Cerita Tantangan Pengusaha Cafe di Maumere di tengah Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
22 Januari 2021 6:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yuyun Darti Baetal, pemilik sekaligus pengelola Cafe La Galigo Maumere. Foto : Albert Aquinaldo
zoom-in-whitePerbesar
Yuyun Darti Baetal, pemilik sekaligus pengelola Cafe La Galigo Maumere. Foto : Albert Aquinaldo
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Semenjak merebaknya pandemi COVID-19, banyak usaha bisnis terpaksa gulung tikar.
ADVERTISEMENT
Sebagiannya lagi terpaksa merumahkan beberapa karyawannya dengan alasan efisiensi karena menurunnya omset. Bahkan ada yang mem-PHK-kan karyawannya.
Hal itu juga dialami oleh Yuyun Darti Baetal, pemilik sekaligus pengelola Cafe La Galigo di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
Namun, Yuyun tidak sampai pada merumahkan atau mem-PHK-kan karyawannya.
Ditemui florespedia di Cafe La Galigo pada Kamis (21/1/2021), Yuyun mengaku bahwa selama merebaknya pandemi COVID-19, usahanya mengalami penurunan omset atau penurunan pendapatan.
"Yang jelas sama seperti yang lain juga kan, merasakan hal yang sama seperti menurunnya jumlah pelanggan, yang biasanya banyak, ya sekarang menurun sampai 50 persen dan otomatis berpengaruh juga pada omset," ujar Yuyun.
Kendati demikian, wanita yang juga aktif di kegiatan sosial tersebut tidak menyerah begitu saja. Dirinya mencoba beberapa strategi bisnis agar tetap bertahan di tengah "hantaman" pandemi COVID-19.
Beberapa pengunjung saat berada di Cafe La Galigo. Foto : Albert Aquinaldo
"Kami coba melakukan layanan delivery, kemudian juga peningkatan promosi baik di Facebook, di Instagram dan terus ditingkatkan promosi-promosi walaupun orang yang tadinya enggan nongkrong, dengan ini, mereka datang," tandasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Diakui bahwa penurunan omset sangat dirasakan betul oleh wanita berdarah Makkassar ini karena awal-awal membuka usaha tersebut, dirinya tidak pernah menyangka akan ada pandemi COVID-19 seperti saat ini.
"Kalau saya tau begini, saya tidak akan buka usaha tapi karena tidak tahu akan terjadi begini jadi, ya, sudahlah tapi ini tantangan awal tapi mudah-mudahan kalau sudah berakhir akan jadi lebih baik lagi," ucap Yuyun penuh harap.
Lebih lanjut Yuyun menceritakan bahwa dirinya sempat putus asa pada awal-awal masa pandemi COVID-19 dan sempat memutuskan untuk mengkontrakkan tempat usahanya karena saking sepinya pengunjung dan pada saat itu terjadi pembatasan kegiatan bermasyarakat secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten Sikka mengingat meningkatnya jumlah kasus COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada penghasilan selama 3 bulan itu, jadi saya juga, sudalah, saya kontrakan saja tempat ini sehingga saya lebih fokus ke usaha saya yang lain lagi tapi kemudian saya berpikir, saya sudah terlalu banyak berkorban dan mengeluarkan biaya yang cukup besar juga jadi saya maju saja, apapun yang terjadi, saya maju saja, sambil terus belajar dan belajar, membangun strategi bagaimana caranya supaya apa yang sudah saya perjuangkan tidak hancur begitu saja," ucapnya.
Namun Yuyun mengaku, meski mengalami Pemuda omset, dirinya tetap bisa membayar gaji dua karyawannya dan bisa membeli bahan-bahan keperluan usahanya.
Yuyun juga mengaku bahwa sebenarnya terbesit rasa takut terpapar COVID-19 saat melayani para pengunjung yang datang ke Cafe La Galigo mengingat meningkatnya kasus transmisi lokal beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dirinya selalu meminta dua karyawannya untuk tetap memakai masker saat melayani pengunjung dan juga menyiapkan tempat cuci tangan.
Selain sebagai pemilik Cafe La Galigo, dirinya juga merupakan salah satu pengurus UMKM di Kabupaten Sikka. Meski sebagai salah satu pengurus, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan bantuan tambahan modal usaha.
Dirinya berharap kepada pemerintah agar mendukung usahanya yang menjadi salah satu terdampak pandemi COVID-19 agar mendapatkan akses bantuan penambahan modal untuk UMKM.
Kontributor : Albert Aquinaldo.