Akses Energi untuk Mendorong Kemajuan Desa dan Kegiatan Produktif

Konten Media Partner
25 Agustus 2019 8:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara peresmian dan serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Desa Boaefeo, Kabupaten Ende, Sabtu (24/8) pagi. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Acara peresmian dan serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Desa Boaefeo, Kabupaten Ende, Sabtu (24/8) pagi. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
ENDE - Hingga 74 tahun merdeka, Indonesia masih menghadapi tantangan penyediaan akses energi yang berkualitas untuk semua warga negaranya. Banyak desa di Indonesia, terutama di kawasan timur Indonesia belum menikmati akses energi modern, padahal energi modern adalah prasyarat kemajuan dan pembangunan.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan akses energi juga tidak berhenti pada penyediaan listrik saja, melainkan juga bagaimana akses energi dapat mendorong kegiatan produktif, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pembangunan desa.
Berdasarkan ini, Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan Catholic Agency for Overseas Development/CAFOD (bermarkas di Inggris) mengawali proyek percontohan penyediaan akses energi dengan menggunakan perangkat Energy Delivery Model (EDM) di Desa Boafeo, Ende, Nusa Tenggara Timur.
Proyek ini dimulai sejak tahun 2016 dan pada Sabtu (24/8) IESR secara resmi menyerahkan instalasi pembangkit listrik surya atap (PLTS atap) yang telah dipasang di SD Katolik Boafeo beserta alat bantu belajar mengajar pada masyarakat Boafeo; sebagai salah satu perwujudan solusi penyediaan energi perdesaan yang direncanakan dan dipilih bersama masyarakat.
ADVERTISEMENT
”Pemasangan instalasi PLTS atap ini merupakan langkah awal implementasi EDM dan Boafeo menjadi desa pertama di Indonesia yang kami jadikan percontohan. Kami berharap energi surya yang tersedia di SDK Boafeo ini dapat mendorong semangat anak-anak untuk belajar, mempermudah proses belajar mengajar, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan mereka,” tutur Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, dalam sambutannya di acara serah terima tersebut.
Menurutnya, Energy Delivery Model (EDM) merupakan sebuah pendekatan unik untuk penyediaan akses energi pada mereka yang membutuhkan. Pendekatan ini berangkat dari pengamatan bahwa penyediaan akses energi yang memiliki dampak luas dan berkelanjutan untuk masyarakat (“pengguna energi”) memerlukan partisipasi masyarakat dalam proses perancangannya.
Peran serta masyarakat menjadi penting karena layanan akses energi tersebut harus mampu menjawab kebutuhan mereka dan sesuai dengan konteks sosio-ekonomis dan budaya setempat.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh pihaknya menambahkan IESR melihat EDM sebagai pendekatan yang cocok untuk diterapkan di Indonesia dengan tantangan penyediaan akses energi yang ada dan keragaman budaya serta konteks lokal. Pada awal tahun 2016, bermitra dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), IESR memulai proyek percontohan EDM ini di Desa Boafeo, Ende, Nusa Tenggara Timur.
Ia menerangkan NTT dipilih karena memiliki tingkat kemiskinan energi (energy poverty) yang paling tinggi di Indonesia. Hingga tahun 2019, rasio elektrifikasi NTT masih berada di kisaran 72%, tertinggal dibanding provinsi lain di Indonesia.
Pengurus Besar (PB) AMAN dan Pengurus Wilayah (PW) AMAN Nusa Bunga (Ende) memfasilitasi pemilihan lokasi-lokasi desa adat di Indonesia yang mengalami kemiskinan energi sekaligus memiliki potensi pengembangan akses energi dan produktivitas desa; dan seterusnya bekerja dengan IESR untuk pendampingan desa.
ADVERTISEMENT
Boafeo merupakan salah satu desa di Nusa Tenggara Timur yang belum terjangkau jaringan listrik PLN, terletak di atas bukit dengan infrastruktur jalan terbatas, dan memiliki potensi produksi kopi yang melimpah. Sebagian besar masyarakat Boafeo bekerja sebagai petanikopi, coklat, kemiri, dan cengkeh. Hasil panen mereka dijual di pengumpul yang datang ke desa atau dibawa setiap hari pasar ke ibukota Kabupaten Ende yang berjarak 2 jam dari desa.
Marlistya Citraningrum, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan menambahkan untuk tahap implementasi awal ini, IESR telah mendampingi masyarakat Boafeo untuk pelatihan praktik pertanian dan pengolahan kopi, penyediaan PLTS atap untuk kegiatan pendidikan, dan pelatihan pedagogi untuk guru-guru SDK Boafeo dan sekitarnya sehingga mereka dapat melakukan praktik pembelajaran interaktif.
ADVERTISEMENT
“Penyediaan listrik dengan PLTS atap di SDK Boafeo ini merupakan kebanggaan bagi kami, selama ini SDK Boafeo mengalami kesulitan untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara optimal karena belum adanya listrik. Siswa membutuhkan penerangan untuk belajar kelompok di malam hari, sehingga listrik dari PLTS atap ini sangat bermanfaat,” ungkap Agustinus Rani kepala sekolah SDK Boafeo.(FP-07).