Banjir di Talibura, NTT: 52 Rumah dan 2 Hektare Sawah Terendam

Konten Media Partner
6 Januari 2020 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah warga di Desa Talibura yang terendam banjir pada Senin (6/1/2020) pagi. Foto: Mario WP Sina.
zoom-in-whitePerbesar
Rumah warga di Desa Talibura yang terendam banjir pada Senin (6/1/2020) pagi. Foto: Mario WP Sina.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Sebanyak 52 rumah yang tersebar di wilayah Rukun Tetangga (RT) 02-RT 13, Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, pada Minggu (5/1/2020) hingga Senin pagi (6/1/2020) terendam banjir akibat luapan air dari Kali Tadanong.
ADVERTISEMENT
Demikian disampaikan oleh Kepala Desa Talibura, Yohanes Yosef Pawe, yang ditemui di Kantor Desa Talibura, Senin (6/1/2020).
Yohanes Yosef Pawe mengatakan banjir terjadi akibat luapan air dari Kali Tadanong. Tingginya intensitas hujan menyebabkan Kali Tadanong tidak mampu menampung pasokan air sehingga meluap dan menggenangi puluhan rumah warga dan lahan pertanian yang berada di tepi kali dan yang berdekatan dengan kali.
Dikatakan Yohanes Yosef Pawe, selain merendam rumah warga, banjir juga merendam 2 hektare sawah warga. Selain itu, juga menyebabkan 2 ekor babi dan 50 ekor ayam mati terendam banjir.
Ia mengatakan pihak pemerintah desa sudah mendata dampak kerugian yang ditimbulkan akibat banjir yang terjadi dan sudah melaporkan kepada pihak BPBD Sikka yang pada Senin (6/1/2020) pagi mendatangi Desa Talibura.
ADVERTISEMENT
Pantuan florespedia, air masih merendam rumah warga yang berada di samping Kantor Desa Talibura. Selain itu, juga merendam lahan persawahan tadah hujan yang berada di dekat kantor desa.
Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Yulen Siswanto mengatakan, pihaknya turun langsung memantau kondisi dan dampak bencana yang terjadi di Desa Talibura sehingga bisa mempersiapkan bantuan darurat bagi warga korban terdampak banjir.
Yulen Siswanto mengatakan selain memantau banjir di Desa Talibura, pihaknya juga mendatangi Desa Bangkoor untuk memantau terjadinya banjir, juga mendatangi Desa Darat Pantai untuk melihat langsung kondisi robohnya Madrasah Ibtidaiyah Tanjung Darat akibat terjangan angin kencang.
"Kami turun melakukan pendataan di berbagai desa yang terdampak bencana banjir maupun angin kencang sehingga bisa dilanjutkan dengan langkah penanganan kedaruratan," ungkap Yulens Siswanto.
ADVERTISEMENT
---
Stori ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang.
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected].