Konten dari Pengguna
Tanaman Akar Wangi Sebagai Komoditas Ekspor yang Sangat Menggiurkan
30 Agustus 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Firsta Ninda Rosadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Tanaman akar wangi memiliki banyak manfaat dan nilai ekonomi tinggi serta telah lama dikenal dalam sejarah, khususnya di Asia. Di India, akar wangi telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional Ayurveda, sebagai bagian dari ramuan herbal untuk berbagai tujuan kesehatan . Di Indonesia, khususnya di daerah Jawa Barat seperti Garut, akar wangi telah dibudidayaka n sejak zaman kolonial Belanda dan menjadi komoditas penting yang diekspor ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Tanaman akar wangi memiliki akar yang panjang, kuat, dan wangi, yang tumbuh secara vertikal hingga kedalaman 2-4 meter. Bentuk akar wangi mirip serabut kelapa dengan warna krem kecokelatan. Akar ini mengeluarkan aroma khas yang harum, sehingga tanaman ini dikenal sebagai "akar wangi." Daunnya berwarna hijau, panjang, dan sempit, dengan tinggi tanaman bisa mencapai 1,5 meter. Tanaman ini biasanya tumbuh baik di iklim tropis dan subtropis dengan curah hujan yang cukup. Untuk budidaya akar wangi juga relatif mudah. Perbanyakan dapat dilakukan dengan memotong bagian akar yang memiliki mata tuntas. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan dapat hidup di berbagai jenis tanah.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara ekonomi , akar wangi memiliki nilai yang signifikan, terutama di sektor pertanian, kosmetik, dan parfum. Minyak atsiri yang dihasilkan dari akar wangi memiliki nilai jual fantastis. Para petani di Garut, Jawa Barat, menjual minyak akar wangi seharga Rp. 2,7-3,5 juta per liter. Ada juga yang menjual akar mentah dengan harga Rp. 7.000 sampai Rp. 8.000 per kilogram. Produk akar wangi banyak dipasarkan ke luar negeri , termasuk ke negara-negara di Asia dan Eropa. Beberapa pembeli terbesar adalah Singapura, Jepang, India, Hong Kong, Inggris, Belanda, Jerman, dan Swiss.