Kala Warga Pedalaman Flores Bikin Jembatan Darurat Tanpa Bantuan Pemda

Konten Media Partner
26 Juni 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Desa Lidi dan Satar Lenda membangun jembatan batu di tengah Kali Wae Musur, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, pada Selasa (25/6). Sumber Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga Desa Lidi dan Satar Lenda membangun jembatan batu di tengah Kali Wae Musur, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, pada Selasa (25/6). Sumber Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
BORONG - Warga Desa Lidi dan Desa Satar Lenda, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, bergotong-royong membuat jembatan batu di Kali Wae Musur, Selasa (25/6). 
ADVERTISEMENT
Warga membuat jembatan batu darurat lantaran Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur tidak kunjung membangun jembatan menuju 2 desa tersebut.
Theodorus Pamput, salah seorang tokoh masyarakat Desa Lidi, menjelaskan puluhan warga membuat jembatan batu darurat di Kali Wae Musur untuk membuka akses menuju Kota Borong dan sebaliknya. 
"Kalau menunggu pemerintah untuk bangun jembatan, kapan? Terpaksa kami inisiatif buat jembatan darurat di sini. Kita gotong-royong kumpulkan batu membuat jembatan darurat di sini agar mobil dan motor bisa lewat. Kami di sini memang sangat terisolasi," jelas Theodorus dalam rilis yang diterima Florespedia, Selasa malam (25/6). 
Warga desa bergotong-royong membangun jembatan batu. Sumber Foto: Dok. Istimewa.
Ia mengatakan, beberapa tahun sebelumnya, pemerintah pernah membangun cross way di atas kali itu, tetapi dalam waktu 45 hari sudah ambruk diterjang banjir bandang. Sesudah ambruk, sama sekali tidak ada perbaikan dari kontraktor pelaksana proyek. 
ADVERTISEMENT
"Kami hanya menyaksikan puing-puing campuran semen yang berserakan di tengah kali saja. Manfaatnya sama sekali tidak dirasakan masyarakat," katanya. 
Ia mengungkapkan, warga Desa Lidi dan Satar Lenda tentu sangat merindukan agar pemerintah membangun jembatan permanen di kali tersebut. Jembatan itu penting untuk mendukung aktivitas ekonomi warga. 
"Mau jual hasil tani dan belanja kebutuhan pokok di Kota Borong, kami sangat sulit. Mau ke kota, mana pikir pikul barang, mana pikul kendaraan. Itu tadi, jembatan yang jadi urat nadi perekonomian warga tidak ada. Kita di sini terisolasi betul," ungkapnya.
"Kami tidak ada cara lain lagi mengeluh kepada pemerintah selain media massa. Semoga dengan diangkat ke permukaan, pemerintah bisa memerhatikan kondisi infrastrukur menuju desa kami," sambungnya. (FP-01).
ADVERTISEMENT