Harusnya Tuhan Menciptakan Dua atau Tiga Zlatan

Fino Boeton
Wartawan, Dosen, Musisi Amatiran, Pembual Paruh Waktu.
Konten dari Pengguna
13 Juli 2017 7:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fino Boeton tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ibrahimovic pada sebuah sesi latian. (Foto: Francois Lenoir/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ibrahimovic pada sebuah sesi latian. (Foto: Francois Lenoir/Reuters)
ADVERTISEMENT
Bukan pertemuan yang aku sesali, tapi perpisahan yang aku tangisi. Yah, susunan kata-kata jadul ini memang sangat pas untuk menggambarkan perasaan para fans Manchester United (MU), khususnya fans Zlatan tak terkecuali saya.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri merupakan fans sejati MU. Saya mengidolakan, Beckham, Cantona, Giggs hingga CR7 tapi tidak lebih dari bagaimana caraku mengidolakan pemain yang berjuluk Ibracadabra.
Saking ngefansnya, saya sampai benar-benar terobsesi dengan sosok manusia yang hanya usianya yang menua tapi tidak jiwa dan semangatnya ini.
Jauh sebelum ada rencana Zlatan akan dikontrak MU, saya sudah sering mengatakan ke teman-teman saya bahwa pemegang sabuk hitam Taekwondo itu akan bermain untuk MU suatu saat nanti. Dan itu benar terjadi, musim 2016/2017 dia benar-benar datang ke Old Trafford dengan status bebas transfer alias gratisssss.
Zlatan mungkin tak sehingar-bingar Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi, tapi menurut saya, dia sempurna dengan nilai 10,1. Banyak yang mengatakan jika Ibra atau Zlatan ini lahir di masa yang salah dimana dominasi dua manusia setengah alien yakni Ronaldo dan Messi selalu disorot dan sulit tergusur. Memang ketika ada isu rivalitas, hanya ada dua belah pihak, tidak lebih. Makanya nama Zlatan tidak masuk dalam rivalitas Ronaldo dan Messi.
ADVERTISEMENT
Ibrahimovic sang titisan Eric Cantona. (Foto: Andrew Yates/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ibrahimovic sang titisan Eric Cantona. (Foto: Andrew Yates/Reuters)
Meski demikian, Ibra selalu menarik perhatian. Benar-benar menarik perhatian. Dia selalu menemukan caranya sendiri untuk menjadi sosok yang selalu punya daya tarik, dan itu terbukti. Tahun lalu ia memutuskan tidak memperpanjang kontraknya di PSG dan pergi ke MU dengan status bebas transfer. Banyak yang meragukannya karena faktor usia, apalagi Liga Iggris merupakan liga yang cukup keras dan membutuhkan fisik yang benar-benar prima. Tapi itu semua termentahkan. Ia menjawabnya dengan gelontoran 28 gol dan tiga gelar juara.
Apa menurut kalian raihan itu kurang bagi pemain yang sudah uzur yang berkontribusi besar? Ingat, itu hanya dalam waktu semusim. Apa jadinya jika Zlatan bergabung dengan MU di masa-masa Rooney masih beringas, serta Giggs dan Scholes masih menjadi raja di posisinya masing-masing dan saat itu usia Ibra masih dalam usia emasnya?
ADVERTISEMENT
Zlatan adalah jamina raihan gelar bagi setiap klub. Mau gelar?, maka belilah Zlatan. Jika ada dua atau tiga Zlatan, sebaiknya borong semua Zlatan-Zlatan itu dan lihatlah nanti, lemari-lemari kalian akan cepat terisi dengan koleksi-koleksi piala.
MU harusnya masih bisa menahan Zlatan semusim lagi dan menambah koleksi gelar meraka di musim depan. Tapi lagi-lagi Ibra menunjukkan kalau dia memang istimewa. Ia menolak memperpanjang kontrak setahun dengan alasan ia tak ingin makan gaji buta karena ia belum tahu pasti kapan cederanya akan benar-benar pulih.
Kini, para fans MU harus merelakan legenda itu hanya mampir semusim lalu pergi dengan kepala tegak seolah dia sudah membuktikan bahwa dia datang sebagai legenda dan pergi sebagai dewa. Harusnya Tuhan menciptakan dua atau tiga Zlatan.
ADVERTISEMENT
Terima kasih, Zlatan