Kabupaten Nagekeo, NTT, Butuh Vaksin Rabies

Konten Media Partner
7 Agustus 2019 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin rabies  Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin rabies Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
ADVERTISEMENT
MBAY - Dari 2017 hingga Juni 2019, telah terjadi 757 kasus warga digigit hewan terduga rabies di Kabupaten Nagekeo, NTT. Rinciannya: 745 gigitan anjing, 11 gigitan kucing, dan 1 gigitan monyet.
ADVERTISEMENT
"757 kasus gigitan tersebut telah kami atasi dengan baik dan sampai saat ini tidak ada kematian akibat rabies," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Rufus Raga, kepada wartawan di ruang kerjanya, 2 Agustus 2019.
Rufus merincikan bahwa laporan kasus gigitan terbanyak ada di Kecamatan Aesesa, yaitu 333 kasus. Kedua terbanyak adalah Kecamatan Boawae sebanyak 283 kasus, disusul Kecamatan Nangaroro dengan 186 kasus. Data itu berasal dari tiga Rabies Center di Kabupaten Nagekeo: Puskesmas Danga, Puskesmas Boawae, dan Puskesmas Nangaroro.
"757 kasus gigitan tersebut telah menghabiskan 1.691 fial Vaksin Anti Rabies (VAR)," jelasnya.
Untuk ketersediaan VAR, Rufus menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo baru saja mendapatkan bantuan 400 fial VAR tambahan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
ADVERTISEMENT
"Saat ini stok yang tersedia di kabupaten adalah 300 fial VAR. Sebelumnya pada tanggal 26 Juli 2019 kami telah mendistribusikan masing-masing 50 fial VAR ke Puskesmas Boawae dan Puskesmas Danga," jelasnya.
Rufus mengakui bahwa 400 fial VAR tersebut masih belum mencukupi kebutuhan VAR untuk seluruh wilayah Kabupaten Nagekeo.
"Karena itu kami telah ajukan telaahan Staf kepada bupati untuk membeli lebih banyak fial VAR. Hal ini sangat penting, sebab Kabupaten Nagekeo merupakan wilayah endemik rabies. Kita juga perlu mewaspadai penyebaran rabies melalui perdagangan hewan," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Nagekeo, Antonius Moti, menyatakan bahwa 757 kasus gigitan rabies dan jumlah VAR di Kabupaten Nagekeo membutuhkan perhatian sangat serius.
ADVERTISEMENT
Antonius Moti mengatakan, Kabupaten Sikka telah ditetapkan statusnya sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) Rabies, sementara Kabupaten Ngada telah menetapkan status waspada. Harusnya, kata Moti, Kabupaten Nagekeo yang berada di tengah-tengah kedua kabupaten itu bergerak lebih cepat.
"Seharusnya kita sudah dapat mempredisikan kebutuhan vaksin berdasarkan kasus di tahun sebelumnya. Karena kasus rabies ini terjadi setiap tahun. Sekarang baru ada 400 fial VAR. Itu sangat tidak cukup," tambahnya.
Anton menambahkan bahwa Lembaga DPRD akan memprioritaskan anggaran pembelian VAR untuk Dinas Kesehatan.
"Akan kami prioritaskan karena menyangkut kesehatan dan nyawa masyarakat Kabupaten Nagekeo," ujarnya. (FP-03).