Perjuangan dan Restu Ibu

Fiona Renatami
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta TGP-Jurnalistik 2019
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fiona Renatami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi/Copyright Unplash.com/GuillePozzi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi/Copyright Unplash.com/GuillePozzi
ADVERTISEMENT
Hidup terus berjalan tanpa pernah merasa lelah. Sama halnya dengan perjuangan. Setiap manusia ditakdirkan untuk berjuang. Entah itu dengan kakinya sendiri atau dibantu dengan kaki orang lain.
ADVERTISEMENT
Seperti rasa yang sekarang aku lalui. Hidup dengan keluarga yang mengharuskan ku untuk berjuang dalam meraih masa depan. Dengan keluarga dan kerabat yang selalu ada di sekitar. Sampai sejauh ini perjuangan masih terus berjalan.
Pilihan ku untuk lanjut berkuliah merupakan hal besar yang bermakna. Dengan memiliki adik dan kakak yang masih memerlukan biaya yang besar membuatku harus mencari cela. Untuk melanjutkan kuliah di universitas swasta merupakan halnya berat bagi keluargaku.
Mulai dengan mencari beasiswa sampai ikut ujian masuk perguruan tinggi dibeberapa universitas negeri. Setiap malam pada saat itu ku lalui untuk mencari dan mengirim persyaratan beasiswa melalui internet.
Perjalanan mencari beasiswa tidaklah mulus. lebih dari 2 kali aku menerima penolakan. Tapi aku tidak menyerah, terus berusaha kembali. Mulai dari mengikuti beberapa test sampai akhirnya aku lolos beasiswa di STIMLOG Bandung. Meski beasiswa sudah kugapai ada satu halangan lagi yang harus dipikirkan, yaitu jarak.
ADVERTISEMENT
Ibu melarang untuk berkuliah jauh dari keluarga. Membuatku harus kembali mencoba mencari cara agar dapat berkuliah di tahun itu. Bertempat tinggal di Bekasi membuatku untuk mencari perguruan tinggi negeri yang berada di Jakarta dan sekitar.
Akhirnya pilihanku jatuh pada Politeknik Negeri Jakarta. Memilih jurusan yang tidak linear dengan pilihannku saat SMA mengharuskan ku mengulang pelajaran dibidang berbeda. Dengan doa dan usaha yang ku coba akhirnya aku lolos ujian masuk Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Penerbitan(Jurnalistik).
Suasana UM PNJ 2019 (https://www.instagram.com/p/B0IFtN9AyZF/?utm_source=ig_web_copy_link)
Menjadi mahasiswi PNJ Jurusan Teknik Grapika dan Penerbitan merupakan suatu hal yang berharga. Program studi Penerbitan(Jurnalistik) memberikanku banyak pengalaman. Mulai dari cara meliput, menulis hingga mengetahui makna dari suatu karya yang ditemui.
Maka dari itu dalam setiap perjuangan selalu ada yang harus dikorbankan untuk menjadi lebih baik. Dan melahirkan pribadi yang lebih sabar dalam menerima keadaan. Serta restu dari ibu yang mengiringi dengan restunya mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT