Keluh Kesah Warga Warloka yang Menanti Air Bersih dan Jalan Aspal

Konten Media Partner
17 Mei 2019 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga desa yang melintasi salah satu ruas jalan yang mengalami kerusakan berat. Foto: florespedia/kumparan.com.
zoom-in-whitePerbesar
Warga desa yang melintasi salah satu ruas jalan yang mengalami kerusakan berat. Foto: florespedia/kumparan.com.
ADVERTISEMENT
Warga kampung Warloka, Desa Warloka, Kecamatan Komodo, sampai hari belum menikmati akses transportasi yang lancar. Pasalnya, kondisi jalan yang tanpa aspal menuju kampung tersebut sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Beberapa warga Kampung Warloka yang ditemui di Labuan Bajo, Kamis (16/5), meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) agar jalan menuju kampung Warloka segera diaspal. Pasalnya, hingga saat ini kondisi jalan menuju kampung Warloka masih jalan tanah yang kondisinya juga semakin parah karena jalan berlubang dan banyak kubangan kerbau.
Tokoh  masyarakat Warloka, Arsad Kasim, mengatakan masyarakat Warloka sangat merindukan kondisi jalan yang sangat memadai seperti jalan ke kampung lainnya di Mabar.
Akses transportasi darat untuk kendaraan baik bermotor atau mobil dari dan ke Warloka mengalami kesulitan karena kondisi jalan menuju kampung Warloka yang masih rusak.
"Kerusakan yang paling parah yakni sepanjang tiga kilometer, seperti dari cabang kampung Kenari menuju Kampung Warloka," ujar Arsad Kasim.
ADVERTISEMENT
Warga dari kampung lain yang hendak mengikuti pasar mingguan di Warloka yang dibuka setiap hari Selasa itu terpaksa harus berjalan kaki dengan memikul barang dagangan mereka.
Ilustrasi jalan rusak. Foto: Antara/Anis Efizudin
Dia menjelaskan bahwa akses menuju Warloka dari Labuan Bajo, ibu kota Manggarai Barat, selain jalan darat bisa juga menggunakan kapal motor laut. Hanya saja lebih lancar bila menggunakan jalan darat dengan kondisi jalan yang baik.
Pasalnya, jika menggunakan kapal motor laut, dalam satu hari hanya terdapat satu kali perjalanan, dan itu pun berangkat pagi dari Warloka. Demikian juga sebaliknya dari Labuan Bajo, perjalanannya ditempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. Sedangkan kalau kondisi jalan daratnya diaspal, maka jarak tempuh Warloka–Labuan Bajo hanya satu jam saja.
ADVERTISEMENT
Warga Warloka lainnya, Ahmad Sabar, mengaku telah protes sejak lama dan berkali-kali dalam reses anggota DPRD Mabar. Keluhan kondisi jalan pun berkali-kali disampaikan baik kepada Bupati maupun kepada anggota DPRD Mabar. Namun, tak sekali pun permintaan masyarakat tersebut direalisasikan oleh Pemerintah Daerah Mabar.
"Kami sekali lagi mengharapkan perhatian dari Pemda Mabar untuk segera mengaspal jalan menuju Warloka," ujarnya.
Dia juga mengatakan, meskipun sesekali kendaraan umum bisa tembus masuk ke Warloka, tapi itu saat musim kering saja. Sedangkan kalau musim hujan akses ke Warloka lumpuh total. Ada dua alternatif jalan menuju kampung Warloka, yaitu bisa lewat Nggorang-Translok-Lemes-Kenari-Warloka dan bisa juga via Labuan Bajo-Nanga Nae-Kenari-Warloka.
"Untuk jalur Nggorang, jalan aspalnya baru lewat kampung Lemes, tapi sebagian jalan tersebut ada yang sudah rusak. Sedangkan jalur Labuan Bajo jalan yang sudah di-hotmix baru sampai Nanga Nae. Jarak Labuan Bajo-Warloka kurang lebih 30-an kilometer, namun sampai sekarang akses jalan daratnya sangat sulit karena kondisi jalannya banyak yang rusak," tutur Ahmad Sabar.
ADVERTISEMENT
Selain persoalan jalan yang belum diaspal, persoalan yang dihadapi warga Warloka adalah masalah air bersih. Menurut dia, warga setempat juga sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk kebutuhan air minum, mereka harus beli dari Labuan Bajo dengan harga Rp10 ribu per jerigen, sedangkan kalau untuk mandi dan cuci menggunakan air sumur.
Dikatakan Ahmad Sabar, sebenarnya di Warloka ada dua sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga Warloka, yakni dari Wae Golo Toe dan Wae Cerek.
Terkait masalah air bersih ini juga pernah kami usulkan ke Pemda Mabar agar bisa dibuatkan jaringan pipa menuju kampung Warloka. Namun lagi-lagi usulan tersebut belum ada realisasinya.
"Jadi untuk sementara dua hal ini yang kami butuhkan dan menjadi prioritas diperhatikan oleh pemerintah yaitu masalah jalan dan air bersih. Kami sangat butuh sekali jalan menuju Warloka diaspal. Demikian juga air bersih agar dibuatkan jaringan air pipa dari sumber air Golo Toe atau dari Wae Cerek," harap Ahmad Sabar. (FP-04).
ADVERTISEMENT