4 Desa di NTT Minim Sinyal, Warga Kerap Panjat Pohon untuk Menelpon

Konten Media Partner
25 Juni 2019 0:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang warga Kecamatan Maurole harus memanjat pohon mete untuk mencari sinyal seluler. Foto oleh: florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang warga Kecamatan Maurole harus memanjat pohon mete untuk mencari sinyal seluler. Foto oleh: florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
ENDE - Hingga tahun 2019, ternyata jaringan seluler yang belum secara merata menjangkau semua wilayah di Indonesia. Akibatnya, komunikasi antarwarga jadi terhambat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat di empat desa di Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, hingga saat ini belum menikmati jaringan seluler Telkomsel dan juga jaringan internet. Keempat desa tersebut adalah Desa Aewora, Desa Ngalukoja, Desa Detuwulu, dan Desa Otogedu.
Hal ini disampaikan oleh tokoh muda asal Kecamatan Maurole, Arkadeus Aku Suka. Arkadeus mengatakan, saat ini jaringan seluler Telkomsel sangat dibutuhkan masyarakat setempat, agar mereka bisa berkomunikasi dengan keluarga mereka yang merantau di luar kota.
"Saat ini, banyak warga yang membutukan komunikasi harus berjalan kurang lebih 5 kilometer bahkan untuk keperluan komunikasi yang sifatnya mendadak warga rela panjat pohon demi mendapatkan sinyal seluler," ungkap Arkadeus.
Tokoh muda Kecamatan Maurole, Arkadeus Aku Suka. Sumber foto : Istimewa.
Lebih lanjut, mantan aktivis PMKRI Ende itu menjelaskan, sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah empat desa tersebut mendapat arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar ke depannya wajib mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Tentu program Pemerintah Pusat itu tidak dapat terlaksana jika jaringan seluler Telkomsel dan internet tidak memadai.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga mendesak Pemkab Ende dan manajemen Telkomsel Nusa Tenggara untuk dapat merespons keluhan masyarakat di empat desa di Kecamatan Maurole itu, sehingga mereka bisa menikmati jaringan seluler dan jaringan internet seperti masyarakat lainnya di wilayah Kabupaten Ende.
"Kami sangat mengharapkan respons cepat dari pihak-pihak terkait agar keluhan kami dapat terjawab," ujar Arkadeus. (FP-07).