Konten Media Partner

2.066 Hektare Lahan Jagung di Sikka, NTT Terserang Hama Ulat Gerayak

1 Februari 2020 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serangan hama ulat gerayak yang merusak daun tanaman jagung warga di Desa Watuliwung, Kabupaten Sikka. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Serangan hama ulat gerayak yang merusak daun tanaman jagung warga di Desa Watuliwung, Kabupaten Sikka. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAUMERE - Serangan hama ulat gerayak pada tanaman jagung para petani di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT dari hari ke hari terus mengalami peningkatan. Hingga 28 Januari 2020, keadaan serangan hama ulat gerayak sudah mencapai 2066 hektare dari luas area tanam 11.945 hektare.
ADVERTISEMENT
Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Kristianus Amstrong, S.ST usai bersama Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo meninjau lahan para petani yang mengalami serangan hama ulat gerayak di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Sabtu (1/2/2020) pagi.
Krisitianus Amstrong merincikan, untuk Kecamatan Magepanda, serangan hama ulat gerayak tersebar di Desa Magepanda, Desa Reroroja, Done, Kolisia, dan Desa Kolisia B, dengan luas lahan terserang hama mencapai 39 hektare.
Untuk Kecamatan Mego, serangan hama pada lahan jagung di Desa Bhera, Dobo dan Desa Dobo Nua Puu dengan luas lahan 18 hektare. Kecamatan Nelle, serangan hama pada Desa Nelle Urung, Nelle Lorang, Nelle Wutung, Nelle Barat dan Desa Manubura, dengan luas lahan terserang hama 25 hektare.
ADVERTISEMENT
Untuk Kecamatan Koting di Desa Koting A, Koting B, Koting C, Koting D, dan Desa Ribang dengan serangan hama seluas 29 hektare. Kecamatan Alok di Kelurahan Nangalimang, Madawat, Kotauneng, Desa Pemana, Desa Gunung Sari, dan Desa Semparong, dengan luas lahan terserang 356 hektare.
Tanaman jagung warga di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka yang terancam kering. Foto: istimewa.
Kecamatan Alok Timur di Kelurahan Waioti, Kota Baru, Beru, Desa Lepolima, Watugong, Kojadoi, Kojagete, dan Desa Permaan, dengan luas lahan mencapai 527 hektare.
Kecamatan Alok Barat di Kelurahan Wailiti, Hewuli, Wolomarang dan Kelurahan Wuring, dengan luas lahan terserang hama mencapai 290 hektare.
Kecamatan Lela di Desa Korowuwu dan Desa Hepang dengan luas lahan mencapai 8 hektare. Kecamatan Kewapante di Desa Waiara, Namangkewa, Seusina, Kopong, Geliting, Wairkoja, Umagera, dan Desa Iantena, dengan luas lahan terserang hama mencapai 55 hektare.
ADVERTISEMENT
Kecamatan Kangae di Desa Teka Iku, Habi, Langir, Watuliwung, Tanaduen, Watumilok, Kokowahor, Mekendetung, dan Desa Blatatatin, dengan luas lahan terserang hama mencapai 160 hektare.
Kecamatan Waigete di Desa Wairbleler, Hoder, Runut, Egon, Pogon, Wairterang, Watudiran, Nangatobong dan Desa Aibura, dengan luas lahan terserang hama mencapai 110 hektare.
Kecamatan Bola di Desa Bola, Ipir, Wolonwalu, dan Desa Wolokoli, dengan luas lahan terserang hama mencapai 138 hektare. Kecamatan Doreng yakni di Desa Waihawa dan Nenbura, dengan luas lahan terserang hama mencapai 303 hektare.
Berikut, Kecamatan Paga di Desa Paga, Masebewa, Mbengu, Wolowiro, dengan luas lahan terserang hama mencapai 8 hektare.
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mengatakan dari luas lahan 11.945 hektare, luas area yang terkena serangan hama ulat gerayak makin besar.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah akan mengkaji secara cepat langkah - langkah untuk penanganan dan mengantisipasi terjadinya gagal panen yang berdampak pada kelaparan," jelas Bupati Robi Idong.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah lagi menyiapkan antara lain menunggu cuaca dalam beberapa hari ke depan, terutama program penanaman kembali tapi bukan jagung, melainkan tanaman pangan pengganti kacang hijau dan lainnya.
Lanjutnya, pada bulan April, Mei dan Juni, pihaknya akan menyiapkan kegiatan padat karya pangan, sehingga mereka gagal panen jagung tetapi ada pekerjaan lain yang bisa memberikan pendapatan bagi para petani yang mengalami kondisi ini.
"Kita akan lakukan secara berjenjang berkordinasi dengan Pemprov NTT dan Kementrian Pertanian," jelas Bupati Sikka.