Derita Janda Tua di Ende, NTT, yang Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot

Konten Media Partner
12 Juli 2019 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah reyot yang ditempati seorang diri oleh Katarina Nele di Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende. Foto oleh: Djolan Rinda,florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Rumah reyot yang ditempati seorang diri oleh Katarina Nele di Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende. Foto oleh: Djolan Rinda,florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
ENDE - Seorang janda berusia 54 tahun, Katarina Nele, tinggal sendirian di rumah tua beralaskan tanah. Rumah seluas kira-kira 5x6 meter yang terletak di Jalan Nenas, Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, NTT, itu sudah tampak reyot.
ADVERTISEMENT
Di dalam rumah, hanya ada satu kasur yang diletakkan di dalam kamar yang digunakannya untuk beristirahat pada malam hari. Dinding rumahnya terbuat dari pelepah bambu dan sudah tampak bolong-bolong di berbagai sisi, sehingga harus ditutupi dengan tripleks.
Katarina Nele. Foto oleh: Djolan Rinda, florespedia/kumparan.com
Kepada florespedia, ia menuturkan, rumah yang ditempatinya itu adalah peninggalan dari orang tuanya. Sedangkan, tanahnya milik salah seorang warga yang meminta keluarga Katarina untuk menjaga tanah tersebut.
"Saya tinggal di sini sejak tahun 70-an saat bapak saya masih hidup kami di sini jaga orang punya tanah, suami saya sudah kasih tinggal saya dengan anak satu. Sekarang dia sudah nikah lagi. Anak saya sudah berkeluarga tinggal di Boanawa," ungkap Katarina, Jumat pagi (12/7).
ADVERTISEMENT
Katarina tak sanggup memperbaiki rumahnya karena ia tak mempunyai penghasilan tetap. Untuk menafkahi hidupnya, janda sebatang kara ini hanya mengandalkan hasil dari berjualan bensin eceran di jalan raya yang tidak jauh dari rumahnya dan berkebun di tanah kosong milik orang lain.
Tampak depan rumah reyot yang ditempati oleh Janda Katarina Nele. Foto oleh: Djolan Rinda,florespedia/kumparan.com
Miris, karena rumah reyot yang ditempati Katarina itu jaraknya hanya kurang lebih 50 meter dari Kantor Bupati Ende. Katarina mengungkapkan, beberapa tahun lalu, pemerintah kelurahan pernah memberikan bantuan 50 lembar seng.
Akan tetapi, sekarang seng tersebut telah rusak dan bocor, sehingga pada musim hujan rumah tersebut mengalami kebocoran. Sampai saat ini, ia belum mengganti atap seng yang bocor karena ketiadaan dana.
"Aduh Ema kalau musim hujan angin saya sudah tidur seng bocor jadi bertahan saja mau bagaimana lagi ini saja orang punya tanah kami jaga," ungkap Katarina Nele.
ADVERTISEMENT
Dirinya sungguh mengharapkan adanya bantuan lagi dari Pemerintah Kabupaten Ende. Harapannya adalah program rumah susun, sehingga mereka yang berpenghasilan rendah bisa menempati rumah susun tersebut. (FP-07).