Jelang Musim Hujan, Ratusan Warga di Amakaka, Lembata Akan Mengungsi di Kebun

Konten Media Partner
26 Oktober 2021 6:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto: Beberapa pondok milik warga yang bakal menjadi tempat pengungsian sementara di saat musim hujan. Foto: Teddi Lagamaking.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto: Beberapa pondok milik warga yang bakal menjadi tempat pengungsian sementara di saat musim hujan. Foto: Teddi Lagamaking.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
LEWOLEBA - Ratusan warga di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata dipastikan akan mengungsi ketika musim hujan tiba di awal bulan November 2021 mendatang.
ADVERTISEMENT
Alasan ratusan warga itu memilih keluar dari desa hanya karena mereka takut dan masih trauma akan ada bencana Badai Seroja seperti yang terjadi di 4 April 2021 silam.
Ana Theresia Bulu, warga desa Amakaka yang ditemui media di Parek Walang, Senin (25/10) menjelaskan kalau mereka sudah pasti keluar dari desa dan tinggal di kebun.
Wanita 33 tahun ini bersama keluarganya akan tetap tinggal di pondok yang menjadi tempat pengungsian sementara sambil menunggu musim hujan berakhir.
"Sudah ada pondok sederhana, nanti suami, saya dan anak-anak tinggal disini. Mertua mereka tinggal di pondok juga tapi nanti di bagian atas," ungkap ibu dua anak ini.
Ana menjelaskan, banjir bandang dan tanah longsor akibat Badai Seroja kemarin membuat mereka harus kehilangan banyak sanak keluarga termasuk harta benda.
ADVERTISEMENT
"Masih trauma sekali, gunung gemuruh setiap hari, nanti hujan lebat kami takut lebih baik di oring (pondok) supaya lebih aman," ujarnya.
Sekretaris Desa Amakaka, Ignasius Roning menjelaskan bahwa sebanyak 324 KK di Amakaka akan tinggalkan desa dalam waktu dekat.
Ignasius juga menuturkan, ratusan warga itu akan tinggal di pondok-pondok supaya selain untuk menetap tapi juga bisa memanfaatkan waktu untuk bekerja di kebun.
"Warga nanti ke Duliwoho, Kalabahi 1 dan Kalabahi 2, tiga tempat itu kebun, jaraknya juga jauh dari kampung," katanya ketika dikonfirmasi media, Senin (25/10).
Tidak hanya itu, dijelaskannya juga bahwa sebanyak 30 KK yang hingga hari masih menetap di desa, mereka juga nanti dengan sendirinya bakal keluar dari sana.
ADVERTISEMENT
"Selama ini ada 200an KK sudah keluar dari desa, walau selalu pulang pergi kampung, tapi musim hujan pasti semua tinggal di pondok," ujarnya.
Keterangan foto: Salah satu bangunan Huntara di lokasi Waisesa. Foto: Teddi Lagamaking.
"Sekitar akhir bulan ini atau awal bulan pasti semua sudah keluar dari kampung", tuturnya.
Menurut Kepala Desa Amakaka, Thomas Tiro bahwa pihaknya sedang berupaya agar masyarakat bisa berada ditempat yang aman ketika musim hujan tiba.
Dia bahkan bekerja sama dengan beberapa lembaga non pemerintah supaya mendapat bantuan bangunan hunian sementara di luar proyek RISHA yang menjadi program nasional Kementerian PUPR.
"Ada bantuan dari lembaga HI dan HABITAT sebanyak 67 rumah, hunian sementara" terang Thomas Tiro ketika dikonfirmasi media, Senin (25/10).
Selain itu, lanjutnya, pemerintah desa juga terus berupaya agar penduduk yang nanti tinggal di pondok atau huntara bebas dari masalah penerangan.
ADVERTISEMENT
"PLN sudah bantu kita, listtik kita tarik dan beberapa pondok sudah bisa menyala, yang lain dengan lampu sinar surya," ucapnya.
Dan untuk mengatasi warga yang rentan sakit selama di hunian sementara dan pondok, pihaknya akan bekerja sama dengan Puskesmas Waipukang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.
Untuk diketahui, bencana Badai Siklon Tropis Seroja pada 4 April 2021 lalu itu menyebabkan lima desa di Lembata rusak parah, termasuk menelan puluhan korban jiwa. Satu dari lima desa tersebut adalah Desa Amakaka.