, bahkan sisanya bisa diekspor.
Pelaksanaan proyek sosial ini didasarkan pada aspek yang meliputi Community Services, Community Empowerment, dan Community Relation. Tiga kegiatan utama dalam proyek sosial ini yaitu donasi kebutuhan pengolahan sorgum, pelatihan pengolahan sorgum, serta pelatihan pengurusan izin P-IRT. Donasi yang diberikan meliputi alat-alat pengolahan sorgum, desain logo, dan kemasan produk. Tiga kegiatan tersebut dirasa sudah mencakup proses pengolahan sorgum mulai hulu hingga hilir.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya donasi dan pelatihan, proyek sosial ini masih berlanjut hingga monitoring dan evaluasi dalam beberapa bulan ke depan untuk memantau perkembangan teman-teman Kelompok Tani Dalen Mesa dalam peningkatan kualitas dan pemasaran produk olahan sorgum. Kegiatan ini merupakan langkah awal para awardee untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia. Tentunya akan ada berbagai gagasan, inovasi maupun kegiatan lainnya yang akan diberikan para awardee untuk kemajuan Indonesia.