Abrasi Mengganas, Gedung MI dan MTS Al-Fatah di Nangahale Sikka Terancam

Konten Media Partner
26 November 2021 18:32 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi abrasi pantai di depan Sekolah MTs dan MI Al Fatah Nangahale, Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka NTT, Jumat (26/11) siang. Foto : Athy Meaq
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi abrasi pantai di depan Sekolah MTs dan MI Al Fatah Nangahale, Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka NTT, Jumat (26/11) siang. Foto : Athy Meaq
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAUMERE - Musim angin tenggara merupakan pergerakan angin musim timur yang terjadi setiap bulan Agustus sampai Oktober setiap tahun membuat abrasi kian mengganas di pesisir pantai Nangahale, Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
Fasilitas pendidikan yakni SMP/MTs dan SD/MIs Al-Fatah Nangahale, terancam abrasi. Akibat gelombang pasang, selain abrasi, air laut juga menggenangi halaman kedua sekolah, bahkan air laut masuk sampai dalam kelas.
Demikian dikeluhkan orang tua siswa dan guru di MTS dan MI Al-Fatah Nangahale kepada media ini Jumat (26/11) siang, terkait ancaman abrasi yang kian mengganas di wilayah itu.
"Musim tenggara, air laut penuh di halaman sekolah. Bahkan air masuk sampai dalam kelas. Jadi kami sengsara kalau sudah masuk musim tenggara," kata Arman, salah seorang guru bidang studi di MTs Al Fatah Nangahale
Arman menjelaskan, pada saat musim barat khusus untuk siswa MI Al Fatah, sangat mengganggu penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena air masuk sampai dalam ruang kelas.
ADVERTISEMENT
"Saat musim barat atau tenggara, kalau pas hujan besar, kadang kita siswa tidak bisa mengikuti KBM, karena halam sekolah tergenang air laut," ujarnya.
Hamdan (45) warga Nangahale yang rumahnya terletak di samping MTs Al Fatah Nangahale menjelaskan dalam 5 tahun terakhir abrasi pantai kian mengganas dan mengancam pemukiman warga dan fasilitas umum.
Akibatnya turap penahan gelombang ambruk diterjang gelombang pasang. Selain itu abrasi menggerus badan jalan depan MTs dan MI Al Fatah sehingga sebagian badan jalan ambruk.
"Saat turap dan badan jalan ambruk, air laut leluasa masuk ke halaman sekolah dan pemukiman warga pada saat musim tenggara dan musim barat," kata Hamdan.
Menurut Hamdan, setiap tahun warga bersama pihak sekolah bergotong royong menutup jalan yang ambruk, dengan menyusun batu batu agar bisa dilalui kendaraan dan bisa menghalangi laju gelombang air laut saat musim barat.
ADVERTISEMENT
Pihak sekolah berharap agar pemerintah segera bangun turap penahan gelombang di sepanjang pesisir pantai Nangahale khususnya di depan MTs dan MI Al Fatah Nangahale, agar siswa bisa mengikuti KBM secara baik.
Kepala BPBD Kabupaten Sikka M. Daeng Bakir mengatakan bahwa BPBD sudah melakukan survei dan pengukuran sepanjang 200 meter di pesisir pantai Nangahale. Mulai dari depan MTs dan MI Al Fatah sampai di lokasi masak garam.
"Kami sudah survei, bahkan sudah ukur sepanjang 200 meter di pantai Nangahale. Rencanya akan dibangun tanggul penahan abrasi dalam waktu dekat," kata Daeng Bakir
Oleh karena infrastruktur sehingga hasil survei diserahkan kepada tim teknis pada Dinas PUPR kabupaten Sikka untuk dilakukan perencanaan dan penghitungan anggaran untuk segera dikerjakan.
ADVERTISEMENT
Kontributor : Athy Meaq