AWAS Desak Polres Sikka Selesaikan Kasus Dugaan Pemukuluan Terhadap Wartawan

Konten Media Partner
15 Juli 2021 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yanuarius Arlino Weliyanto, wartawan SCTV yang bertugas di Sikka saat mendatangi Mapolres Sikka pada Kamis (15/7). Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Yanuarius Arlino Weliyanto, wartawan SCTV yang bertugas di Sikka saat mendatangi Mapolres Sikka pada Kamis (15/7). Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
MAUMERE – Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) mempertanyakan sekaligus mendesak Polres Sikka agar segera menyeselesaikan kasus dugaan pemukulan dan perampasan terhadap salah satu wartawan di Kabupaten Sikka, Yanuarius Arlino Weliyanto oleh sejumlah warga Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/6) lalu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga itu diduga merupakan keluarga korban meninggal akibat keracunan ikan buntal yang menewaskan sebanyak empat orang warga Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Kasus itu, dilaporkan ke Polres Sikka pada tanggal 29 Juni 2021 sekitar pukul 15.10 WITA dengan nomor laporan polisi, LP/146/VI/2021/NTT/RES SIKKA.
Ketua Aliansi Wartawan Sikka (AWAS), Ruben Suban Raya kepada media mengatakan, aparat kepolisian harus cepat memproses kasus dugaan pemukulan dan perampasan hingga adanya kepastian hukum.
“Ya, AWAS mempertanyakan penanganan kasus ini sudah sejah mana. Aparat kepolisian harus cepat memproses hingga Adanya kepastian hukum,” ujar Ruben Suban Raya kepada media ini pada Kamis (15/7).
Sementara itu, Kapolres Sikka, AKBP Sajimin saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp pada Kamis (15/7) mengatakan, saat ini kasus tersebut sedang ditangani Polsek Waigete tetapi tetap dikoordinir oleh Polres Sikka.
ADVERTISEMENT
“Kita masih melaksanakan penyelidikan. Kalau ada perkembangan, kami infokan. Terimakasih,” ujar Kapolres Sajimin.
AKBP Sajimin juga menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah ada beberapa orang yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Untuk diketahui, kasus dugaan pemukulan dan perampasan dialami oleh wartawan televisi SCTV Yanuarius Arlino Welianto (30). Korban dikeroyok seusai meliput penguburan empat korban keracunan ikan buntal di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/6).
Yanuarius Arlino Welianto atau biasa disapa Arnol menjelaskan, kejadian berawal sekitar pukul 10.00 Wita ia pergi menuju ke Desa Hoder untuk meliput penguburan empat jenazah korban keracunan ikan buntal. Sesampainya di sana, ia sempat mewawancarai keluarga korban dan mengikuti semua proses penguburan jenazah. Bahkan kata dia, ia sempat makan bersama di rumah keluarga para korban.
ADVERTISEMENT
Usai liputan penguburan empat jenazah korban keracunan ikan buntal itu, ia pun langsung pamit meninggalkan rumah keluarga korban. Selanjutnya ia menggunakan motornya menuju ke Maumere. Dalam perjalanan, tiba-tiba ia melihat sejumlah keluarga korban lainnya sedang merusak rumah pelaku yang memasak ikan buntal. Untuk itu, ia pun turun dari motornya untuk melakukan peliputan perusakan rumah pelaku yang dilakukan oleh keluarga korban. Ia pun turun dari motor dan sambil memegang handphone. Tiba-tiba ada salah satu warga yang tidak dikenalnya langsung menunjuk dirinya. Kemudian, sejumlah massa langsung datang mengeroyoknya.
"Saya juga kaget. Mereka datang langsung keroyok. Saya hanya pasrah saja saat dipukul karena banyak orang sekali. Untung pada saat itu saya ada pakai helm. Jadi mereka pukul kepala saya kenal di helem," cerita Arnold, Rabu (30/6) Ia pun mengaku sempat melihat salah satu keluarga korban hendak mengayunkan parang di badannya. Namun, beruntung ada salah satu warga langsung mencegah dan meminta dirinya untuk melarikan diri. "Saya lihat ada salah satu keluarga korban mau potong saya dengan parang. Tapi ada satu warga menahannya dan minta saya untuk lari. Jadi saya langsung lari menggunakan motor," papar Arnol.
ADVERTISEMENT
Selain dikeroyok, ungkapnya, handphone dan tasnya dirampas oleh warga hingga ia melarikan diri ke kantor Polisi.
"Saya punya handphone dan tas dirampas oleh warga. Saya sudah laporkan kasus ini di SPKT Polres Sikka," tandas Arnol.
Kontributor : Albert Aquinaldo