Berlumpur, Kumuh, dan Semrawut: Pasar Malanuza di NTT

Konten Media Partner
21 Maret 2019 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu lama di salah satu area Pasa Malanuza, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Foto oleh : florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu lama di salah satu area Pasa Malanuza, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Foto oleh : florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
Pasar Malanuza merupakan salah satu pasar mingguan di Desa Malanuza, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini, pasar tersebut membutuhkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngada.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan kondisi pasar ini memprihatinkan. Banyak sampah yang masih menghiasi area pasar. Tak hanya itu, infrastruktur jalan juga tak pernah diaspal.
Pantauan Florespedia pada Kamis pagi (21/3), terlihat jalan yang berupa jalan tanah masih terlihat berlumpur. Ada pula sampah plastik dan jenis sampah lainnya yang ada di badan jalan. Terlihat sampah juga menumpuk di area depan pasar berhadapan dengan bangunan utama pasar.
Tumpukan sampah serupa juga terlihat di sekitar lapak-lapak penjual di dalam pasar. Sampah juga berserakan di jalan di antara lapak penjual. Sampah yang menumpuk seperti sudah dibiarkan begitu saja dalam jangka waktu lama.
Salah seorang warga Malanuza, Nikolaus Pango, mengatakan selama ini Pasar Malanuza kebersihannya belum terjaga dan tidak terawat baik.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, pasar ini memang memiliki petugas kebersihan, tetapi untuk menjaga kebersihan pasar tidak maksimal. Sehingga sampah berserakan di mana-mana dan semakin menambah kumuhnya pasar.
Selain itu, petugas dari Dinas Perhubungan juga tidak mengatur kendaraan yang melintas di lokasi pasar agar keluar dan masuk sesuai jalur yang sesungguhnya.
Menurut Nikolaus, selama ini petugas dari Dinas Perhubungan hanya meminta kontribusi parkir dengan karcis dan tidak mengatur arus lalu lintas kendaraan.
"Kami berharap agar semua petugas itu bekerja secara maksimal sehingga proses transaksi di pasar ini kelihatan baik," kata Nikolaus.
Seorang warga Malanuza lainnya, Gregorius Suwa, mengatakan pasar ini pernah ditangani oleh pihak desa selama enam bulan, dan kondisi pasar nampak bersih. Setelah dialihkan pengelolaannya, kondisi pasar berubah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sampai saat ini pun para penjual tidak tetap pada tempat yang sebenarnya sudah dibagikan oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag.
Kata Gregorius, pasar dan para penjual tidak diatur oleh petugas karena sampai sekarang petugas untuk mengatur belum jelas keberadaannya.
"Harapan kami sebagai masyarakat, pasar ini lebih baik kembali dikelola oleh pemerintah desa, sehingga warga masyarakat setempat punya rasa memiliki pasar ini," ungkap Gregorius.
Usai hujan, jalan di area Pasar Malanuza berlumpur karena belum dilakukan pengaspalan. Sumber foto : Istimewa.
Lanjutnya, di pasar itu juga sampai sekarang listrik pun belum berfungsi padahal sudah lama instalasi listrik terpasang. Kondisi ini juga turut membuat CCTV yang sudah terpasang tidak berfungsi.
"Kami juga berharap agar para penjual diatur kembali ke tempat masing-masing oleh dinas terkait sehingga penjual tidak mencari tempat sesuai keinginan sendiri," kata Gregorius.
ADVERTISEMENT
Sebagai warga, dirinya juga mengharapkan pemerintah untuk menyiapkan tempat sampah di sekitar pasar sehingga pasar kelihatan bersih dan rapi.
"Saya minta kepada pemerintah untuk menyiapkan tempat sampah di lokasi pasar, agar sampah yang berserakan akan dibuang pada tempatnya," ungkap Gregorius. (FP – 05).