Panahan dan Pengharapan

Fitranaya Arlian Cintaya Dewi
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
11 Desember 2022 15:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitranaya Arlian Cintaya Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktivitas olahraga yang kembali marak dilakukan karena adanya pandemi covid-19 dan berlanjut sampai saat ini bagi mereka yang memang serius untuk tumbuh sehat. Olahraga memang menyenangkan dan menyehatkan, tapi dibalik itu banyak sedih yang harus dilalui mereka para atlet yang selalu berjuang tapi tidak terlihat hanya karena prestasinya masih dibawah atau bahkan sedang membangun diri agar meraih prestasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang atlet, tuntutan juara adalah topik paling sering dibicarakan ketika menjelang suatu perlombaan atau bahkan setiap mereka latihan. Selain tekanan dari luar, atlet akan menekan diri dan pikirannya sendiri supaya tidak mengecewakan orang lain. Padahal gelar juara akan datang dengan usaha yang tekun dan sebuah kesungguhan yang tidak hadir dalam semalam. Semua atlet ingin juara, tapi tidak semua atlet terus berusaha. Usaha yang hanya setengah hati juga bisa jadi alasan mengapa mereka belum bisa merasakan juara padahal sudah lama menekuni olahraga tersebut.
Panahan adalah salah satu olahraga yang sekarang sudah mulai terlihat oleh masyarakat. Banyak dari mereka yang menekuni olahraga ini dan berlanjut ingin menjadi atlet sesungguhnya. Banyak orang bilang bahwa panahan adalah olahraga yang mudah, padahal panahan sendiri adalah olahraga pengolah hati yang harus dipelajari terus menerus.
Latihan bersama atlet praPON XX kontingen panahan Jawa Tengah, DIY, dan Papua di Lapangan KONI Klaten. (Foto: Dokumen Pribadi)
Panahan sebenarnya olahraga yang rumit. Alatnya yang berat mengharuskan seseorang memiliki tenaga ekstra untuk menarik busurnya. Ketepatan dalam membidik target juga hal rumit yang menjadi mudah jika terus berlatih. Hal penting lainnya adalah ketenangan hati. Pada dasarnya panahan adalah hati, saat seseorang bisa mengendalikan hatinya supaya tenang, maka dalam membidik target dan melepaskan anak panah akan terasa sangat mudah dan mengenai sasaran dengan tepat.
ADVERTISEMENT
Ketertarikan seseorang untuk menekuni olahraga panahan akan diberatkan pada pembelian peralatan panahan. Harganya yang tidak terbilang murah membuat orang enggan membelinya. Mereka hanya bermodal meminjam atau melakukan pengajuan dana jika mereka masih menempuh pendidikan itu saja jika pengajuannya bisa diraih dengan mudah.
Atlet panahan yang sudah memiliki jadwal tanding akan memperhatikan peralatannya, kesehatan diri, dan ketenangan hati. Banyak dari mereka yang sudah juarapun tidak dihargai hanya karena mendapat juara yang bukan juara 1. Padahal juara yang sebenarnya adalah memenangkan dirinya sendiri saat sedang grogi ketika bertanding. Harapan-harapan kuat yang ada dalam diri mereka yang menyebabkan mereka tidak menyerah.
Banyak atlet panahan yang bisa mendapat gelar juara setelah 5 tahun menekuni panahan atau bahkan lebih lama. Juara bukan hadir karena alat yang lebih mahal dari atlet lain, tapi karena konsisten berlatihnya. Kualitas berlatih juga menjadi acuan yang harus diterapkan atlet. Walaupun hanya 1 jam berlatih tetapi latihannya berkualitas, maka lelah yang dihasilkan tidak akan jadi sia-sia.
ADVERTISEMENT
Berjuta-juta harapan atlet untuk terus diperhatikan pemerintah, dihargai usahanya, dan diberikan haknya. Harapan yang terus dipanjatkan supaya dirinya bisa membawa nama bangsa dengan sebuah prestasi. Harapan yang tidak putus untuk memperlihatkan menang setelah banyak orang menjatuhkan harapan-harapannya. Menjadi juara memang sulit, tapi mempertahankan gelar juara jauh lebih sulit.