Mampukah Zakat Berperan dalam Menangani Perekonomian pada Masa Pandemi?

ilustrasi (sumber: unsplash.com)

Sudah hampir 2 tahun semua negara telah hidup berdampingan dengan wabah virus Covid-19. Virus Covid-19 ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga berdampak pada perekonomian negara. Mengapa? Karena dengan adanya pandemi saat ini orang-orang tidak bisa bertemu seperti biasanya, virus ini menyebar sangat cepat. Oleh sebab itu, pemerintah menerapkan aturan seperti PSBB dan PPKM, aturan ini menyebabkan kegaduhan bagi perekonomian masyarakat, banyak pekerja yang dirumahkan atau dipecat karena perusahaannya bangkrut, pedagang kecil bangkrut serta banyak kendaraan umum yang tidak jalan.

Melihat kondisi ekonomi yang tidak stabil ini, seluruh lembaga berkontribusi untuk menangani masalah ini. Salah satu komponen untuk menangani dampak yang telah terjadi adalah zakat. Zakat dianggap mampu untuk menangani hal ini karena zakat dinilai sangat cocok untuk memperbaiki pola konsumsi, produksi dan distribusi guna mensejahterakan masyarakat. Segala perubahan yang mungkin terjadi dalam penyaluran zakat kepada mustahiq memungkinkan penyaluran zakat kepada mereka yang mengalami kesulitan keuangan akibat dampak Covid-19. Entah mereka miskin, sehat, atau kaya yang terpaksa berhenti penghasilannya karena tidak bekerja. Allah sudah menetapkan delapan golongan untuk didistribusikan dana zakat, akan tetapi akibat adanya kondisi saat ini menyebabkan banyaknya mustahiq.

Dengan meningkatnya jumlah zakat, demikian juga total daya beli. Peningkatan daya beli meningkatkan aktivitas produksi dan pasokan secara keseluruhan sehingga mampu membuka kesempatan kerja lebih banyak dan bisa memperbaiki pendapatan nasional. Kehadiran zakat yang memiliki potensi besar di masa pandemi seperti sekarang ini, akan membantu pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini jika pengelolaan, penggunaan dan pendistribusian zakat dimanfaatkan dengan baik dan optimal.