news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cegah Corona, Masyarakat Desa Dikesare di NTT Gelar Ritual Adat Tolak Bala

Konten Media Partner
2 April 2020 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tua adat Desa Dikesare menggelar ritual adat menolak bala untuk mencegah penyebaran wabah corona di Desa Dikesare. Foto: Sisko Making.
zoom-in-whitePerbesar
Tua adat Desa Dikesare menggelar ritual adat menolak bala untuk mencegah penyebaran wabah corona di Desa Dikesare. Foto: Sisko Making.
ADVERTISEMENT
LEWOLEBA- Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19, seperti halnya masyarakat Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, yang mengelar ritual adat tolak bala/penyakit untuk mencegah penyebaran virus corona. Ritual adat tolak bala ini digelar di Pantai Lewolein, Desa Dikesare, pada Rabu (1/4/2020).
ADVERTISEMENT
Tokoh Adat Desa Dikesare, Amir Raya Paliwala mengatakan ritual adat tolak bala atau dikenal dengan Lede Lewu ini dilakukan oleh tuan tanah (Suku paliwala Iku, Koto, Koro, Kepite duli, Kepite lewu). Ritual ini sebagai salah satu upaya untuk menjauhkan desa dan masyarakat dari mara bahaya dan penyakit, salah satunya mencegah penyebaran virus corona.
"Melalui ritual ini kami ingin meminta kepada leluhur dan Lewotana agar virus COVID-19 tidak menyebar di Desa Dikesare," ungkap Amir, demikian ia disapa.
Lanjut Amir, pelaksanaan ritual ini wajib dihadiri oleh seluruh keluarga dan masyarakat yang ada di Desa Dikesare. Setiap warga yang datang wajib membawa anyaman dari daun lontar. Warga kemudian membawa anyaman tersebut ke pinggir pantai lalu di kumpulkan dan digantung pada sebatang bambu yang ditancapkan di pinggir pantai.
ADVERTISEMENT
Sebelum dilakukan upacara tersebut salah satu suku dari Kepite Lewu memberi tanda dengan melakukan pukulan dengan mengunakan sebatang kayu pada dinding-dinding rumahnya dan meneriakan kata “ Lodo -Lodo ( keluar – keluar )”, setelah itu baru diikuti oleh semua warga di rumah masing-masing.
Dikatakan Amir, kemudian akan dilakukan seremonial pemberian makan untuk leluhur oleh tuan tanah atau pemangku ulayat dengan membacakan mantra-mantra adat sambil memotong seekor anak ayam dan dibagikan kepada leluhur disetiap masing-masing suku yang ada di Desa Dikesare.
"Pada malam hari tidak di izinkan untuk menyalakan penerangan dalam bentuk apa pun dan suasana kampung hening. Seluruh rumah penduduk akan gelap gulita hal ini di lakukan selama empat malam berturut-turut," jelas Amir.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Suku (Tuan Tanah) Muhammad Raya Paliwala mengatakan ritual ini merupakan tradisi dan warisan adat yang sudah di lakukan turun temurun.
Warga Desa Dikesare memadati lokasi upacara adat digelar. Foto: Sisko Making.
Kepala Desa Dikesare, Ektakius Suban mengatakan, ketika selesai upacara mengatakan Pemerintah Desa sangat serius memerangi dan antusias dalam penanganan pencegahan virus corona.
Salah satu cara yakni dengan pelaksanaan kegiatan ritual adat. Ritual ini merupakan salah satu agenda yang dilakukan pemerintah dalam hal perpanjang tangan pemerintah daerah sesuai dengan usulan atau arahan Wakil bupati Lembata beberapa minggu yang lalu.
Kepala Desa Dikesare juga mengharapkan agar setiap warga mematuhi aturan dan tata tertib adat tersebut. (EA,Kominfo Lembata).