2 Kakak Kelas yang Hukum Makan Kotoran Manusia di NTT Dirumahkan Sementara

Konten Media Partner
26 Februari 2020 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua kakak kelas yang menjadi pelaku (membelakangi kamera) usai rapat bersama orang tua murid dan pihak sekolah pada Selasa (25/2/2020). Foto: Mario WP Sina.
zoom-in-whitePerbesar
Dua kakak kelas yang menjadi pelaku (membelakangi kamera) usai rapat bersama orang tua murid dan pihak sekolah pada Selasa (25/2/2020). Foto: Mario WP Sina.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Sebanyak 77 siswa kelas VII Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa, Maumere, Kabupaten Sikka mendapat perlakuan tidak pantas dari dua kakak kelasnya yakni disodori kotoran manusia dengan sendok dan ditempelkan ke bibir dan lidah siswa. Aksi dua kakak kelas ini dilakukan di asrama sekolah pada Rabu (19/2/2020) lalu dan baru diketahui oleh pihak sekolah pada Jumat (21/2/2020).
ADVERTISEMENT
Pimpinan Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa, RD.Deodatus Du'u yang ditemui pada Rabu (26/2/2020) siang mengatakan tidak benar para siswa dipaksa makan feses tetapi yang benar kakak kelas mengambil sendok dan meletakkan feses di sendok.
Menurut RD.Deodatus Du'u buntut aksi tidak berperikemanusiaan tersebut, kedua pelaku kini telah dikenai saksi oleh pihak sekolah. Kedua siswa kelas XII tersebut berlaku sejak Rabu (26/2/2020), dirumahkan untuk sementara waktu oleh pihak sekolah.
Kendati demikian, keduanya tetap diberi kesempatan mengikuti ujian try out dan ujian nasional mengingat waktu pelaksanaan ujian sudah dekat.
"Siswa tersebut tetap ikut try out atau ujian nasional tapi untuk sementara waktu dirumahkan karena itu permintaan dari orang tua wali murid dan bagian dari pembinaan," tegas RD. Deodatus Du'u.
Pimpinan Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa, RD. Deodatus Du'u. Foto: Mario WP Sina.
Ia juga menegaskan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh kakak kelas terhadap adik kelasnya sungguh tidak dibenarkan dan sangat tidak berperikemanusiaan. Selain itu, tidak ada aturan di sekolah ini untuk melakukan hal-hal seperti itu.
ADVERTISEMENT
Salah satu orang tua murid kelas VII yang ditemui di halaman sekolah pada Rabu (26/2/2020) siang, Stefanus mengatakan anaknya bernama Mario Panda bercerita saat disodorkan feses di sendok, dia merasa jijik dan malu serta langsung lari sehingga kotoran tersebut hanya mengenai bibir anaknya saja.
"Bapak asrama di sekolah ini kurang melakukan kontrol. Saya akan menanyakan anak saya apakah masih mau bersekolah di tempat ini atau tidak. Semua keputusan itu tergantung kepadanya," ungkap Stefanus.
Sebelumnya Stefanus menegaskan sikap para orang tua murid sesuai rapat yang berlangsung di aula sekolah, Selasa (25/2/2o20) antara pihak sekolah dengan orang tua murid, pihak sekolah telah memutuskan akan mengeluarkan pelaku dari sekolah.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak dikeluarkan dari sekolah maka kami para orang tua murid yang anaknya menjadi korban akan mengambil sikap. Kami akan bertemu dan membahas langkah selanjutnya bila keputusan berubah," ungkap Stefanus tegas.