2 Tahun Kepemimpinan Roma, Bupati Robi Idong Merasa Kerja Sendirian

Konten Media Partner
15 September 2020 7:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah OPD saat berada di ruang kerja Bupati Sikka. Foto : Albert Aquinaldo.
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah OPD saat berada di ruang kerja Bupati Sikka. Foto : Albert Aquinaldo.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Memasuki tahun kedua masa kepemimpinan Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka periode 2018-2023, Robi Idong, sapaan akrab Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mengaku bahwa dirinya merasa bekerja sendirian selama hampir 2 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Bupati Robi Idong saat didampingi Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga dihadapan Plh. Sekretaris Dearah Kabupaten Sikka, Wilhelmus Sirilus dan para pimpinan OPD pada Senin (14/9/2020) pagi di ruang kerjanya.
"Saya kerja sendiri dua tahun ini. Saya masuk dari rumah ke rumah, siapa yang mau membantu. Saya terima itu Kartu Keluarga setiap hari. Harus ada rasa kecintaan, orang miskin itu susah. Disuruh bayar 3 juta tidak mampu, jangankan 3 juta, 500 ribu rupiah saja susah. Kita lindungi mereka," ujar Robi Idong dengan nada yang agak sedikit tinggi.
Pada kesempatan itu pula, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo meminta kepada Direktris RSUD Tc. Hillers Maumere dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus yang hadir pada kesempatan itu untuk menggratiskan semua pasien dari golongan tidak mampu.
ADVERTISEMENT
"Tidak usah tanya uang darimana, tolong petugas mulai dari Puskesmas sampai Rumah Sakit tidak boleh melecehkan rakyat, peserta Kartu Sikka Sehat itu ada yang ngomel-ngomel. Dilarang mempersulit pelayanan karena takut nanti tidak dapat alokasi," ujar Bupati Robi.
Dikatakan, pelayanan di Puskesmas-puskesmas mendiskriminasi para pemegang Kartu Sikka Sehat (KSS) karena menurut Robi Idong, para petugas kesehatan di puskesmas mengetahui bahwa apabila menangani pasien pemegang KSS, maka tidak bisa diajukan pengklaiman ke pihak BPJS.
"Rakyat melapor ke saya, saya temukan itu, kita kasih sanksi tegas. Gaji dan uang jasa yang kalian peroleh itu harus ada sedikit pengabdian kepada mereka yang tidak punya BPJS itu. Sakit kalau saya dengar itu, ada yang ditolak," ujar Bupati Robi Idong.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu juga, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo juga menegaskan agar memasang kotak pengaduan dan yang berwenang membuka kotak pengaduan tersebut adalah Inspektorat Kabupaten Sikka.
"Kita ini membela orang miskin, tujuan negara ini yang miskin itu jadi sejahtera, fokus kita pada orang miskin, bukan menghamburkan segala biaya untuk orang yang tidak jelas. Yang sudah makmur itu kita jaga jangan sampai miskin. Yang sudah makmur itu jangan terlalu banyak diintervensi. Kita intervensi untuk orang miskin. Keuangan daerah ini kita habiskan untuk orang miskin supaya suatu saat Kabupaten Sikka bebas dari kemiskinan," ujarnya.
Bupati Robi Idong juga sempat menyinggung soal dana Pokok Pikiran yang menurutnya difokuskan kepada orang miskin dan apabila secara berulang-ulang diperuntukkan bagi orang yang dianggap sejahtera maka akan dicoret.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga yakin bahwa apabila anggaran yang ada difokuskan untuk memberdayakan kemiskinan di Kabupaten Sikka maka dalam jangka waktu dua tahun, Kabupaten Sikka akan bebas dari kemiskinan.
Disebutkan bahwa warga Kabupaten Sikka yang memiliki BPJS hampir mencapai 95 persen. Artinya menurut Robi Idong, tugas Pemerintah Kabupaten Sikka hanya membebaskan sebanyak kurang lebih 5 persen warga dari kemiskinan.
Menurut Robi Idong, penerimaan daerah terbesar Kabupaten Sikka bersumber dari dana Kapitasi sebesar kurang lebih 17 Milyar Rupiah untuk itu Kabupaten Sikka tidak akan bangkrut apabila fokus pembangunannya kepada orang miskin.
Selain di bidang kesehatan, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo juga meminta agar beasiswa pendidikan lebih di fokuskan kepada orang tidak mampu.
ADVERTISEMENT
Kontributor : Albert Aquinaldo.