1 Bangku Ujian Kosong Ditinggal Steven yang Tergulung Gelombang Laut

Konten Media Partner
8 Maret 2019 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satu bangku ujian dibiarkan kosong. Jika tidak mendapat musibah, Yakobus Manual alias Steven, dijadwalkan mengikuti Ujian USBN di sekolahnya, SMK Tawa Tanah, Jumat pagi (8/3). Foto: Mario WP Sina, kumparan.com/florespedia2019
zoom-in-whitePerbesar
Satu bangku ujian dibiarkan kosong. Jika tidak mendapat musibah, Yakobus Manual alias Steven, dijadwalkan mengikuti Ujian USBN di sekolahnya, SMK Tawa Tanah, Jumat pagi (8/3). Foto: Mario WP Sina, kumparan.com/florespedia2019
ADVERTISEMENT
Suasana di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tawa Tanah tampak hening pada Jumat pagi (8/3). Di halaman sekolah, Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Tawa Tanah, Selvius Leing, berdiri dan memberi pengumuman kepada guru dan siswa terkait kegiatan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), yang digelar sepekan, mulai Jumat (8/3) hingga 15 Maret mendatang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada hal lain yang membuat suasana ujian yang tenang tampak semakin hening. Pagi itu, Kepsek Selvius Leing menyampaikan kepada guru dan siswa bahwa ada empat orang siswanya yang dikabarkan terseret gelombang laut di Perairan Namangkewa, tepatnya di area Pelabuhan Feri Kewapante, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Kamis pagi (7/3).
Dari keempat siswa, salah satunya masih belum ditemukan, usai terseret gelombang laut. Namanya Yakobus Manual alias Steven, siswa kelas XII. Bersama Steven, ada seorang mahasiswa bernama Wiwin Marianto Mitan.
Para guru dan siwa kelas XII yang akan mengikuti ujian USBN pun menggelar doa bersama di halaman sekolah demi keselamatan Steven, rekan mereka yang hingga pencarian hari kedua, Jumat (8/3), belum ditemukan oleh Tim SAR.
ADVERTISEMENT
Satu Bangku Ujian Dibiarkan Kosong
Bersama rekan-rekan kelas XII lainnya, Jumat ini, Steven semestinya mengikuti ujian USBN. Tapi ibarat kata pepatah, "untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak".
Steven mengalami kecelakaan di laut. Ia terseret gelombang ganas dan belum ditemukan keberadaannya. Satu bangku ujian dalam ruangan kelas yang berisi 16 siswa pun dibiarkan kosong. Ya, bangku ujian itulah yang semestinya ditempati Steven, dengan nomor ujian yang ditempel bertulis angka 4-19-24-08-0007-0003-6.
Etropia Soru, guru pengawas ruangan ujian, membenarkan kalau satu bangku yang dibiarkan kosong adalah bangku milik Steven. Ia menuturkan, sebelum memulai ujian, dia dan semua rekan seruangan kelas dengan Steven mendaraskan doa, memohon keselamatan dan agar Steven dapat segera ditemukan oleh Tim SAR.
ADVERTISEMENT
Yeldis, rekan Steven, siswa kelas XII Jurusan Perikanan, mengatakan bahwa Steven adalah kawan yang periang dan baik. Steven mengambil Jurusan Perawatan Sosial yang jumlah siswanya sedikit, sehingga Steven lebih sering berkumpul di ruangan Jurusan Perikanan, yang jumlah siswa lebih banyak.
Sebagai kawan dekat, Yeldis merasa kehilangan. “Dari kemarin siang (7/3) kami berkumpul di Pelabuhan Feri menunggu dan berharap Tim SAR bisa temukan kawan kami Steven,“ kata Yeldis.
Kepsek Selvius Leing mengungkapkan, sesuai dengan informasi yang ia dapatkan dari staf guru, ada empat siswanya yang terhempas gelombang laut saat berenang di area Pelabuhan Feri Kewapante.
Selain Steven, nama tiga siswa lainnya adalah Firayuniati dan Nurhikmah yang adalah siswa kelas XII. Sedangkan satu siswa lagi adalah kelas XI atas nama Alimus Andrianus Raga.
ADVERTISEMENT
Selvius mengatakan, ia sudah melaporkan terkait hal ini kepada pihak Dinas PPO Provinsi NTT. Pihak dinas, kata Selvius, sudah menerima kabar tersebut dan akan mengeluarkan nama Steven (Yakobus Manual) dari daftar peserta ujian. Data siswa kelas XII yang keseluruhan berjumlah 25 siswa akan dikurangi seorang siswa, sehingga tersisa 24 siswa.
“Sedangkan dua perempuan lainnya, yakni Firayuniati dan Nurhikmah hari ini belum bisa mengikuti ujian USBN karena masih lemah dan trauma,“ ungkap Selvius.
Rumah tinggal Yakobus Manual alias Steven di Kampung Wolontibang, Desa Namangkewa, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka. Foto oleh Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
Menurut keterangan dari Selvius, Steven adalah warga dari Bajawa, Kabupaten Ngada yang datang ke Kewapante dan tinggal di Wolontibang, Desa Namangkewa, untuk mengikuti kakak iparnya. Kemudian, sekarang ia terdaftar sebagai siswa di SMK Tawa Tanah.
“Yakobus Manual atau Steven ini ada kakaknya yang kembar namanya Stevan. Stevan saat ini merantau di Kalimantan Timur, sedangkan Steven bersekolah di SMK Tawa Tanah. Bapaknya baru tahun lalu meninggal dan Mamanya sendiri tinggal di Bajawa,“ ungkap Selvius Leing.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyampaikan, secara kelembagaan, pihaknya sungguh merasa kehilangan karena di detik terakhir perjuangan belajar dan mendidik di sekolah harus berakhir dengan menghilangnya seorang siswa akibat musibah kecelakaan.
Dirinya berharap semoga Steven bisa ditemukan secepatnya oleh Tim SAR dalam keadaan apapun. “Harapan saya bisa segera ditemukan sehingga kami bisa mengurusnya secara baik bersama keluarga di Wolontibang,“ ungkap Selvius Leing penuh harap. (FP - 01).