Diduga Masalah Ekonomi, Seorang Pengungsi Gempa Palu di NTT Bunuh Diri

Konten Media Partner
1 April 2019 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunuh diri Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Aksi bunuh diri kembali terjadi di Manggarai Timur, Provinsi NTT. Kali ini, Muhamad Ridwan Latim Pagi (43), pengungsi gempa Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan meninggal dunia karena gantung diri di Kampung Paka, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur sekitar pukul 11. 00 WITA, Minggu siang (31/3).
ADVERTISEMENT
Kasus bunuh diri dilakukan Muhamad Ridwan Latim Pagi dilakukan dengan cara mengikatkan tali nilon pada leher, kemudian tali tersebut diikatkan pada balok yang tersimpan di atas pelagon dalam rumah. Lalu ia menggantungkan dirinya setinggi 2,5 meter dari lantai rumah.
Kepala Satuan Sektor (Kapolsek) Borong, AKP Virgantara Sjarifudin, mengatakan Ridwan (8), anak korban yang masih kelas 1 SD, melihat korban meminum obat dan muntah-muntah sekitar pukul 11.00 WITA, Minggu (31/3).
Setelah itu korban naik ke atas loteng dengan memegang tali nilon pada tangannya dan pada saat itu pula anak korban pergi memberitahukan ke pamannya, Rudianus Galus (40), yang sedang berada di rumahnya sekitar satu kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP).
"Mendengar informasi tersebut, saudara Rudianus Galus dan saudara Nikolaus Jematu langsung ke TKP dan ternyata benar korban dalam keadaan tergantung," ujar AKP Virgantara Sjarifudin.
ADVERTISEMENT
Saksi Nikolaus Jematu pun mengira korban masih bisa tertolong karena badan korban masih terasa hangat, sehingga Nikolaus langsung memotong tali yang terikat pada leher korban. Namun, ternyata setelah diturunkan korban sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Virgantara mengatakan hasil wawancara dengan istri korban Yuliana Pahung (30), diketahui korban merupakan pengungsi bencana gempa Palu yang tinggal di Kampung Paka, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.
Sebelumnya, korban pernah meminta kepada istrinya, Yuliana Pahung, untuk kembali lagi ke Palu, namun karena belum punya uang, sehingga keinginannya itu belum juga terealisasi.
Yuliana mengaku sempat mengajak korban untuk ke kebun orang untuk mengetam padi dengan gaji harian sekitar pukul 08.00 WITA, Minggu (31/3). Namun, korban menjawab nanti dirinya menyusul.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 10.30 WITA, Yuliana mendengar informasi masyarakat dari Kampung Paka bahwa korban telah meninggal dunia karena gantung diri, dan akhirnya istri korban kembali lagi ke rumahnya.
Menurut Yuliana, selama tinggal sementara di kampung Paka, korban sering mengeluh kepadanya karena kerap tidak punya uang, tetapi dirinya selalu menjawab "Kita harus bersabar sambil kerja mencari uang untuk biaya pulang ke Kota Palu," ungkap Yuliana.
Kapolsek Borong juga menjelaskan korban diketahui hobi merokok dan mengonsumsi minuman keras (miras). Namun, tidak pernah terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga antara korban dan istrinya.
“Korban juga hobi merokok dan hobi mengonsumsi miras, namun selama mereka suami istri tidak pernah terjadi perkelahian sampai terjadi kekerasan. Keadaan umum pada mayat korban terdapat bekas lilitan tali pada lehernya. Korban memakai kaus dengan celana panjang," ungkap AKP Virgantara Sjarifudin. (FP – 04).
ADVERTISEMENT