Iktikaf di Aceh

Perjalanan Awal Saya Menjadi Muslim

Firsto Bukhari
Junior script writer. Terlibat dalam sejumlah penulisan skenario sinetron. Kini aktif menulis tema-tema islami secara independen.
7 Mei 2021 9:47 WIB
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menjadi muslim adalah nikmat luar biasa dari Allah Swt. Saat lahir, saya bukan muslim. Saya baru mengucap syahadat pada 28 Maret 2017 di Rawamangun, Jakarta Timur. Sejak itu saya punya nama Islam: Muhammad Bukhari Muslim.
Saya menjadi muslim karena mendapat hidayah—petunjuk dari Allah yang sanggup membuka mata hati saya untuk menerima kebenaran ajaran Islam. Namun, hidayah itu tak datang serta-merta. Banyak diskusi, pergumulan batin, dan pengalaman spiritual yang saya alami.
Sejak SMP—atas izin Allah yang berkuasa membolak-balikkan hati manusia—saya tertarik melihat orang yang baru selesai salat. Wajah mereka seperti teduh, damai dan berseri. Seorang kawan saya yang muslim menceritakan bahwa salah sudah ada sejak zaman para nabi. Dan salat yang sekarang dikerjakan umat Islam adalah salat seperti yang dilakukan Nabi Muhammad saw—sosok fenomenal yang bukan hanya teladan bagi muslim, tapi juga dunia.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten