2 Sekolah dan Ratusan Rumah Warga Terancam Abrasi Pantai Bangboler, Sikka

Konten Media Partner
1 Desember 2021 18:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi jalan ruas jalan Wairdoik-Lagokagur di Desa Hepang, Kecamatan Lela yang rusak akibat abrasi. Foto : Athy Meaq
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi jalan ruas jalan Wairdoik-Lagokagur di Desa Hepang, Kecamatan Lela yang rusak akibat abrasi. Foto : Athy Meaq
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAUMERE - Sudah 3 tahun berlalu, ruas jalan Wairdoik-Lagokagur putus total akibat abrasi di Pantai Bangboler, Desa Hepang, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini pun belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Akibatnya, dua dusun terisolir, masing masing satu dusun di Desa Hepang dan satu dusun lainnya dari Desa Kolidetun. Di dua dusun itu jug aterdapat ratusan rumah warga dan beberapa fasilitas umun yang terancam rusak akibat abrasi.
Demikian dikeluhkan warga Bangboeler kepada media ini Rabu (1/12) terkait lambannya penanganan abrasi di wilayah oleh pemerintah.
"Kami ada dua dusun yang terisolir karena jalan Wairdoik-Lagokagur putus total akibat abrasi sejak 3 tahun lalu. Ratusan rumah dan fasilitas umum terancam," kata Ivanto, Ketua RT 8, Desa Hepang.
Kondisi ini menurut Ivanto, membuat seluruh warga Desa Kolidetun dan Desa Korowuwu, harus berjalan kaki sejauh puluhan kilometer apabila hendak ke Puskesmas Nanga atau ke Kantor Camat Lela.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah Kepala Desa Lela, Fransiskus Agustinus Sin kepada media ini menyayangkan lambannya instansi teknis terkait dalam penanganan perbaikan ruas jalan Wairdoik-Lagokagur yang putus akibat abrasi sejak 3 tahun sejak tiga tahun lalu.
"Sudah beberapa kali pak Bupati turun langsung ke lokasi abrasi dan meminta instansi teknis untuk segera perbaiki. Tetapi sampai saat ini belum ada langkah perbaikan," kata Kepala Desa Hepang.
Menurut dia, ruas jalan Wairdoik-Lagokagur itu adalah jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Hepang, Desa Kolidetun dan Desa Korowuwu di Kecamatan Lela, sampai Desa Korobhera, Kecamatan Mego.
"Ini jalan kabupaten yang menghubungkan antara Kecamatan Lela dan Kecamatan Mego. Harus menjadi prioritas pemerintah agar masyarakat tidak terisolir," ujarnya.
Fransiskus Sin juga menjelaskan, sejak abrasi pertama 3 tahun lalu, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo bersama BPBD, Dinas PUPR, Camat Lela sudah turun langsung memantau lokasi abrasi dan saat itu Bupati memerintahkan dinas teknis untuk segera memperbaiki kerusakan itu.
ADVERTISEMENT
"Dari BPBD waktu itu sempat pasang bronjong dan tumpuk batu di lokasi abrasi. Namun tidak bertahan lama, hancur diterjang abrasi yang menyebabkan jalan putus total," jelasnya.
Setelah pemerintah desa melaporkan ke BPBD dan Dinas PU atas kondisi itu belum ada penanganan hingga saat ini. Bahkan oleh dinas teknis menyarankan agar ruas jalan itu dipindahkan karena kerusakan akibat abrasi di Pantai Bangboler membutuhkan anggaran besar.
"Kalau untuk jangka panjang perlu dipikirkan jalan alternatif, tetapi untuk jangka pendek harus ada langkah penanganan agar warga tidak terisolir," kata Fransiskus.
Alasan utama dilakukan penanganan saat ini lanjut Fransiskus, karena ada ratusan siswa SD dan SMP yang letaknya berada di Dusun Bangboler. Dimana dua bangunan sekolah itu sudah terancam abrasi. Selain itu ada ratusan rumah warga juga terancam.
ADVERTISEMENT
"Kalau jalan ini pindah, bagaimana dengan bangunan sekolah dan ratusan pemukiman warga. Kan, tidak mungkin dibiarkan rusak akibat abrasi," ujarnya lagi.
Kendati demikian, selaku Kepala Desa Hepang, Fransiskus Sin tetap melakukan pendekatan terhadap warga terkait rencana pemerintah untuk memindahkan ruas jalan itu dari lokasi bencana abrasi ke tempat yang dianggap layak.
Tetapi, dirinya mengaku bahwa saat ini pemerintah desa terkendala dengan hibah dari pemilik pemilik lahan yang akan dilalui untuk pembukaan jalan alternatif.
Dengan demikian butuh sosialisasi dan waktu lama untuk merealisasikan jalan alternatif.
Kontributor : Athy Meaq